Selamat membaca ...
...****************...
“Apa paman kurang tampan?” tanya Sekretaris Roy penasaran.
“Tidak, kata Daddy Vio tidak boleh mengakui ketampanan orang lain selain Daddy,” jawab gadis kecil itu dengan polos, membuat Sekretaris Roy mendengus kesal saat mendengarnya. Sedangakan Yola, wanita itu hanya tersenyum karena menahan kekehannya.
...----------------...
Setelah beberapa lama dalam perjalanan dengan perasaan kesal, akhirnya pria dewasa itu sudah memarkirkan mobil mewahnya di sebuah butik besar.
Tak ingin membuang waktu lebih banyak lagi, Sekretaris Roy membuka kan pintu untuk Yola dan segera menggendong gadis kecil putri Sean.
“Selamat datang tuan, nyonya sudah menunggu kalian,” sapa seorang wanita yang menyambut kedatangan mereka dengan ramah.
“Hm,” jawab Sekretaris Roy datar dan segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam sana.
“Daddy aku ingin turun,” ucap Vio dengan volume suara yang sidikit tinggi, membuat semua orang yang ada di sana menoleh ke arah mereka.
Yola yang merasa di perhatikan oleh semua orang, langsung tersenyum kikuk dan mulai bersikap biasa lagi. Sekretaris Roy langsung menurunkan gadis kecil tersebut dan membisikkan sesuatu pada Vio.
“Nona, apa yang nona katakan, kenapa memanggil paman dengan sebutan Daddy?” tanya Sekretaris Roy setengah berbisik.
“Antara Mommy dan Daddy ada aku, kan tadi paman yang bilang jika paman dan bibi seperti Mommy dan Daddy,” jawab Vio dengan polos. Pria itu hanya bisa menghela napas kasar saat mendengar jawaban konyol tersebut.
Namun, sesaat mereka mendengar suara gerutuan dari beberapa orang sambil melirik mereka dengan tatapan yang tak dapat diartikan.
“Apa mereka baru menikah setelah putri mereka sudah besar,” ucap beberapa orang yang ada di sana, membuat Sekretaris Roy menggeram seketika, tapi Yola menahan agar pria itu tenang dan melanjutkan tujuan mereka datang ke sana.
Hari sudah semakin siang, dan Yola baru saja selesai dengan urusannya. Saat ini, seorang gadis kecil tengah merengek karena ingin membeli banyak permen, yang mana hal itu tidak baik untuk kesehatan, tentu saja orang tua Vio juga melarang hal itu jika berlebihan.
“Paman, aku ingin makan permen bunga itu,” rengek Vio sambil mengerucutkan bibirnya gemas, membuat Sekretaris Roy harus ekstra sabar menghadapi sifat putri kesayangan sang tuannya.
“Nona, sekarang sudah waktunya makan siang, ayo kita makan. Tidak baik jika makan permen tapi belum makan, nanti giginya sakit,” bujuk Yola yang ikut khawatir pada gadis kecil tersebut.
“Benarkah bi?” tanya Vio dengan polosnya.
“Hm, tentu saja, ayo kita makan,” jawab Sekretaris Roy yang menyela Yola.
Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka bisa menyelesaikan acara makan siang mereka, karena Yola yang harus menyuapi gadis kecil itu meskipun Vio menolak. Sekretaris Roy yang sudah melihat waktu yang cukup panjang, akhirnya mengajak pulang dengan alasan Vio harus istirahat.
“Sebaiknya kita harus segera pulang, nona Vio harus tidur siang,” ucap Sekretaris Roy bangkit untuk segera bergegas pulang.
“Paman, gendong,” pinta seorang gadis kecil tersebut sambil mengulurkan tangannya dan segera di gendong oleh pria dewasa tersebut.
“Tuan, sebaiknya saya pulang sendiri saja, biar tuan mengantarkan nona kecil pulang. Saya akan mencari taksi online di depan sana,” ucap Yola canggung, ia juga merasa tidak nyaman jika terus menerus dekat dengan calon suaminya tersebut.
“Apa aku pernah menyuruh mu untuk pulang sendiri?” tanya Sekretaris Roy sarkas sambil menatap Yola dengan dingin, membuat wanita tomboi itu menelan salivanya kasar.
‘Apa dia selalu bersikap dingin seperti itu. Aku tidak tahu, apakah aku akan sanggup hidup dengan pria kaku seperti dia,’ batin Yola sambil menghela napasnya panjang.
