Selamat membaca ...
...****************...
“Kau sampai tahu apa yang aku lakukan? Ck! Luar biasa. Sejak kapan kau mulai mencari tahu keberadaan ku setelah bertahun-tahun lamanya?” decak Roy sambil menampilkan senyum smirk nya.
“Sejak aku ingin menjodohkan mu dengan putri tunggal dari keluarga besar Xander,” jawab Tuan Dendra dengan santai.
“Ck! Pantas saja dulu Mommy lebih memilih meninggalkan orang seperti mu, ternyata keputusannya sudah tepat. Meninggalkan seorang pria yang lebih mementingkan harta dan egonya sendiri. Bahkan, aku sangat malu jika harus memanggil mu dengan sebutan Daddy, kau tidak layak untuk itu,” ucap Roy mendesis sambil menatap tajam ke arah sang Daddy.
“Kau tidak perlu membahas masalah yang sudah berlalu. Mommy mu pergi karena keinginannya yang bodoh. Dia memang tidak pantas untuk hidup di tengah kemewahan keluarga Xavier,” desis tuan Dendra.
“Termasuk aku. Aku tidak layak untuk hidup di tengah keluarga Xavier karena aku adalah seorang pembangkang. Ku rasa hal ini sudah cukup. Aku tegaskan sekali lagi, jika Daddy masih bersikeras untuk menikahkan aku dengan wanita murahan itu, maka aku akan bertindak yang tidak akan pernah kau pikirkan sebelumnya. Pergilah dari Negara ini, sebelum aku mengantar nyawa mu dengan baik,” ucap Sekretaris Roy yang langsung pergi meninggalkan tuan Dendra seorang diri di dalam sana.
...----------------...
Setelah meninggalkan apartement tersebut, akhirnya Roy bergegas pergi ke suatu tempat. Roy melajukan mobilnya menuju tempat perbelanjaan yang ada di pusat kota tersebut. Pria itu mengemudi sambil mengamati pinggiran jalanan yang masih ramai, karena hari masih siang.
Pria itu tersenyum saat melihat beberapa orang tua yang mengajak anak- anak mereka untuk makan dibeberapa tempat makan. Seketika pria itu tersenyum sambil membayangkan betapa indahnya, jika ia dan Yola mempunyai anak juga.
Roy tersenyum penuh mencurigakan, sambil merencanakan cara untuk membujuk Yola agar cepat mempunyai anak. Ia tahu, Yola belum siap akan hal itu. Wanita itu masih ragu akan cintanya, karena Roy juga belum menyatakan cintanya secara resmi pada sang istri.
Setelah beberapa menit, akhirnya Roy sudah sampai di sebuah pusat perbelanjaan di pusat kota tersebut. Entah apa yang akan pria itu beli, tapi pria itu tampak senang sambil melanglahkan kakinya ke dalam sana.
Tanpa disangka pria itu menghentikan langkah kakinya di sebuah toko pakaian tipis seperti jaring laba-laba, lingerie. Ya, pria itu ingin membelikan hadiah untuk istrinya tercinta. Pakaian yang sangat transparan itu sudah tak asing baginya, karena dulu Sean sering memintanya untuk membelikan untuk Rere.
Roy mengambil beberapa model pakaian jaring laba-laba itu, dengan berbagai macam warna yang menggoda. Mengingat Yola yang memakai pakaian itu, membuat Roy tersenyum penuh arti. Ia sedikit geli, saat mengingat wajah Yola yang kesal, jika ia meminta Yola memakai lingerie itu.
Roy segera kembali setelah membeli keperluan malam mereka, dan membeli beberapa bahan makanan untuk di rumah. Baginya, keluarga Yola adalah yang terpenting saat ini selain Sean. Sosok ayah yang baik dan penyabar seperti Tuan Jackson, membuat Roy semakin menyayangi mertuanya itu.
Beda dengan sosok ayah kandung yang ia tinggalkan beberapa tahun lalu, sangat arogan dan egois, membuat Roy tak tahan hingga harus meninggalkan rumah, kekayaan dan kekuasaan sebagai seorang pewaris tunggal.
