Malam yang panjang

Selamat membaca ...

...****************...

Yola yang mengerti arti dari lirikan sekretaris Roy, langsung menutup mulutnya dan mengunci mulut dengan gerakan tangannya.

“Ini semua gara-gara dirimu,” ucap Yola menyalahkan sekretaris Roy.

Melihat Yola yang tengah lengah, sekretaris Roy langsung menarik lengan wanita itu hingga tersungkur ke atas tempat tidur tersebut. Roy segera membalikan tubuhnya hingga kini posisi mereka terbalik.

“Kau membuat ku terlalu lama menunggu,” bisik Roy dengan nada sensual dengan posisi menindih tubuh Yola, membuat wanita itu kesulitan bernapas.

“Lepaskan aku! Cepat!” desis Yola karena takut terdengar oleh sang ayah.

“Kau terlihat tidak sabar untuk menikmati malam yang indah kita,” ucap sekretaris Roy menggoda.

Duk!

Arghh!

Yola menendang jamur milik sekretaris Roy dengan keras dan langsung membalikkan tubuhnya berpindah posisi menjadi di atas.

“Kau jangan pernah berani macam-macam dengan ku tanpa seizin dari ku!” ucap Yola kesal dan segera turun dari atas tubuh suaminya tersebut.

“Kau mau kemana?” tanya sekretaris Roy mencekal tangan Yola.

“Aku akan tidur di bawah saja. Lepas, aku ingin mengambil selimut ku,” ucap Yola dengan nada perintah.

“Tidur lah di sini, aku tidak akan melakukan apapun,” pinta sekretaris Roy dengan datar. Bagaimana, pun ia tidak bisa memaksa Yola untuk melakukan hal yang tidak ia inginkan, karena itu kan menjadi sebuah pemaksaan dan disebut pemerkosaan terhadap istri sendiri.

Yola terdiam sejenak sebelum akhirnya naik kembali ke atas tempat tidur di sisi sang suami. Wanita itu sedikit gugup bisa dekat dengan seorang pria asing yang belum ia kenal sebelumnya. Wajah tampan suaminya mampu membuatnya terpesona dalam waktu beberapa waktu.

Jantung Yola berdegup dengan kencang karena merasa gugup, wajahnya ikut tegang dengan ekor mata yang sesekali melihat ke arah pria yang sejak tadi menatap wajahnya. Pria itu tersenyum smirk saat melihat wajah pucat wanita yang baru saja menjadi istrinya tersebut.

“Apa kau merasa gugup babbe?” bisik sekretaris Roy dengan nada sensual tepat di telinga sang istri, sambil memeluk erat tubuh Yola. Tak lupa juga ia menjilat ujung telinga Yola hingga mulai terlihat memerah.

“Le-lepaskan aku,” ucap Yola yang merasakan gejolak aneh di tubuhnya. Tubuh Yola seperti terkena sengatan listrik hingga ada gelenyar- gelenyar yang membuatnya mengeluarkan suara seksi.

Sekretaris Roy yang mendengar suara indah sang istri, semakin bersemangat untuk melakukan hal lebih dari sebelumnya. Tangannya yang mulai menjalar ke area terlarang, semakin membuat Yola tak berkutik.

“Apa kau ingin merasakan yang lebih dari ini?” bisik Roy pada Yola. Kini pria itu sudah menjilat dan memberi tanda kepemilikan di leher jenjang Yola.

“Lepas,” ucap Yola sambil meringis saat merasakan sesuatu yang mulai menegang di kedua gunung himalay miliknya.

“Apa hati dan pikiran mu sedang tidak sejalan, hum?” tanya sekretaris Roy menghentikan aksinya.

Namun, pada saat pria itu menghentikan penjelajahan di area pegunungan dan hutan, wanita itu langsung menekuk wajahnya seolah kecewa. Sekretaris Roy tersenyum sambil menatap Yola dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

“Apa kau sudah siap?” tanya sekretaris Roy dengan lembut, yang dijawab sebuah anggukan pelan oleh Yola. Wanita itu terlihat malu-malu sambil menundukkan kepalanya.

Mendapat persetujuan dari sang istri, senyum Roy semakin berkembang dan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan baik ini.

Roy segera ******* habis bibir Yola dengan penuh cinta. Tangannya yang lincah menjelajahi dan meremas gunung himalaya tersebut, hingga membuat Yola menggeliat. Yola meremas dan menekan kepala Roy saat pria itu menghisap chococip yang ada di bukit himalanya.

