Leta sudah tiba di tempat kerjanya bersama sahabatnya Arsha. Leta duduk menemani sahabatnya yang sedang menikmati sarapannya.
Drttt...drt...drt.....
Getaran ponsel membuat Leta langsung merogoh benda pipih itu dari dalam tas kecil miliknya. Ia tersenyum, lalu menggeser tombol berwarna hijau dan menempelkan benda pipih itu di telinganya.
"Halo, Rey. Ada apa?" Tanya Leta begitu lembut dan halus membuat sahabatnya Arsha langsung menghentikan sarapannya dan menatap sahabatnya beberapa detik. Lalu ia kembali menyantap sarapannya.
"Aku hanya ingin memastikan, apakah kamu sudah sarapan atau belum, baby?" Ucap Rey dengan nada suara yang tak kalah lembutnya membuat Leta tersenyum senang.
"Udah, Rey. Kamu sendiri udah sarapan belum?" Leta berbalik nanya dengan nada suara yang tidak berubah.
"Udah dong, sayang. Di sinikan sekarang udah siang hmmm." Jawab Rey membuat Leta terkekeh pelan.
"Aku lupa." Ucap Leta yang mendapat kekehan dari kekasihnya itu.
"Oh iya, sayang. Seminggu lagi aku akan pulang, aku sungguh tidak sabar untuk bertemu denganmu." Seru Ray membuat wajah Leta terlihat sangat bahagia.
"Benarkah! kamu tidak sedang becanda kan, Ray?" Tanya Leta dengan senyuman yang mengembang dari sudut bibirnya.
"Benar, sayang. Aku tidak mungkin becanda. Seminggu lagi aku akan pulang. Dan aku sudah menyiapkan kejutan untukmu nanti." Sahut Ray masih dengan nada suaranya yang begitu lembut dan halus.
"Aku akan menantikannya." Seru Leta kembali mengembangkan senyuman manis di wajah cantiknya.
"Aku tidak sabar untuk bertemu denganmu, sayang. Aku sangat merindukanmu." Ucap Ray terdengar sendu. Menandakan bahwa dirinya memang benar-benar merindukan kekaish hatinya itu.
"Aku, aku juga tidak sabar untuk bertemu denganmu, Ray. Aku seneng banget akhirnya kita bisa bertemu kembali." Sahut Leta membuat Ray menyunggingkan senyuman di seberang telpon sana.
"Aku juga, sayang. Bahkan, aku lebih seneng dan bahagia dari pada kamu." Ucap Ray membuat kedua pipi Leta merona seketika.
"Yasudah kalau begitu aku lanjut kerja lagi ya, sayang. Kamu jaga diri baik-baik di sana. Ingat! Jangan nakal, jangan dekat-dekat dengan laki-laki lain. Mengerti." Sambung Ray terdengar begitu tegas namun juga lembut.
"Iya, aku mengerti. Semangat kerjanya, ya." Ucap Leta di iringi dengan senyumannya yang semakin lebar.
"Iya, sayang. I love you honey, mmmuaach." Ucap Ray kembali membuat wajah Leta merona seketika.
"I love you, to."
Setelah mengatakan hal itu, Leta pun langsung memutuskan sambungannya secara sepihak. Leta masih terlalu malu untuk membalas kiss jarak jauh yang di berikan kekasihnya itu. Leta kembali menaruh ponselnya ke dalam tas kecil miliknya. Lalu ia menggenggam tangan sahabatnya secara tiba-tiba membuat Arsha sedikit terkejut.
"Arsha, aku bahagia banget, akhirnya aku bisa bertemu kembali dengan Raymond. Akhirnya penantianku selama ini tidak sia-sia, Sha." Ucap Leta sambil memperlihatkan senyuman kebahagiaan di wajah cantiknya.
"Serius lo, Ta?" Seru Arsha yang mendapat anggukkan kepala dari Leta. "Aku ikut bahagia mendengarnya, akhirnya sahabatku ini akan bertemu kembali dengan kekasihnya." Ucap Arsha, turut merasakan kebahagiaan sahabatnya itu.
Namun sedetik kemudian, Arsha mulai memperlihatkan tampang sedihnya membuat Leta langsung mengerutkan keningnya bingung. "Lah aku kapan coba bertemu dengan kekasih hatiku. Padahal wajahku tidak jelek-jelek amat. Tapi kenapa susah sekali mendapatkan seorang kekasih." Ucapnya sambil mengercutkan bibirnya.
"Sabar ya Sha, tuh kan di depan ada tukang es cendol, coba kamu deketin, siapa tau dia mau sama kamu, Sha." Ucap Leta membuat Arsha mendelik kesal.
"Kenapa tidak sekalian saja Ta, tukang siomay, tukang bakso, tukang seblak, tukang ketoprak aku deketin." Jawab Arsha sambil menatap Leta kesal.
"Ide bagus itu, Sha" Seru Leta di iringi dengan kekehannya membuat Arsha memelototkan kedua bola matanya.
"Leteshiaaaaaaaa ....."Teriak Arsha semakin kesal.
"Becanda, Sha." Ucap Leta sambil memperlihatkan senyuman tanpa dosanya.
Arsha mencubit gemas hidung mancung sahabatnya itu. "Huuhh dasar!!! Sudah waktunya kerja, ayo kita siap-siap."Ucap Arsha sambil berdiri dan merapikan bekas sarapannya. Leta pun ikut berdiri, lalu setelah itu keduanya pun mulai melakukan pekerjaannya masing-masing.
***
Perusahaan Kendrick Group.
Ken sudah berada di dalam ruangannya. Tiba-tiba saja dia mengingat ucapan Seth, bahwa Leta akan menghubungi nya. Namun, sampai sekarang pun, Leta sama sekali tidak menghubunginya.
"Seth, kenapa perempuan itu tidak menelponku?" Tanya Ken kepada asistennya itu, yang kebetulan masih berada di dalam ruangannya.
"Mmm... Mungkin dia sedang sibuk bos, atau mungkin dia lupa untuk menghubungi anda, bos."Jawab Seth dengan hati-hati. "Jangan tanya saya, bos. Karena saya sendiri tidak tahu." Ucap Seth tentunya dalam hati, mana berani dia berbicara langsung kepada bos dinginnya itu.
Ken menatap asistennya kesal, bagaimana mungkin Leta bisa lupa untuk menghubunginya? Apakah dia tidak tahu jika Ken menantikan panggilan telpon darinya?
"Kenapa dia bisa lupa untuk menghubungiku? Apakah kamu sudah benar memberikan nomorku kepadanya, Seth?" Tanya Ken masih tetap menatap asistennya kesal. Padahal asistennya tidak melakukan kesalahan apa-apa. Dasar bos aneh.
"Tidak, bos. Saya memberikan kartu nama anda kepada nona Leta." Jawab Seth jujur.
Ken menarik nafasnya dalam, tak lupa ia juga mengusap wajahnya kasar, guna menghilangkan moodnya yang saat ini sedang buruk. "Ah sudahlah. Bagaimana pertemuanku dengan pemilik perusahaan Georgy? Sudah kau aturkan, Seth?" Tanya Ken sambil meletakkan kedua tangannya di bawah dagunya, menatap datar sang asisten.
"Sudah bos, nanti malam di restaurant Paradise Dynasty. Pada pukul tujuh malam."Jawab Seth sopan.
"Bagus. Sekarang kau boleh keluar." Perintah Ken masih dengan datar.
"Baik bos, kalau begitu saya permisi dulu."Pamit Seth yang mendapat anggukkan kepala dari Ken. Lalu setelah itu, Seth pun keluar dari ruangan sang bos.
Setelah kepergian, Seth. Ken kembali menarik nafasnya dalam, lalu membuangnya secara perlahan. Tangannya kembali mengusap wajahnya kasar, isi kepalanya saat ini masih di penuhi oleh gadis cantik yang menyelamatkannya dua belas tahun yang lalu itu. Siapa lagi kalau bukan Leta.
Ntah mengapa jika mengingat wajah gadis cantik itu, detak jantung Ken selalu berdegup dengan sangat cepat, rasa rindu untuk bertemu dengan gadis itu seketika muncul dalam dirinya, membuatnya merasa frustasi.
"Argh sial. Sebaiknya aku segera menyelesaikan pekerjaanku, sebelum aku benar-benar gila karena gadis itu." Ucap Ken berusaha untuk menghilangkan bayangan gadis cantik bernama Leta itu dari kepalanya.
Ken mulai meraih berkas-berkas yang ada di atas meja kerjanya, ia mulai memfokuskan dirinya pada berkas-berkas itu, meskipun bayangan gadis cantik itu masih menghantuinya, namun Ken tetap berusaha untuk fokus dengan pekerjaannya saat ini.
Author: Ken fokus saja sama kerjaanmu, ya. Jangan mikirin Leta terus.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Nur fadillah
Iya Thor....kkwkwk🤣🤣🤣
2023-04-28
1
Sholikah Mahrus
visualnya keren banget
2022-08-06
0
Noer Anisa Noerma
bucin sendiri tuh tuan bos 🤭🤭
2022-07-28
1