Penolakan John

Selamat membaca ...

...****************...

Setelah mengatakan keinginannya, akhirnya sekertaris Roy pamit undur diri dengan ditemani Yola, sampai di depan rumah sederhana tersebut.

“Aku akan pulang dan menyiapkan segala persiapan kita,” ucap sekertaris Roy santai.

“Apa kau sudah gila, mengatakan hal yang sama sekali tidak aku ketahui. Kau bilang akan melamar ku satu minggu lagi, tapi kenapa sekarang lebih cepat,” gerutu Yola sambil menatap sekertaris Roy dengan kesal.

“Kau harus bertanggung jawab dengan cepat, karena kau sudah menodai ku,” ucap sekertaris Roy yang tak kalah kesal. Apa pria ini gila, di mana letak menodainya, begitu pikir Yola yang jengah dengan pria yang ada di hadapannya.

“Hei! Mana ada aku menodai mu,” geram Yola menatap sekertaris Roy dengan tajam.

‘Ya, memang sedikit tergigit sih burungnya saat aku teriak membuka mulutku,’ batin Yola yang tiba-tiba menampilkan wajah merah padam dan menjadi salah tingkah.

“Kenapa wajahmu memerah?” tanya sekertaris Roy dengan tatapan menggoda, membuat wanita itu segera sadar dan kembali memasang tampang garangnya.

“Sudah, cepat pergi dari rumahku. Kau sangat mengganggu ku,” usir Yola yang salah tingkah.

Drrtt! Drrtt!

Tiba-tiba suara getar yang berasal dari ponsel milik sekertaris Roy di dalam saku, membuat mereka berdua langsung terdiam. Dengan cepat sekertaris Roy mengambil ponsel miliknya dan melihat siapa yang sudah berani mengganggu momen indahnya ini.

Glekk!

Sekertaris Roy menelan salivanya kasar dan segera merubah raut wajahnya menjadi lebih serius lagi, membuat Yola penasaran.

Tuing tuing!

Yola menaik- turunkan alisnya, tanda ia juga penasaran, siapa yang sudah menelpon sekertaris Roy sampai pucat begitu. Ia hanya tahu pria yang akan menikahinya itu sangat berani, kecuali pada tuan muda Sean, majikannya juga.

Tunggu!

‘Apa jangan-jangan ...,’ Yola ketakutan dalam hati.

“Baik tuan muda, akan saya sampaikan,” ucap sekertaris Roy yang sudah mau selesai berbicara dengan tuan muda Sean. Membuat Yola semakin penasaran, dengan apa yang diucapkan oleh dua orang pria dingin itu.

“Apa ada masalah?” tanya Yola pada sekertaris Roy, saat pria itu selesai berbicara dengan sang tuan mudanya.

“Kau dipecat,” jawab sekertaris Roy dingin, membuat Yola menganga tak percaya.

“Apa yang kau katakan, aku baru sehari kerja dan langsung dipecat. Apa aku punya kesalahan, katakan padaku, apa salahku, aku akan meminta maaf, tapi tolong jangan pecat aku,” ucap Yola tak terima. Aku masih miskin untuk kehilangan pekerjaan ini, begitu pikir Yola.

Pfftt!

Mendengar penuturan Yola, membuat sekertaris Roy tak tahan untuk tidak tertawa. Yola yang melihat pria yang ada di hadapannya tertawa, langsung melayangakan tatapan mautnya, membuat sekertarsi Roy terdiam seketika.

“Kenapa kau tertawa?” tanya Yola sambil menatap sekertaris Roy dengan penuh selidik.

“Oh! Sekarang aku tahu, semua ini karena keinginan mu kan, kau yang meminta tuan Sean memecat ku. Kau sangat tega ya pada wanita miskin seperti aku. Apa kau hanya ingin kaya sendiri saja, sambil menikmati gaji besar mu itu,” ucap Yola bersungut-sungut tanpa henti, dan juga dengan segala opininya.

