Ken berjalan menuju balkon kamarnya, ia menatap gelapnya malam yang hanya di terangi oleh cahaya bulan sabit dan beberapa bintang yang menambah keindahan malam itu. Ken tersenyum saat melihat bintang-bintang itu, rasanya ia seperti melihat gadis penyelamatnya sedang tersenyum di antara beberapa bintang itu.
"Bahkan kamu terlihat berada di sana, Leteshia. Kenapa kamu bisa membuatku seperti ini? Apakah ini hanyalah obsesiku semata? Ataukah aku memang sudah benar-benar jatuh cinta kepadamu?" Ucap Ken tanpa melepaskan tatapannya dari bintang-bintang itu.
"Obsesi ataupun cinta, aku tetap harus memilikimu. Bagaimana pun caranya, kamu harus menjadi milikku. Milik seorang Jarvis Kendrick Kyler. Dan aku akan menghancurkan siapa pun yang berani menghalangi rencanaku. Termasuk kekasihmu, Leteshia." Ucapnya lagi sambil mengepalkan satu tangannya menahan sesuatu yan serasa mau meledak ketika ia mengingat gadis penyelamatnya itu sudah memiliki seorang kekasih.
Kediaman Georgy.
Di waktu yang sama Leta telah selesai menyiapkan makan malamnya, kemudian dia pun segera memanggil bibi dan kakak sepupunya Emily.
"Bi, Emily, makan malamnya sudah siap." Ucap Leta berdiri di hadapan pasangan ibu dan anak itu.
"Bagus, yaudah sana kamu pergi." Usir Emily sinis.
Leta hanya tersenyum kecut, tanpa memgucapkam sepatah katapin, Leta langsung pergi menuju kamarnya. Leta sudah terbiasa di perlakukan seperti itu oleh saudara sepupunya dan juga bibinya itu. Namun, Leta tidak pernah ambil pusing, ataupun memasukannya ke dalam hati. Leta selalu bersikap biasa saja, karena Leta sendiri sangat sadar jika bibi dan juga kakak sepupunya itu sangat tidak menyukai kehadirannya.
Sementara itu, Emily dan juga Natalia langsung beranjak dari tempat duduknya, keduanya segera berjalan menuju meja makan, untuk menikmati makan malamnya.
Setelah makan malam selesai, pak Antonius selaku paman Leta baru tiba di kediamannya. Dia berjalan melangkahkan kakinya menuju sofa, lalu duduk sambil menghela nafasnya kasar.
Melihat suaminya sudah pulang, Natalia pun langsung menghampirinya. "Papa baru pulang, bagaimana dengan masalah kantor?" Tanya Natalia sambil memberikan segelas air putih kepada suaminya.
Pak Antonius kembali menghela nafasnya kasar, ia meraih segelas air minum yang di berikan oleh istrinya tersebut, lalu meneguknya dalam satu kali tegukkan.
"Belum mah, papa lagi berusaha mengajukan kerja sama dengan perusahaan Kendrick Group. Karena cuma perusahaan Kendrick Group yang bisa membantu perusahaan kita." Ucap pak Antonius sambil memberikan gelas yang sudah kosong kepada sang istri.
"Perusahaan Kendrick Group, pah? Apa mungkin mereka mau menerima kerja sama dengan perusahaan kita?" Tanya Natalia sedikit ragu ketika mendengar sang suami mengajukan kerja sama dengan perusahaan besar itu.
"Papa juga belum tau mah, tapi ada kemungkinan mereka akan menerima kerja sama dengan perusahaan kita, Soalnya tadi papa di telpon sama asistennya pak Ken, pak Ken memint bertemu besok malam." Ucap pak Antonius sambil menatap sang istri.
"Wah itu bagus pah, bagaimana kalau papa ajak Emlily, siapa tau pak Ken tertarik sama Emily, itu akan sangat menguntungkan buat kita pah." Ucap Antonius antusias. Dia sangat yakin jika Ken akan tertarik dengan kecantikan yang di miliki oleh putrinya itu.
"Iya nanti papa sekalian ajak Emily." Jawab pak Antonius sepemikiran dengan sang istri. Emily memang memiliki wajah yang sangat cantik, body nya pun sangat bagus. Pasti banyak laki-laki yang ingin menjadi kekasihnya. Tentu saja Ken pun pasti akan tertarik dengan kecantikan yang di miliki oleh Emily. Itulah yang ada dalam benak kedua orang tua Emily saat ini.
