Selamat membaca ...
...****************...
Di dalam mobil perjalanan pulang, Yola hanya diam tak berniat untuk memulai sebuah obrolan sedikit pun.
“Apa kau senang sekarang?” tanya sekertaris Roy memecah keheningan. Padahal dirinya tahu jika wanita itu sedang kesal padanya karena hal tadi.
“Cih! Apa kau sedang berpura-pura bodoh?” bukan menjawab, tapi Yola malah balik bertanya dengan sinis nya, pada pria yang ada di sampingnya tersebut.
“Kau ini sangat pendendam ya, aku jadi sangat heran pada pria yang selalu bersama dirimu itu. Apa dia sudah buta, sampai betah saat bersama mu,” ucap sekertaris Roy sarkas, membuat Yola mendelik tak suka dengan apa yang pria datar itu ucapkan.
“Kau tidak berhak menilaiku seperti itu,” ucap Yola dengan ketus, membuat pria yang sedang menyetir itu terkekeh. Yola melirik ke arah pria itu. Tampan.
“Apa kau sudah tertarik padaku?” tanya sekertaris Roy membuyarkan lamunan Yola yang terus menatapnya dengan waktu cukup lama.
“Cih, aku tidak akan sudi, dan jangan pernah mimpi,” ketus Yola sambil memalingkan wajahnya ke arah luar jendela mobil.
...----------------...
Tak lama kemudian, mobil mewah sekertaris Roy sudah terparkir di halaman rumah yang cukup sederhana milik Yola. Ketika Yola keluar dari mobil tersebut, sekertaris Roy juga ikut turun dan membuntuti wanita itu.
“Hei! Apa yang kau lakukan, cepat pergi dari rumahku” usir Yola sambil melotot ke arah pria tampan itu.
“Kau ini sangat pelit, aku hanya ingin menemui ayahmu saja, apa itu salah?” tanya sekertaris Roy yang langsung melangkahkan kakinya mendahului pemilik rumah. Namun, tetap menunggu Yola untuk membuka pintu tersebut dan mengikutnya kembali dari arah belakang.
“Ayah, Yola pulang,” ucap Yola saat melihat sang ayah sedang berbincang dengan sahabatnya. John.
“Yola, apa kau sudah menerima pekerjaan itu?” tanya tuan Jackson yang sudah berdiri menyambut putrinya dan belum memperhatikan pria yang ada di sampingnya.
“Iya ayah, aku sudah menerimanya, jadi ayah tidak perlu bekerja terlalu keras lagi, aku akan berusaha semaksimal mungkin agar kita bisa bertahan hidup,” ucap Yola sambil terkekeh yang di barengi kekehan sang ayah.
Sedangkan, sekertaris Roy menatap tidak suka pada pria yang sedang duduk di sofa yang ada di sana, bahkan tatapan mereka saling bertemu dan saling memancarkan kilatan-kilatan permusuhan. Entahlah, kali ini sekertaris yang di kenal dingin itu merasa terusik dengan keberadaan pria yang sepertinya menyukai wanita galak itu.
‘Cih, meskipun pria itu sudah mengenal lama kelinci liar ku, aku tidak akan memberikan celah untuk membuatnya memiliki kesempatan untuk menangkap kelinciku,’ gerutu sekertaris Roy yang sudah mengklaim bahwa Yola adalah kelinci liar miliknya.
Pria datar dan kaku, hanyalah kedok palsunya saja. Ia juga pria normal pada umumnya, yang ingin mencintai dan di cintai. Setelah sang tuan muda mendapatkan keluarga dan kebahagiaannya, ia juga sempat berpikir untuk mencari sosok wanita yang akan menemani seumur hidupnya.
Beberapa tahun lalu, untuk pertama kalinya. Sosok wanita asing yang berani menendang dirinya di depan muka umum. Dengan galak dan angkuh tanpa rasa takut, wanita itu memaki dirinya. Apa wanita itu tidak mengenalnya, sosok asisten pribadi sekaligus sekertaris pemilik perusahaan besar dan berpengaruh dalam Negerinya, tapi entah kenapa ia merasa ada magnet yang malah membuatnya tertarik pada sosok wanita liar itu.
Entah sejak kapan ia tertarik untuk menguntit seorang wanita dengan inisiatif dirinya sendiri, hingga beberapa tahun terakhir ini, ia masih saja memantau wanita itu tanpa sepengetahuan orang lain, kecuali Sean.
Ia berjanji akan mendapatkan wanita itu, entah itu karena cinta atau obsesi semata, ia tetap harus mendapatkan wanita liarnya.
Tuan Jackson yang baru menyadari keberadaan sekertaris Roy, merasa tidak enak hati karena telah mengabaikan pria itu.