“Tidak, aku tidak mengatakan apapun pada tuan muda Sean. Ini murni adalah perintah darinya, aku juga tidak tahu apa alasan tuan muda sampai memecat mu. Apa kau melakukan kesalahan saat tadi bersama nona kecil dan nona Rere? Jika benar, pasti tuan muda sangat marah padamu dan akan menindak lanjuti perbuatan mu itu,” tanya sekertaris Roy yang semakin membuat Yola ketakutan.

“Aku tidak melakukan apapun. Aku hanya ...,” ucap Yola menggantung. Ia berpikir kembali apa yang ia lakukan tadi siang bersama Vio dan nona Rere.

Yola ingat jika dirinya duduk santai di taman dan makan siang bersama istri pria posesif itu. Ah Ya! Tuan muda Sean akan tetap cemburu saat dua orang wanita itu bersama dengan orang lain. Tapi siapa yang memberitahu pada pria aneh itu. Bukankah itu juga hal yang wajar, karena ia sedang bekerja dengan putrinya.

“Hanya apa?” tanya sekertaris Roy membuyarkan lamunannya, sekaligus membuatnya terkejut.

“Aku hanya menemani Nona Rere dan nona kecil ke taman setelah latihan. Apa hanya karena hal itu aku dipecat, aneh sekali,” gerutu Yola sambil menatap sinis ke arah sekertaris Roy.

“Aku juga tidak tahu, mungkin saja karena hal lain,” ucap sekertaris Roy bingung.

...----------------...

Setelah perdebatan itu selesai, akhirnya sekertaris Roy pulang. Tanpa mereka sadari, ada seorang pria yang sudah melihat dan mendengarkan pasangan yang mau menikah tersebut.

“Yola,” panggil seseorang pada Yola, yang hendak masuk ke dalam rumahnya. Mendengar suara yang sangat familiar di telinganya, wanita itu langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut.

“John, ada apa kau ke sini sore-sore?” tanya Yola penasaran, meskipun biasanya pria itu selalu datang kapan saja.

“Aku ingin berbicara empat mata dengan mu,” ucap John yang membuat Yola mengernyitkan dahinya, ia merasa heran dengan John yang tiba-tiba berubah sikap seperti ini.

“Tumben sekali kamu,” ucap Yola menatap John dengan penuh selidik.

“Yola, apa benar kamu akan menikah dengan pria kaku itu?” tanya John dengan tiba-tiba menarik tangan Yola, agar duduk di kursi yang ada di sana.

“Dari mana kau tahu hal ini?” bukannya menjawab, Yola malah balik bertanya pada sahabatnya itu. Yola bahkan menatap John dengan penuh selidik.

“Maaf, tadi aku tidak sengaja mendengar percakapan kalian. Apakah hal itu benar?” tanya John berulang untuk memastikannya sendiri.

“Jika memang benar kenapa?” tanya Yola yang heran dengan sikap John.

“Aku tidak suka jika kau menikah dengan pria kaku itu,” jawab John dengan kesal.

“Apa alasanmu mengatakan hal itu. Sekarang pria itu adalah calon suamiku dan aku tidak suka jika ada orang yang menggerutu tentang dirinya,” ucap Yola kesal.

“Lihatlah dirimu, semenjak kau kenal dia, kau semakin berubah. Kau bahkan lebih memilih pria itu di bandingkan dengan diriku,” John semakin kesal karena sahabatnya kini malah lebih memilih pria lain.

“Apa alasanku untuk membela mu, kau hanya seorang teman biasa,” ucap Yola santai yang mana hal itu membuat John semakin mengernyitkan dahinya, tanda tak habis pikir dengan wanita yang ada di hadapannya tersebut.

“Aku, hanya teman biasa? Lalu pria itu apa?” tanya John sambil menunjuk dirinya sendiri.

“Ya, kau hanya teman biasa, sedangkan dia adalah pria yang akan menemani aku seumur hidupku. Dialah sejatinya sahabatku,” jawab Yola kesal.

“Yola, kita sudah berteman sejak lama dan aku tidak pernah melihatmu seperti ini. Apa kau butuh uang hingga mendekati pria itu karena dia kaya?” tuduh John dengan pikiran kejinya, membuat Yola membelalakan matanya saat mendengar tuduhan dari John.

Terima kasih.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!