Perusahaan Kendrick Group
Ken selalu tiba di perusahaan miliknya tepat waktu. Ia berjalan berdampingan dengan Seth, sang asisten kepercayaannya itu. Seperti biasa, Ken selalu menjadi pusat perhatian para karyawannya. Apalagi para karyawan perempuan yang selalu antusias menanti kedatangan bos tampan mereka itu.
"Selamat pagi pak Ken, pak Seth." Sapa para karyawan tersebut berbarengan.
"Pagi." Jawab Seth datar tanpa menghentikan langkah kakinya, sementara Ken, hanya menanggapinya dengan anggukkan kepala saja.
"Kira-kira perempuan mana ya yang bisa mendapatkan hati si bos dingin kita itu?" Para karyawan mulai bergosip saat bos dan asisten datar itu memasuki lift khusus.
"Hmm mungkin saja perempuan itu, gue." Sahut karyawan satunya lagi.
"Mimpi!" Seru para karyawan lainnya di iringi dengan gelak tawanya.
"Ckk,,, Berharap boleh saja kan." Ucap karyawan yang mengatakan bahwa ialah perempuan yang bisa mendapatkan hati sang bos.
"Boleh saja, tapi harapan lo itu ketinggian, nanti kalau lo jatuh, bisa nyungseb di selokkan. Mendingan lo berharapnya agar bos kita itu jomblo seumur hidupnya, supaya kita bisa bebas menikmati ketampanannya." Seru teman si karyawan tersebut.
"Anjir! Ucapan lo itu.... " Ucapan si karyawan itu tercekat di tenggorokkan ketika ia mendengar suara seorang perempuan di belakangnya.
"Kalau mau bergosip, jangan di sini! Apa kalian mau aku laporkan sama pak Kendrick, hah! Bubar kalian, SEKARANG." seru perempuan itu yang tak lain adalah Ana, sekertaris Ken.
Seketika para karyawan tersebut bubar, dan kembali ke tempat kerjanya masing-masing. Sementara Ana berjalan menuju lift.
***
Ken sudah duduk di kursi kebesarannya, sementara sang asisten, tengah berdiri di hadapannya. Wajah Ken nampak berbinar membuat Seth bertanya-tanya dalam hatinya.
"Ini berkas yang harus anda tanda tangani, bos." Ucap Seth sambil meletakkan berkas tersebut di atas meja kerja bosnya.
Ken tidak menyahut, ia segera mengambil berkas tersebut, lalu menandatanganinya langsung.
"Bos! Apakah nona Leta sudah menghubungi anda?" Tanya Seth membuat Ken langsung menatap ke arahnya.
"Belum dan biarkan saja, toh nanti dia bakal datang sendiri kepadaku." Sahut Ken di iringi dengan senyuman yang baru pertama kali Seth lihat.
Seth mengangguk sembari mengambil berkas yang sudah di tandatangani oleh bosnya tersebut. "Kalau begitu saya permisi dulu bos." Pamit Seth yang mendapat anggukkan kepala dari Ken.
Setelah itu, Seth pun berbalik dan melangkahkan kedua kakinya meninggalkan ruangan bos dinginnya itu.
Setelah kepergian, Seth. Ken kembali menyunggingkan senyumannya, mengingat rencananya berjalan dengan sangat lancar, Ken semakin tidak sabar menunggu hari dimana ia akan menikahi Leta, gadis cantik sang pemilik hatinya.
"Sebentar lagi, Leteshia. Kamu akan menjadi milikku sepenuhnya." Batinnya tanpa menghilangkan senyuman di wajah tampannya.
"Aku semakin tidak sabar untuk menikahimu dan memilikimu, Leteshia. Bagaimana pun juga, kamu lah perempuan satu-satunya yang mampu meluluhkan hatiku. Aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun memilikimu, karena kamu, hanya boleh menjadi milikku." Ucap Ken sambil membayangkan gadis cantik sang pamilik hatinya itu.
Tok...tok...tok......
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya, Ken mendengus kesal, lalu ia segera memerintah orang yang mengetuk pintu ruangannya masuk.
"Masuk." Perintah Ken sambil melepas jas yang melekat di tubuhnya dan menaruhnya di kepala kursi kebesarannya.
Pintu ruangannya terbuka, seorang perempuan cantik yang tak lain adalah Ana masuk dan berjalan menghampiri bos dinginnya tersebut.
"Ada apa?"Tanya Ken dingin sambil menatap tajam sekertarisnya tersebut.
"Maaf mengganggu anda, pak Ken. Saya ingin memberitahukan anda, bahwa di depan ada tamu yang sedang mencari anda, pak." Ucap Anna sedikit menunduk tidak berani menatap bosnya yang terlihat sedang dalam mood yang buruk.
"Siapa? Kenapa kau tidak menelpon?Bukankah disini ini ada telpon?" Ucap Ken sambil menunjuk telepon yang berada di dalam ruangannya.
Ana terdiam, ia memang sengaja tidak menelpon bosnya tersebut, alasannya karena dia ingin kembali mencoba menarik perhatian bosnya itu.