“Nak, ayo duduk dan minum dulu,” ucap tuan Jackson yang langsung di patuhi oleh pria datar itu, membuat Yola mendengus dengan kesal, karena pria datar itu masih ada di rumahnya.
“Emm, bukankah tuan masih ada banyak pekerjaan?” tanya Yola dengan sengaja pada sekertaris Roy, agar pria itu segera pergi dari rumahnya.
“Apakah itu benar tuan?” tanya tuan Jackson tak enak hati pada pria yang terlihat tidak biasa itu.
“Tentu saja tidak, Tuan. Saya masih punya banyak waktu, sebaiknya tuan memanggil nama atau seperti anak tuan sendiri,” ucap sekertaris Roy dengan santai, tanpa melihat raut wajah Yola yang sudah kesal setengah mati, membuat pria datar itu sangat menikmati raut wajah yang sangat menggemaskan baginya.
“Baiklah kalau memang begitu, siapa namamu Nak?” tanya tuan Jackson yang sebenarnya merasa tidak enak jika memanggil dengan namanya saja.
“Nama saya Roy,” ucap sekertaris Roy dengan singkat, membuat pria yang ada di sampingnya menatap dengan sinis ke arah dirinya.
“Baiklah, nak Roy, paman minta maaf jika kelakuan putriku yang sedikit keras kepala dan ceroboh, paman harap nak Roy mau membimbingnya terlebih dahulu,” ucap tuan Jackson dengan ramah, membuat Yola dan John mengerutkan dahinya masing-masing karena heran bercampur kesal.
“Ayah, tidak perlu meminta maaf atas kesalahanku pada orang lain, lagipula aku selalu menjadi anak yang baik kok,” sela Yola yang tak terima jika sang ayah meminta maaf atas perilakunya yang memang sangat jauh dari kata feminim.
“Tidak apa, tuan,” ucap sekertaris Roy dengan ramah namun tetap tanpa ekspresi.
“Terima kasih jika memang begitu. Oh ya, kenalkan ini John, sahabat Yola sekaligus pelatih juga disini,” ucap tuan Jackson mengenalkan pria yang dari tadi hanya diam di samping pria datar tersebut, mmebuat sekertaris Roy seketika melirik tanpa menoleh ke arah pria itu.
‘Cih! Mau bersaing denganku, yang benar saja, karena aku akan mendapatkan apapun yang aku inginkan, termasuk kelinci liar ku,’ gerutu sekertaris Roy saat melihat pria yang ada di dekatnya juga melemparkan tatapan sinis nya, seolah ada peperangan diantara mereka.
“John,” ucap pria yang ada di samping pria datar itu memperkenalkan diri, sambil mengulurkan tangannya. Bukan karena ingin, tapi John juga sedang mencari muka di hadapan seorang ayah dari wanita galak itu.
“Roy,” ucap sekertaris Roy sambil menerima uluran tangan dari pria yang akan menjadi rivalnya tersebut.
‘Cih! Pria datar seperti ini, jangan harap Yola akan tertarik padamu,’ batin John yang meremehkan pria datar itu.
“Sebaiknya sekertaris Roy lebih baik pulang saja,” ucap Yola dengan nada mengusir, entah kenapa ia merasa tidak nyaman dengan keberadaan pria itu.
“Roy, maafkan putriku, dia memang suka bersikap seperti itu,” ucap tuan Jackson tak enak hati.
“Saya akan pergi tuan, mungkin putri tuan mengkhawatirkan saya jika pulang malam,” ucap sekertaris Roy dengan percaya diri dan datar, dan hal itu terlihat sangat serius.
“Hey! Apa kau sudah gila, kau i-,” maki Yola yang langsung disela oleh ayahnya.
“Yola, jaga bicaramu, ayah tidak pernah mengajari dirimu menjadi wanita yang kasar,” ucap tuan Jackson yang kesal ketika sang putri mudah marah dan mengeluarkan kata-kata kasarnya.
“Iya ayah. Tuan, maaf,” ucap Yola pada ayahnya dan meminta maaf dengan tidak ikhlas pada sekertaris Roy, tak lupa juga matanya yang mendelik tidak suka saat dirinya mengucapkan kata-kata maaf.
**To be continue**
Terima kasih
...****************...
Tekan favorite agar dapat notifikasi jika sudah up ya ...
Dukungan kalian sangat berarti buat author remahan seperti Mimin ...
Follow ig Mimin @aran_diah
Lope lope buat kalian semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Vita Zhao
roy kau mengatai jhon apa mengatai dirimu sendiri yang datar itu😅😅😅
2022-09-05
1