“Tapi arah kita beda, aku bisa pulang sendiri kok,” ucap Yola mencari alasan agar tidak pulang dengan pria kaku tersebut.
“Ikut atau aku akan bertindak yang tidak pernah kau pikirkan sebelumnya,” ancam Sekretaris Roy dengan wajah dinginnya.
“Kalau begitu ayo kita cepat pulang. Berikan nona Vio padaku, biar aku saja yang menggendongnya,” ucap Yola pasrah sambil mengulurkan tangannya untuk mengambil Vio dari gendongan Sekretaris Roy.
Vio hanya diam dan pasrah saja saat ia di gendong oleh Yola, karena gadis kecil itu sudah merasa nyaman dengan orang kepercayaan sang Daddy.
Dalam perjalanan, tak ada percakapan sedikit pun, yang ada hanya keheningan terasa mencekam, apalagi Vio sudah tertidur dalam dekapan Yola.
“Apa kau merasa senang?” tanya Sekretaris Roy dengan tiba-tiba, membuat Yola terkejut dan langsung menoleh ke arah sumber suara.
“Tidak ada yang jauh lebih menyenangkan daripada hidup dalam ke bebasan,” jawab Yola datar sambil memalingkan wajahnya ke arah luar jendela.
“Kau senang karena pria yang sangat kau cintai sudah menyatakan perasaannya padamu,” ucap Sekretaris Roy sambil tersenyum menampilkan senyum smirk nya.
“Apa yang kau tahu tentang aku, kau hanyalah orang asing yang tak seharusnya ada dalam jalan hidup ku,” ucap Yola sambil menatap Sekretaris Roy dengan sinis.
“Sahabat yang kau cintai sejak duduk di bangku SMA, tapi dia memilih sahabat mu yang lain untuk cintanya. Apa aku boleh menyebut nama wanita yang menjadi kekasih pria itu?” tanya Sekretaris Roy dengan santai, tanpa menghiraukan lirikan maut wanita yang ada di sampingnya tersebut.
“Cukup Tuan, kau sudah melewati batas,” ucap Yola geram tanpa meninggikan volume suaranya, karena ia takut membangukan Vio yang sedang tidur.
“Aaa sekarang aku tahu, nama wanita itu adalah Mia, salah satu teman mu juga. Apa aku benar,” ucap Sekretaris Roy sambil tersenyum smirk.
Yola hanya diam saja saat pria yang ada di sampingnya menyebut nama wanita yang menjadi kekasih John. Sekretaris Roy yang melihat Yola hanya diam langsung menghentikan mobilnya di tepi jalan.
Yola terkejut karena Sekretaris Roy tiba-tiba saja menghentikan mobilnya, ia menoleh ke arah pria yang ada di sampingnya tersebut dengan tatapan tajamnya.
“Hei! Apa yang kau lakukan?” tanya Yola sambil melayangkan tatapan mautnya pada Sekretaris Roy.
“Kau masih berharap pada pria itu?” tanya Sekretaris Roy penuh selidik.
“Apa kau tidak melihat kita sedang membawa anak orang, apalagi ini adalah anak dari tuan Sean. Sebaiknya kita mengantarkan nona Vio dulu, dan jangan pernah membahas sahabat ku lagi,” ucap Yola kesal dan langsung memalingkan wajahnya ke arah luar jendela.
Setelah mendengar jawaban Yola, akhirnya mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju Mansion megah milik Sean. Tak butuh waktu lama, mereka sudah sampai dan membawa Vio masuk ke dalamnya.
“Nona, maaf kami membawa pulang nona kecil terlambat,” ucap Yola tak enak hati sekaligus takut pada Sean.
“Tidak apa-apa, lagipula seharusnya Vio tidak ikut bersama kalian dan mengganggu waktu kalian berdua,” ucap Rere lembut sambil tersenyum.
“Baby, kau jangan tersenyum seperti itu di hadapan mereka,” bisik Sean yang memang selalu pulang untuk makan siang bersama istrinya.
“Aku sudah tua jika dipanggil baby, berhentilah bersifat kekanakan, mereka itu bukan orang asing,” balas Rere sambil berbisik dengan kesal saat menghadapi suaminya yang berlebihan.
“Tuan, nona, kalau begitu kami pamit undur diri dulu,” ucap Sekretaris Roy menundukan kepalanya.
Terima kasih.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Vita Zhao
roy cemburu😅.
heak, sean gak ingat udah punya dua buntut masih ajah ajah bucinnya kebangetan
2022-09-05
1