Emily yang tidak sengaja mendengar pembicaraan kedua orangtuanya pun sangat kegirangan, ia benar-benar merasa sangat bahagia ketika kedua orangtuanya merasa sangat yakin jika Ken akan tertarik oleh kecantikan yang di milikinya itu. Rasanya Emily ingin berteriak dan berjoged saking senangnya.
"Ken, sebentar lagi kita akan bertemu, dan aku sangat yakin jika kamu bakalan tertarik sama kecantikanku ini. Karena hanya orang buta yang tidak tertarik pada kecantikanku." Batin Emily dengan senyuman yang memgembang dari sudut bibirnya.
Rasa percaya dirinya sangatlah tinggi, karena selama ini tidak ada laki-laki yang tidak tertarik oleh kecantikannya kecuali Raymond, kekasih adik sepupunya itu. Ya. Sebelum Ray menjadi kekasih adik sepupunya, Emily selalu berusaha untuk mendekati Ray dengan bermacam alasan. Namun sayangnya, Ray selalu bersikap dingin dan menjaga jarak dengan dirinya. Bahkan Ray selalu menatapnya dengan tidak suka. Ah mengingat Ray, membuat mood baik Emily hancur seketika.
"Sialan! Aku tidak percaya jika Ray tidak tertarik sama kecantikanku ini. Apakah dia sudah buta? Kenapa dia malah menyukai si anak yatim piatu itu? Argh benar-benar bikin aku muak." Gumam Emily sambil mengepalkan satu tangannya kuat menahan amarah yang mulai muncul dalam dirinya.
"Lupakan laki-laki buta itu, Emily. Sekarang lo fokus sama Ken saja, toh dia jauh lebih tampan dan juga sangat kaya. Jika di bandingkan dengan Ray, Ken jauh lebih sempurna." Emily kembali bergumam, kini senyumannya kembali terbit dari wajah cantiknya.
"Sayang! Kamu sedang apa berdiri disini?" Tanya Natalia mengejutkan Emily.
"Mama, bikin aku kaget saja." Seru Emily sambil menatap kesal sang mama.
"Lagian, kamu berdiri di sini, sudah kayak patung aja. Lagi ngapain sih? Kamu lagi nguping pembicaraan mama sama papa, ya?" Ucap Natalia penuh selidik.
"Nggak, mah. Aku baru saja mau pergi ke kamarku. Emm yasudah aku pergi dulu. Bye mom's." Ucap Emily sambil memberikan kecupan di pipi kiri mamanya. Lalu setelah itu, Emily pun langsung bergegas menuju kamarnya.
"Ada apa dengan anak itu? Kenapa tingkahnya aneh sekali?" Batin Natalia bertanya-tanya sambil menatap kepergian putrinya.
***
Keesokan harinya.
Keluarga Georgy, dan juga Leta sudah duduk manis di kursi meja makannya. Mereka sedang menikmati sarapan paginya masing-masing tanpa ada yang mengeluarkan suara sedikitpun.
Leta terlebih dahulu menyelesaikan sarapannya, ia pun segera berpamitan kepada paman dan juga bibinya.
"Paman, Bibi, aku berangkat dulu, ya." Pamit Leta sambil beranjak dari kursinya.
"Hati-hati di jalan, jangan ngebut-ngebut bawa motornya, Leta. Bahaya." Ucap sang paman yang memang menyayangi keponakan satu-satunya itu.
Leta tersenyum sambil mengangkat satu tangannya. "Siap, paman. Aku gak bakalan ngebut, kok. Yasudah aku berangkat dulu." Leta kembali berpamitan kepada pamannya, sang paman hanya menganggukkan kepalanya, sementara sang bibi hanya terdiam tidak merespon sama sekali.
Setelah itu, Leta pun langsung bergegas meninggalkan paman dan juga bibinya. Leta melangkahkan kedua kakinya keluar dengan terburu-buru membuat Antonius menggelengkan kepalanya pelan.
"Anak itu, selalu terburu-buru." Ucap Antonius pelan.
Setelah itu, Antonius pun kembali menyantap sarapannya dengan tenang.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
kaya nya pelakor nya banyak y
2022-07-28
2
Nova
,pd ke gatelan semua yachhhhh nich cewek cewek... sok Kecakepan Dan ke PD an tingkat dewa lg
2022-07-17
2
Nova
percuma pak Antonios...... gak bakal tertarik si ken dg Emily anakmu... lebih baik kamu bawa Letta aja... pasti perusahaan Kamu dibantu langsung Sama ken
2022-07-17
4