Roy merasakan ular cobra miliknya sudah menegang dan memberontak ingin dikeluarkan. Ia langsung menindih dan mengukung tubuh istrinya. Dengan gerakan cepat dan ganas, Roy membuka seluruh pakaian Yola. Matanya membulat dengan sempurna, saat melihat pemandangan yang sangat indah di depan matanya.

Yola yang sudah tidak memakai sehelai pakaian pun langsung menutupi bagian sensistifnya dengan kedua tangannya dan wajahnya sudah memerah bagai udang rebus, karena menahan rasa malunya.

“Kau tidak perlu menutupinya dariku, aku sudah melihatnya,” ucap Roy sambil mengalihkan tangan milik Yola agar tidak menghalangi pemandangan indah tersebut.

Roy segera membuka pakaiannya hingga tak tersisa, hingga menampilkan ular cobra yang sudah siap untuk bertempur di dalam kandang sana. Yola membelalakan matanya saat melihat ular cobra milik suaminya yang sangat besar, berurat dan sudah tegak melebihi tegaknya keadilan.

“A-apa itu akan muat?” tanya Yola gugup dengan menampilkan wajah polosnya, membuat Roy terkekeh saat mendengar pertanyaan bodoh dari istrinya.

“Kau akan menikmatinya. Tahan lah, ini akan sedikit sakit,” bisik Roy sambil membungkuk untuk ******* bibir Yola agar rasa sakitnya sedikit teralihkan.

Roy sedikit demi sedikit memasukan ular cobra tersebut dengan sedikit menekannya, karena sangat sulit dan masih sempit. Yola meringis saat merasakan sesuatu yang tumpul mencoba untuk masuk dan menyeruak di bagian danau asrinya.

“Sakit,” ucap Yola meringis kesakitan.

“Tahan sedikit, ini hanya sesaat,” ucap Roy sambil mengecup singkat kening Yola, dan mendiamkan ular cobra miliknya agar beradaptasi terlebih dulu di dalam kandang sana.

“Apa masih sakit?” tanya Roy saat Yola sudah mulai merasa relaks.

Roy yang melihat Yola hanya diam saja langsung tersenyum dan mulai mengayunkan pinggulnya dengan pelan. Pria itu mulai menusuk- nusuk dengan sangat intens dan sedikit kasar.

“Kau sangat sempit, babbe,” ucap Roy sambil terus menusuk-nusuk dan tersenyum nakal ke arah Yola, tapi wanita itu hanya diam dan menikmati permainan suaminya.

Satu jam kemudian ...

“Aku ingin buang air kecil,” ucap Yola yang sudah kelelahan dengan keringat yang sudah bercampur keringat Roy.

“Tunggu aku. Kita bersama- sama,” ucap sekretaris Roy mempercepat gerakannya dan mengerang bersama mengeluarkan cairan kenikmatan.

Roy langsung ambruk di tengah bukit gunung himalaya dan mendiamkan ular miliknya agar bisa tersebut tidak keluar. Roy mengecup kening Yola dengan napas kedua insan yang menggebu-gebu.

“Terima kasih,” ucap Roy tersenyum lembut.

Yola hanya menganggukan kepala sebagai tanda jawaban, sambil memejamkan matanya karena merasa lelah. Hingga Roy mencabut ular miliknya dari kandang milik Yola, dan segera terlelap menyelami alam mimpi.

...----------------...

Di sisi lain, seorang pria paruh baya, baru sampai di negara A, di mana sang putra berada. Pria itu langsung ke apartement yang sebelumnya sudah ia pesan untuk selama ia tinggal di sana.

“David, apa apartement ini dekat dengan perusahaan di mana putraku bekerja?” tanya Tuan Dendra pada sang asisten.

“Sudah bos. Hanya butuh waktu lima belas menit untuk sampai ke perusahaan SA Group, tapi untuk satu minggu ke depan, Tuan muda mengambil cuti pernikahannya,” jawab David dengan tegas.

“Anak itu memang keras kepala sejak dulu, sejak saat dia meninggalkan rumah dengan angkuh dan mengatakan tidak akan pernah kembali pada keluarganya. Sekarang dia membuat ku sedikit bangga, karena dia sudah bisa membuktikan ucapannya,” ucap Tuan Dendra berhenti sejenak, sebelum pria paruh baya itu melanjutkan kembali kalimatnya.

Terima kasih.

...****************...

Terpopuler

Comments

Vita Zhao

Vita Zhao

wow, sunggu ular cobra yang sangat berbisa, aku yang takut sama ular tiba-tiba jatuh cinta sama ular cobranya Roy😭😭😅

2022-09-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!