Ruangan ini telah disulap dengan megahnya. Lampu berkelap kelip dan para tamu serta pelayan yang berlalu larang membawa makanan serta minuman.
Pasca kemarin, Jov langsung menyiapkan pernikahan mereka berdua tanpa ada orang tua karena kedua mempelai itu sudah ditinggal sejak mereka remaja.
"Bahagia?" bisik Jov meski ia tau ada binar sedih di mata Sarah.
"Bahagia, terimakasih," balas Sarah memeluk Jov.
"Tentu, Sayang. Jangan bersedih mereka melihat kita dari sana," bisik Jov menenangkan.
"Ekhm! Enak ya udah nikah. Hamil di luar nikah lagi," sindir Devan menaiki panggung.
"Untuk apa kamu kemari," tanya Jov tajam.
"Melihat mantanku dengan perut besarnya."
"Kamu beneran nikah sama wanita itu?" timpal Meriana yang baru datang.
"Kenapa memang? iri ya?" sinis Sarah.
"Aku pernah merasakannya," balas Meriana sombong.
"Aku juga, ini buktinya." Sarah menunjuk perut buncitnya.
"Sudahlah, jangan menganggu kebahagiaan kami," ucap Jov.
Meriana
aku akan menginap di hotel yang sama denganmu
Jov
untuk?
Malam itu Sarah menggeram marah menunjukkan layar ponsel pada Jov yang tengah menunduk takut.
Meriana
bagaimana dengan bermain di malam pertamamu?
Jov
tidak butuh, punyaku lebih membuat Jov ketagihan!.
Comments