Selamat membaca ...
...****************...
“Belum tuan,” jawabnya singkat dan menutup topik percakapan diantara mereka.
Hingga tanpa terasa, kini mereka sudah sampai di kantor perusahaan. Dengan langkah cepat akhirnya Sean dan sekertaris Roy memasuki kantor menuju ruangan mereka.
“Roy, kau kerjakan berkas ini terlebih dahulu, aku tidak akan pulang sore,” titah Sean yang baru saja membuka tumpukan berkas yang menggunung di atas meja kerja miliknya, membuat sekertaris Roy bingung. Apa tuan muda ada kepentingan mendesak hingga tidak bisa pulang sore, begitu pikir sekertaris Roy.
“Apa tuan muda ada janji penting, secara pribadi dengan klien?” tanya sekertaris Roy penasaran.
“Tidak ada. Kenapa kau malah bertanya hal itu, aku hanya takut istriku menderita karena terlalu merindukan aku,” jawab Sean dengan sangat percaya diri, membuat sekertaris Roy diam membatu dan tidak bisa berkata apapun lagi. Sekarang Sean lagi kumat, padahal Mimin yakin, jika Rere sedang bahagia menikmati waktunya tanpa Sean si bucin.
...----------------...
Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Rere yang sedang memasak untuk Arga, Vio dan juga Yola.
“Yola, silahkan makan. Kau tidak perlu sungkan, sudah setengah hari kau berkerja sekaligus menjaga Vio,” ucap Rere sambil menggandeng wanita tomboy itu.
“Tapi non--,” ucap Yola tak enak hati, namun segera disela.
“Tidak ada penolakan. Sekarang duduklah,” ucap Rere tegas.
“Baik nona. Terima kasih,” ucap Yola kemudian duduk di samping gadis kecil tersebut.
Drrtt! Drrtt!
Suara dering ponsel milik Rere bergetar di atas nakas yang tak jauh dari meja makan. Dengan secepat kilat, Rere mengambil ponselnya dan melihat siapa yang sudah mengganggu jam makan siang hari ini.
Rere menarik napasnya panjang, saat melihat nama POSSESSIVE HUSBAND terpampang jelas di layar ponselnya. Sadar akan hal itu, membuat Rere langsung menggeser ikon warna hijau, tanda ia menerima panggilan dari suaminya.
“Sayang, kenapa kau lama menerima panggilan dariku?” tanya Sean di sebrang sana dengan nada kesal dan manja.
“Aku sedang menyiapkan makan siang. Memangnya ada apa?” Rere menarik napas panjang kemudian menjawab suaminya dengan datar, ia begitu jengah dengan sikap Sean yang malah semakin manja.
“Benarkah, maafkan aku. Aku hanya takut kau khawatir dan merindukan aku,” jawab Sean dengan percaya diri. Sedangkan Rere, ia begitu jengah mendengar jawaban Sean.
“Mana mungkin aku rindu, kita setiap hari bertemu, sekarang juga belum sehari kita berpisah, dan kau selalu berangkat telat ke kantor. Aku rasa kau lebih banyak menghabiskan waktu di rumah,” ucap Rere kesal.
“Tetap saja aku rindu,” ucap Sean memelas.
“Anak-anak kita sudah menungguku untuk makan. Kau juga jangan telat makan ya,” ucap Rere mengingatkan.
“Iya. Aku mencintaimu,” ucap Sean yang menunggu jawaban.
“Aku juga mencintaimu,” ucap Rere pelan takut terdengar, dan segera memutskan sambungan telepon dengan suaminya.
“Maaf sudah lama menunggu,” uacp Rere tak enak hati.
“Tidak apa, nona,” Yola tersenyum.
Setelah makan siang selesai, akhirnya Rere dan Yola pergi menuju ruang tamu, sedangkan Arga dan Vio, dua anak kecil itu sudah pergi ke kamar mereka untuk tidur siang, setelah beberapa saat bermain.
“Duduklah, kau jangan terlalu gugup begitu,” ucap Rere yang melihat jelas di raut wajah wanita yang ada di hadapannya tersebut.
“Baik, nona. Emm, ada yang ingin saya sampaikan, nona,” ucap Yola gugup.
“Apa itu, katakan saja,” ucap Rere mempersilakan.
“Sepertinya saya tidak jadi untuk tinggal di sini, beberapa hari lagi saya akan menikah dengan sekertaris Roy. Apa nona tidak keberatan jika saya pulang pergi untuk bekerja?” tanya Yola tak enak hati.
