Paradise Dynasty
Ken dan juga Seth sudah tiba di rastaurant yang menjadi tempat pertemuan antara pemilik perusahaan Georgy dengan dirinya. Mereka berdua melangkahkan kedua kakinya menuju ruang VIP yang berada di dalam restaurant tersebut.
"Bos! Sepertinya pak Antonius datang bersama putrinya." Bisik Seth saat melihat kehadiran wanita muda dan cantik duduk di samping pak Antonius.
"Terserah dia saja." Jawab Ken sambil mempercepat langkah kakinya, namun masih terlihat sangat elegant, membuat wanita muda dan cantik itu yang tak lain adalah Emily terpesona dan bangkit dari tempat duduknya.
Pak Antonius yang melihat kedatangan pemilik perusahaan Kendrick Group pun langsung menyambutnya penuh semangat. "Selamat malam, pak Ken, selamat malam pak Seth, silahkan duduk." Sambut pak Antonius dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.
"Terima kasih, pak Antonius. Mohon maaf karena sudah membuat anda menunggu terlalu lama." Ucap Ken sebelum ia menjatuhkan bokongnya di atas kursi itu.
"Ah tidak pak Ken, saya juga baru sampai." Sahut pak Antonius, kembali menjatuhkan bokongkan di kursi yang ia duduki tadi.
"Syukurlah, kalau saya tidak membuat pak Antonius menunggu lama." Ucap Ken selalu saja datar.
Pak Antonius tersenyum, kemudian ia berkata. "Oh iya, mohon maaf karena saya datang ke pertemuan ini bersama putri saya, saya harap pak Ken tidak keberatan dengan kehadiran Emily putri saya ini."
"Tidak apa-apa, pak Antonius. Kalau begitu mari kita langsung ke poko utama kita saja." Seru Ken sambil menatap lawan bicaranya dengan datar. Ia sama sekali tidak memperdulikan kehadiran Emily, gadis cantik yang sedari tadi memperhatikan dirinya.
"Ah, baiklah. Jadi begini pak Ken, saya ingin mengajukan kerja sama dengan perusahaan anda, saya jamin perusahaan anda bakalan untung jika bekerja sama dengan perusahaan saya." Seru pak Antonius membuat Ke terkekeh pelan.
"Bukankah perusahaan anda sedang mengalami masalah? Lalu! Darimana saya mendapat untung jika perusahaan anda sendiri sedang dalam masalah yang cukup besar?" Ucap Ken membuat pak Antonius terdiam. Sepertinya ia lupa, jika Ken bukanlah pemimpin perusahaan sembarangan, Ke tentunya akan mencari tahu terlebih dahulu perusahaan yang ingin bekerja sama dengan perusahaan besar miliknya itu.
"Tapi, saya bisa saja menerima kerja sama dengan perusahaan anda, namun pastinya ada syarat yang harus pak Antonius penuhi." Sambung Ken membuat pak Antonius seketika mengamgkat wajahnya dan menatap Ken penasaran.
"Apapun syaratnya, saya pasti akan memnuhinya, asalkan pak Ken mau bekerja sama dengan perusahaan saya." Ucap pal Antonius dengan serius.
"Syaratnya sangat mudah sekali, pak Antonius. Anda cukup nikahkan saya dengan... " Ken sengaja menjeda ucapannya, ia menatap pak Antonius yang terlihat sangat penasaran, sementara Emily terlihat berbinar mendengar kata nikah yang keluar dari mulut Ken, si laki-laki tampan yang memiliki kekayaan berlimpah itu.
Tentu saja Emily dapat menebak jika Ken akan meminta sang papa untuk menikahkan Ken dengan dirinya, jika bukan dengan dirinya, lalu dengan siapa lagi? Bukankah putri pak Antonius hanya dirinya saja? Pikir Emily dengan hati yang berbunga-bunga.
"Nikahkan saya dengan keponakan anda." Sambung Ken membuat Emily juga pak Antonius terkejut.
Apakah Emily tidak salah dengar, Ken meminta papanya untuk menikahkan dia dengan gadis yatim piatu itu? Sangat tidak masuk akal.
"Maksud anda, Leta?" Ucap pak Antonius ingin memastikan bahwa yang ia dengar adalah nyata dan pendengarannya baik-baik saja.
Ken mengangguk, ia masih menatap pak Antonius dengan datar tanpa expresi. "Jika bukan dia, lalu siapa lagi?" Ucapnya terdengar sedikit dingin saat melihat raut wajah pak Antonius saat ini.
"Ah sepertinya kamu tidak tahu jika adik sepupuku sudah memiliki kekasih dan sebentar lagi mereka akan menikah." Kini Emily mulai mengeluarkan suaranya. Tangan Emily terkepal kuat menahan emosi yang ada dalam dirinya saat ini.