Ana sengaja memakai pakaian yang lebih seksi dari kemarin, ia mengira dengan memakai pakaian yang jauh lebih seksi, bos dinginnya itu akan tertarik kepadanya.
Namun sayangnya, Ana tidak tahu, jika Ken sama sekali tidak tertarik pada perempuan yang berpakaian seksi seperti dirinya. Bahkan menurut Ken, perempuan yang memakai pakaian serba kekurangan bahan itu, lebih mirip seperti ******, yang sedang mencari mangsanya.
"Ma... Maafkan saya pak Ken, saya lupa....Ucapan Ana tercekat di tenggorokkan saat suara dingin sang bos masuk ke dalam indera pendengarannya.
"Katakan saja siapa yang ingin menemuiku?"
"Nona Stela, katanya dia teman masa kecil anda, pak Ken" Sahut Ana kembali ke rasa percaya dirinya.
"Suruh dia pergi, bilang aku sedang sibuk." Perintah Ken membuat Ana tersenyum senang.
"Baik, pak Ken. Kalau begitu saya permisi dulu." Ucap Ana tanpa melepaskan senyuman di wajah cantiknya. Ken tidak menyahut, ia hanya menganggukkan kepalanya saja.
Ana pun segera berbalik dan melangkahkan kedua kakinya menuju pintu ruangan bosnya, Ana segera membuka pintu ruangan itu, lalu ia keluar, tak lupa ia juga menutup kembali pintu tersebut.
Setelah kepergian Ana, Ken pun mulai melakukan pekerjaannya, namun baru saja beberapa menit, pintu ruangannya terbuka lebar. Seorang perempuan berwajah cantik masuk begitu saja tanpa memperdulikan raut wajah Ken yang terlihat begitu kesal sekaligus marah.
"Maafkan saya pak Ken, perempuan ini memaksa untuk masuk ke dalam ruangan, anda." Seru Ana sambil berdiri di samping perempuan yang sudah menerobos masuk ke dalam ruangan bosnya.
"Kau! Keluarlah." Perintah Ken kepada Ana. Ana mengangguk, lalu setelah itu ia pun keluar dari ruangan bosnya tersebut.
"Siapa yang mengizinkanmu, masuk." Seru Ken sambil menatap tajam perempuan cantik itu yang tak lain adalah Stela.
"Aku kangen sama kamu Ken, aku ingin mengajakmu jalan-jalan hari ini." Ucap perempuan cantik itu dengan nada bicaranya yang manja membuat Ken sangat muak.
"Aku sibuk, lebih baik kau pergi sendiri. Dan jangan pernah datang ke kantorku lagi." Sahut Ken sangat amat dingin.
"Ayolah Ken, kita sudah lama tidak bertemu, aku sangat merindukanmu, aku yakin kamu juga sangat merindukanku." Ucap Stela dengan rasa percaya dirinya yang tinggi.
"Merindukanmu? Kau terlalu percaya diri, Stela. Apa kau lupa dengan ucapanku semalam! Buang semua imajinasimu itu. Sekarang! Kamu keluar dari ruanganku, dan jangan pernah datang lagi ke kantorku, mengerti!" Seru Ken sambil bersidekap menatap kesal perempuan yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi itu.
"Aku tidak akan pergi dari sini, dan aku sangat yakin, suatu saat nanti kamu pasti akan jatuh ke dalam pelukanku." Ucap Stela sambil berjalan mendekati Ken, berniat untuk menggoda Ken.
"Lihatlah, aku sangat cantik, dan aku sangat menggoda. Laki-laki manapun pasti akan tertarik kepadaku, termasuk kamu." Bisik Stela sambil mengulurkan tangannya berniat untuk meraba dada bidang milik Ken.
"Lebih baik kau keluar dari ruanganku, sekarang. Atau aku akan memanggil keamanan untuk mengusirmu." Ucap Ken sambil menghempaskan tangan Stela dengan kasar, membuat gadis cantik itu kehilangan keseimbangannya dan terjatuh di atas lantai.
"Ken.... "
"Pergi! Jangan pernah muncul lagi di hadapanku." Sela Ken dengan nada suaranya yang semakin dingin, membuat Stela langsung bangkit dan pergi dengan membawa amarah yang memuncak.
"Tunggu pembalasanku, Ken. Aku pasti dapat membuatmu bertekuk lutut di bawah kakiku ini." Batin Stela dengan amarah yang semakin memuncak.
Ken menghembuskan nafasnya kasar, lalu ia kembali melakukan pekerjaannya yang tertunda.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Thressia Gwatiny Tan
di mana mana dlm cerita novel knp ya cwe2 nya pada murahan semua,sdh ditolak masih aja kegatelan, entah ada gk ya klo di dunia nyata cwe2 kyk gt?
2022-08-03
3
Noer Anisa Noerma
maka nya jangan terlalu percaya diri
2022-07-28
1
Wirda Lubis
stela ngak punya malu sudah putus urat malu
2022-07-26
0