“Jadi itu masalahnya, aku tidak akan keberatan. Kau bekerja di sini juga pasti ada alasan tertentu, begitu juga dengan pernikahan kalian. Meskipun kau berhenti bekerja dari sini, aku yakin sekertaris Roy sudah sangat mampu untuk memberimu nafkah, dan aku menyerahkan semua keputusan ini padamu. Aku tidak akan memaksamu untuk terus bekerja,” ucap Rere panjang lebar, memebuat Yola bernapas lega karena sudah mendapat izin dari nona muda di mana ia bekerja.
“Terima kasih, nona. Sore ini saya akan pulang,” ucap Yola dengan sangat senang, tetpai terbesit dalam hati, pertanyaan masalah pernikahannya dengan sekertaris Roy, takut sang ayah tidak akan merestui mereka.
“Tunggu saja di sini dulu, suamiku akan pulang sebentar lagi, pastinya membawa sekeratars Roy bersamanya,” ucap Rere yang tahu jika suaminya akan pulang setelah selesai makan siang.
Setelah satu jam lamanya Yola menunggu, akhirnya dua orang pria datang dengan sangat dingin dan tak menampilkan raut wajah apapun. Sean yang langsung disambut oleh sang istri, sedangkan Yola hanya diam mematung di sana tanpa tahu apa yang harus ia lakukan, saat sang majikan sudah meninggalkan mereka berdua saja.
“Ikut aku,” ajak sekertaris Roy sambil meraih pergelangan tangan Yola, membuat wanita itu membulatkan matanya karena terkejut, pria itu dengan seenak hati menyentuhnya.
“Lepaskan aku, mau kemana kau membawaku?” tanya Yola panik karena ia terus ditarik oleh pria kutub itu.
“Bukankah kau ingin pulang?” tanya sekeratrsi Roy menghentikan langkah kakinya secara tiba-tiba, membuat Yola tak bisa menahan langkahnya sampai tak berjarak dengan pria dingin tersebut.
“Bagaimana kau tahu?” tanya Yola penuh selidik, ia mencoba tidak memperlihatkan rasa gugupnya di hadapan sekertaris Roy.
“Karena aku juga mau ke rumah mu untuk bertemu dengan ayah,” jawab sekeratis Roy santai, sebenarnya ia sudah melihat raut wajah Yola yang salah tingkah karena jarak diantara mereka yang begitu dekat.
“Emm, kalau begitu ayo cepat,” ucap Yola menyetujui.
...----------------...
Hanya butuh beberapa menit saja, akhirnya sekeratris Roy dan Yola sudah sampai di rumah sederhana milik ayah Yola.
“Apa kau serius ingin menikahi putriku?” tanya ayah dengan ragu, ia tahu putrinya tidak menyukai pria yang kini sedang meminta restunya.
“Benar ayah. Aku serius mengatakan keinginan ku untuk melamar dan menikahi putri ayah yang bernama Yola,” jawab sekertaris Roy tegas tanpa keraguan sedikitpun.
“Tapi apa hubungan kalian tidak terlalu cepat, aku rasa kalian baru saling kenal satu sama lain, tapi aku tidak bisa bertindak apapun, karena keputusannya tetap pada putriku. Bagaimana pun ini menyangkut masa depan dan kebahagiaannya,” ucap tuan Jakson tegas, ia tidak ingin mengorbankan kebahagiaan putri satu- satunya.
“Nak, apa kau yakin ingin menikah dengan cepat, apa kalian tidak menunggu untuk memantapkan hati kalian terlebih dahulu?” tanya tuan Jackson menatap wajah Yola yang masih menunduk.
Jauh dari keinginannya untuk menikah dengan pria dingin dan datar seperti sekeratris Roy, yang akan membuat dirinya mati kutu seperti istri yang tak punya kehidupan.
“Aku bersedia dan siap Ayah. Tidak ada yang perlu aku pastikan lagi, karena aku sudah sangat yakin dengan keputusan ku, aku harap ayah merestui kami,” ucap Yola tegas agar sang ayah tidak menaruh curiga sedikit pun.
“Baiklah, jika itu keputusan mu, ayah akan selalu mendukungnya. Lalu kapan kau akan membawa keluarga mu untuk melamar putriku?” tanya tuan Jackson yang kini menatap sekertaris Roy dengan penuh selidik.
“Besok lusa,” jawab sekeratris Roy santai, membuat Yola terkejut dan membelalakan matanya karena terkejut. Bukankah pria itu mengatakan jika akan melamarnya minggu depan, lalu kenapa sekarang malah jauh lebih cepat, begitu pikir Yola.
Terima kasih.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Vita Zhao
sean semakin hari semakin bucin tuh sama rere😅.
dan roy akan lebih bucin daripada sean tuh😅
2022-09-05
1