Tak ingin membuat Yola cemas, meskipun kenyataannya wanita itu sangat santai di rumah. Akhirnya Roy segera kembali menancapkan pedal gas mobilnya menuju rumah sederhana milik mertuanya.
...----------------...
Di sisi lain, seorang wanita tengah membersihkan halaman rumahnya yang masih kotor akibat acara pernikahannya kemarin. Ia tidak menyewa asisten rumah tangga, karena berpikir hal itu akan menguras dompet keringnya.
Namun, beberapa saat setelah hampir semua pekerjaannya selesai. Seorang pria datang menghampirinya, tanpa rasa malu sedikit pun, membuat Yola langsung melirik ke arah pria tersebut sambil mengerutkan dahinya.
Wanita itu mendengus kesal saat melihat siapa yang datang menghampirinya tanpa rasa malu. John, pria yang akhir-akhir ini selalu mengejar Yola. Padahal dulu pria itu bersikap acuh tak acuh pada Yola.
“Ada apa kau kemari?” tanya Yola dengan ketus.
“Aku hanya ingin menemui mu. Apa itu salah?” tanya John balik bertanya dengan santai sambil memasang wajah tanpa dosa.
“Tentu saja kau salah. Kenapa datang saat ayahku punya jam melatih, dan kau malah datang ke rumah ku,” ucap Yola dengan ketus.
“Yola, kenapa sekarang kau berubah dengan cepat. Bahkan, kau terlihat seperti sangat membenci ku. Apa aku punya salah?” tanya John dengan muka tebal, tanpa rasa malu.
“Kau masih bisa bertanya hal ini padaku? Apa kau tidak pernah bercermin pada dirimu sendiri? Cih! menjijikan,” gerutu Yola sambil melayangkan tatapan mengejek, membuat pria yang ada di hadapannya tersebut tidak tahan dan ingin memeluk Yola.
Yola yang melihat akan reaksi John, langsung bersiap untuk mencegah hal itu terjadi. Bagaimana pun, saat ini ia sudah bersuami, dan tidak pantas meladeni pria lain.
Bugh! Bugh!
Yola menendang burung perkutut milik John, hingga pria itu meringis kesakitan dan bersimpuh di bawah sana. Semoga saja pria itu kehilangan semua keturunannya, begitulah doa Yola.
“Ada apa ini?” tanya seseorang dari arah belakang John.
Yola yang mendengar suara tak asing itu, langsung menoleh ke arah sumber suara. Yola membulatkan matanya saat melihat sang suami sudah ada di depan mata.
“A-anu, ini hanya kesalahpahaman saja,” jawab Yola gugup. Roy segera melangkahkan kakinya ke arah Yola. Pria itu langsung merangkul pinggang Yola dengan posesif.
“Apa kau tidak punya kesibukan, hingga harus mendatangi rumah ini?” tanya Roy dengan dingin, sambil melayangkan tatapan penuh selidik ke arah pria yang baru saja bangkit dari bawah.
“Sibuk atau pun tidak, itu bukan urusan mu,” jawab John dengan bodoh.
“Apa kau sudah gila. Tentu saja hal ini sudah menjadi urusan ku, karena kau mendatangi rumah mertua dan istri ku. Cepat pergi atau kau akan menyesali perbuatan mu hari ini,” ancam Roy dengan tegas sambil menatap John dengan kilatan amarah.
Mendengar ancaman Roy. John langsung pergi meninggalkan sepasang suami istri tersebut. Hari sudah semakin sore, hingga Roy mengajak Yola untuk masuk ke dalam rumah secepatnya.
“Apa kau sudah makan?” tanya Roy saat sudah sampai di dalam rumah sederhana itu.
“Hm, tentu saja. Apa kau juga sudah makan?” jawab Yola balik bertanya.
“Sudah. Aku membeli bahan makanan. Aku akan masak untuk makan malam kita,” jawab Roy, membuat Yola mengernyitkan dahinya. Apa pria kaku itu bisa masak, begitu pikir Yola.
Roy melihat Yola hanya terdiam sambil menatap dirinya dengan penuh selidik. Roy tahu, jika wanita itu sedang meragukan keahliannya. Roy tersenyum sekilas dan tetap melangkahkan kakinya, meninggalkan Yola dengan segala rasa penasaran wanita itu.
Terima kasih.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments