Selamat membaca ...
...****************...
Di sisi lain, sekertaris Roy tengah berbincang meminta pendapat pada sang tuan muda, Sean.
“Apa kau sudah menyatakan cinta pada wanita itu?” tanya Sean sambil menatap dengan penuh selidik ke arah Roy.
“Belum dan tidak akan pernah tuan,” jawab sekertaris Roy datar tanpa menampilkan ekspresi apapun, membuat Sean menepuk jidatnya tak habis pikir.
“Haiss! Kenapa kau ini sangat bodoh. Bagaimana dia tahu isi hatimu jika kau sendiri tidak mengatakannya,” gerutu Sean yang kesal saat menghadapi kebodohan sekertaris Roy. Ia tidak sadar jika dirinya jauh lebih bodoh.
“Karena saya akan menikahinya, jadi untuk apa lagi kata cinta. Bukankah tuan muda juga tidak mengatakan cinta pada Nona Rere saat mau menikah,” ucap sekertaris Roy sarkas dan membuat Sean mendelik tak suka, sambil melemparkan pulpen yang ada di tangannya.
“Roy, kau semakin berani. Dulu keadaannya sangat berbeda, sekarang aku sudah bisa menyatakan cinta pada istriku minimal lima puluh kali sehari,” elak Sean sambil menampilkan wajah tanpa dosa. Sedangkan sekertaris Roy yang mendengar hal itu, langsung melongo tak percaya.
‘Ya! Tuan muda lah rajanya, yang bisa melakukan apapun sesuka hati,’ batin sekertaris Roy tak habis pikir dengan jalan pikiran Sean. Semakin tua semakin menjadi.
...----------------...
Malam ini, setelah makan malam selesai. Tuan Jackson mengajak putrinya untuk berbincang hangat di ruangan tamu. Ruangan sederhana tanpa hiasan apapun di dalamnya. Namun, menjadi tempat ternyaman bagi Yola maupun ayahnya.
“Bagaimana kegiatan ayah di sekolah?” tanya Yola pada sang ayah sambil tersenyum ramah.
“Hm, ayah senang karena sudah banyak yang bisa menguasai ilmu bela diri,” jawab tuan Jackson sambil tersenyum senang.
“Ayah, aku ingin ayah segera berhenti mengajar, di usia ayah yang semakin tua, aku tidak ingin terjadi sesuatu pada ayah,” pinta Yola penuh harap.
“Kau meragukan ayah yang tampan dan gagah ini? Kau tidak perlu cemas, ayah akan baik-baik saja. Sebentar lagi kau akan menikah, anak-anak di sini akan menemani ayah di saat putri ayah pergi dari rumah ini,” ucap tuan Jackon yang seketika merubah raut wajahnya menjadi murung, yang mana hal itu membuat Yola juga ikut merubah raut wajahnya tak enak hati.
“Ayah, apa yang ayah katakan, aku akan selalu bersama ayah. Aku tidak akan pernah meninggalkan ayah,” bantah Yola sambil menggelengkan kepalanya dan mata yang sudah dipenuhi cairan bening.
“Setelah kau menikah, penanggung jawab mu adalah suami mu, dan ayah lah yang akan menyerahkan dan menyaksikan itu semua, tapi ayah tidak akan melepaskan tanggung jawab ayah sebagai orang tua. Ikuti kemana pun suami mu pergi, patuhi dia dalam kebaikan, jika dia melalaikan tugasnya sebagai seorang suami dan menyakiti dirimu, maka jangan diam dan ceritalah pada ayah. Demi apapun, ayah tidak akan pernah rela jika putri yang selama ini ayah sayangi dan ayah rawat dengan kasih sayang harus menderita ditangan orang lain,” ucap tuan Jackson dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
“Ayah, aku sangat menyayangi mu, aku tidak akan sanggup jika harus berpisah dari ayah,” ucap Yola sambil terisak dan sudah memeluk ayahnya.
“Dengarkan ayah, kau akan tetap menjadi putri kesayangan ayah, kita tidak akan pernah berpisah, kau jangan menangis seperti ini. Apa kau tahu, air matamu itu sumber rasa sakit ayah, maka dari itu kau harus bahagia,” ucap tuan Jackson sambil mengelus punggung putrinya.
“Apa kau mencintai Sekretaris Roy?” tanya tuan Jackson sambil menatap wajah putrinya dengan lekat, tapi Yola malah menundukkan wajahnya dan tidak tahu harus menjawab apa.
“Ayah meragukannya?” bukan menjawab, wanita itu justru bertanya balik pada sang ayah.
“Ayah tidak akan pernah meragukan pilihan putri ayah. Apapun dan siapa pun pilihan mu, ayah akan tetap dukung selama itu kebaikan dan juga kebahagaiaan mu,” jawab tuan Jackson sambil mengelus puncak kepala putrinya.
“Aku pasti akan bahagia jika ayah bahagia,” ucap Yola tersenyum.
“Ayah mendengar keributan mu dan juga John, apa ada masalah besar hingga kalian ribut?” tanya tuan Jackson penasaran.
“Kami hanya ada sedikit kesalah pahaman,” jawab Yola tersenyum meyakinkan.
“Selesaikan masalah kalian secepatnya, dia sudah terlalu baik pada keluarga kita. Kau istirahatlah, ayah akan ke kamar,” ucap tuan Jackson segera bangkit dari tempat duduknya dan segera bergegas menuju kamarnya.
...----------------...
Kini Yola sudah berada di kamar miliknya, dan merebahkan tubuh mungil tersebut diatas tempat tidur yang berukuran kecil.
“Apa keputusan yang aku ambil sudah benar, aku takut mengecewakan ayah. Bagaimana jika ayah tahu kalau aku tidak mencintai pria gila itu. Aku rasa ini sudah benar, bukankah pepatah mengatakan lebih baik di cintai daripada mencintai, tapi kenyataannya, hati ini tidak bisa dipaksakan,” gumam Yola sambil terkekeh dengan mata yang berkaca-kaca.
“John, aku harap kau merasakan apa yang aku rasakan,” gumam Yola kemudian memejamkan matanya menyelami alam mimpi.
...----------------...
Malam sudah berganti hari. Seperti biasanya, Yola akan membantu sang ayah untuk menyiapkan bekal sebelum berangkat ke tempat pelatihan, karena semenjak ia dilamar oleh Sekretaris Roy, Ia tidak bekerja di Mansion milik Sean lagi.
“Ayah, ini bekal makanan ayah. Apa ayah sedang menunggu John?” tanya Yola penasaran.
“Iya, sepertinya dia agak terlambat, kalau begitu ayah berangkat lebih dulu. Katakan pada John jika ayah sudah pergi,” ucap tuan Jackson dengan nada perintah.
“Baik yah,” ucap Yola patuh sambil tersenyum ramah pada sang ayah.
“Apa kau akan pergi hari ini?” tanya tuan Jackson sambil menatap wajah putrinya yang sedang gugup.
“Iya, Sekretaris Roy mengajak untuk membeli gaun dan cincin pernikahan kami,” jawab Yola gugup.
“Sekretaris Roy?” tanya tuan Jackson penuh selidik, yang dijawab sebuah anggukan kepala dengan cepat oleh Yola.
“Apa kau memangil calon suami mu seperti itu?” tanya tuan Jackson tak habis pikir.
“Memangnya kenapa?” bukannya menjawab, Yola malah balik bertanya dengan menampilkan raut wajahnya yang polos.
“Haiss, putri ayah ternyata tidak peka terhadap lawan jenisnya,” ucap tuan Jackson sambil menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
“Baiklah, ayah pergi dulu, kau berhati-hatilah,” ucap tuan Jackson lalu segera bergegas pergi meninggalkan Yola seorang diri di rumah sederhana itu.
Setelah kepergian sang Ayah, Yola kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap sebelum calon suaminya datang dengan tiba-tiba.
Drrtt! Drrtt!
Suara getar dari ponselnya membuat Yola terkejut. Yola segera mengambil ponsel tersebut dan melihat nama PRIA GILA terpampang jelas di layar ponsel miliknya. Dengan segera akhirnya Yola menekan ikon warna hijau tanda ia menerima panggilan tersebut.
“Apa kau sedang berselingkuh, hingga lama sekali menerima panggilan dariku?” cecar seorang pria dari sebrang sana, membuat Yola yang mendengar hal itu hanya memutar bola matanya malas.
Terima kasih.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Vita Zhao
Roy benar-benar pri g*la😅😅😅
2022-09-05
0