"Kenapa harus Leta? Bukankah aku yang ada di hadapanmu saat ini? Kenapa kamu malah ingin menikahi gadis yatim piatu itu?" Batin Emily sambil berusaha untuk tetap memperlihatkan wajah anggunnya di hadapan Ken, laki-laki yang menjadi incarannya itu.
"Aku tidak memintamu untuk berbicara. Jadi, tutup mulutmu." Seru Ken sambil menatap tajam Emily. Gadis cantik itu seketika terdiam, ia tidak lagi membuka suaranya, ia benar-benar merasa terhina mendapat tatapan tajam dari laki-laki yang menjadi incarannya itu.
"Bagaimana pak Antonius? Apakah anda setuju dengan syarat yang aku berikan?" Ken kembali bertanya, tatapan matanya mulai menajam saat pak Antonius hanya terdiam dengan seribu bahasa.
"Maafkan paman, Leta. Paman terpaksa menerima persyaratan pak Ken, karena jika tidak, perusahaan paman akan hancur dan bangkrut. Paman tidak bisa membiarkan anak dan istri paman jadi gelandangan." Batin pak Antonius, setelah ia memikirkan persyaratan Ken dengan matang.
"Saya setuju dengan syarat anda, pak Ken. Asalkan anda mau bekerja sama dengan perusahaan saya." Jawab pak Antonius membuat Ken sekilas memperlihatkan senyumannya. Sementara, Emily. Ia terlihat sangat terkejut mendengar apa yang di ucapkan oleh papanya barusan. Sedangkan Seth, ia hanya menjadi pendengar setia saja. Ia sama sekali tidak mengeluarkan suaranya, walau hanya sekedar satu hurup saja.
"Apa papa sudah gila? Kenapa papa malah langsung menyetujuinya? Lalu bagaimana denganku? Argh sialan.... Kenapa anak sialan itu selalu saja menghalangi aku untuk menggapai kebahagiaanku? Aku harus memberinya pelajaran, nanti." Batin Emily dengan amarah yang semakin memuncak.
Kebenciannya terhadap Leta, semakin memuncak, Emily berpikir bahwa Leta lah yang sudah menghalangi dirinya untuk meraih kebahagiaannya. Padahal jelas-jelas semua itu bukan salah, Leta. Namun semua itu karena kesalahan dirinya sendiri yang terlalu memiliki kepercayaan diri yang berlebihan.
Emily selalu berpikir jika setiap laki-laki akan tertarik dan jatuh cinta kepada dirinya, sehingga ia tidak dapat menerima, jika ada satu laki-laki yang menolak kecantikannya itu. Karena bagi Emily, dialah yang paling cantik di antara wanita lainnya, termasuk Leta.
"Keputusan yang tepat, pak Antonius." Ken merapikan jas yang melekat di tubuhnya, lalu ia berdiri dari kursinya. "Kalau begitu, saya permisi dulu dan senang bekerja sama dengan perusahaan anda, pak Antonius." Ucapnya lagi sambil mengulurkan tangan kanannya ke hadapan pak Antonius.
Pak Antonius pun ikut berdiri. "Ah ya silahkan. Saya juga senang bekerja sma dengan perusahaan anda, pak Ken." Jawab pak Antonius sambil menjabat tangan Ken.
Bagi Ken, dia senang bukan karena bekerja sama dengan perusahaan Georgy, tetapi dia senang karena tujuannya sebentar lagi akan tercapai, yaitu menikahi gadis penyelamatnya, sekaligus gadis yang menjadi pemilik hatinya.
Ken dan juga Seth pun mulai melangkahkan kedua kakinya meninggalkan ruangan VIP itu, wajah Ken nampak sangat bahagia, sementara, Seth. Seperti biasanya selalu datar. "Sebentar lagi kamu akan menjadi milikku, Leteshia." Batin Ken sengan perasaan bahagia luar biasa. Padahal tujuannya baru 10% saja, namun ia sudah merasakan kebahagiaan yang luar biasa, bagaimana kalau tujuannya sudah tercapai sepenuhnya? Apakah ia akan berguling-guling saking bahagianya? Ah ntahlah, toh manusia yang sedang jatuh cinta memang selalu bertingkah berlebihan.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
semangat author
2022-07-28
2
Wirda Lubis
Emily jahat sama leta si leta ngak tahu menahu
2022-07-26
0
Vita Zhao
emily tingkat kepercayaanmu terlalu tinggi😏.
emangnya enak di cuekin sama ken, ken hanya ingin menikahi leta buka kamu😌
2022-07-19
2