Selamat membaca ...
...****************...
“Apa kau menganggap aku sebagai wanita gampangan, huh! Hanya karena aku telat menerima panggilan darimu, kau seenak jidat mu menuduh ku berbuat hal yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya,” bukan menjawab, Yola justru bersungut- sungut karena kesal dengan pertanyaan Sekretaris Roy.
“A-aku tidak bermaksud mengatakan hal itu, aku hanya bertanya saja,” ucap Sekretaris Roy gugup karena Yola ternyata jauh lebih menakutkan baginya. Apakah Sekretaris Roy akan takut istri, entahlah.
“Jelas-jelas tadi kau menuduh ku hal yang tidak pernah aku lakukan. Sudahlah, lupakan saja,” ucap Yola dengan kesal.
“Baiklah, aku hanya ingin mengabari mu. Aku akan segera ke sana, jadi bersiaplah, aku juga akan mengajak nona Vio bersama kita, dia sangat merindukan mu,” ucap Sekretaris Roy pasrah, karena tidak ingin berdebat lebih lama lagi, dengan wanita yang akan menjadi istrinya tersebut.
“Baiklah, aku sudah siap,” jawab Yola santai dan segera memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak, membuat Sekretaris Roy mendengus kesal.
Tak lama setelah memutuskan sambungan teleponnya, terdengar suara ketukan pintu dari arah luar, yang mana hal itu membuat Yola mengernyitkan dahinya tanda bingung. Apakah pria gila itu sudah sampai, kenapa cepat sekali, begitu pikir Yola.
Tak ingin membuang banyak waktu, akhirnya Yola segera bergegas untuk membukakan pintu tersebut.
Ceklekk!
Yola membuka pintu tersebut, hingga terlihat seorang pria di hadapannya sambil membawa seikat bunga mawar yang indah.
“Selamat pagi, Yola,” ucap seorang pria yang tak lain adalah John, pria itu menyodorkan bunga tersebut sambil tersenyum percaya diri.
Yola menganga tak percaya saat John yang ada di hadapannya, dan malah memberikan seikat bunga, yang mana hal itu membuat ia merasa tak nyaman. Apalagi sekarang ia sudah ada yang ingin mengikat dengan tali pernikahan.
Bagaimana mungkin ia menerima bunga tersebut dari pria lain. Ia juga takut Sekretaris Roy tahu akan hal ini dan salah paham.
“John, apa yang lakukan?” tanya Yola sambil menatap pria itu dengan tatapan tajamnya.
“Yola, aku ingin meminta maaf atas sikap ku kemarin, yang membuat kau tidak nyaman, tapi aku bersungguh- sungguh ingin mengutarakan niatku untuk hidup bersama dengan mu,” jawab John penuh harap sambil menampilkan raut wajahnya memelas.
“Cukup John, berkali-kali kau meyakinkan aku, tidak akan pernah membuat pengaruh apapun, karena aku sudah memutuskan untuk tetap menikah dengan Roy,” bantah Yola tak terima sambil menatap tajam ke arah John.
“Yola, aku tahu aku salah karena tidak mengerti tentang perasaan mu dulu, tapi sekarang aku tahu. Kau adalah wanita yang aku cintai. Perasaan ku pada Mia hanya sebatas kagum saja,” ucap John berusaha meyakinkan Yola.
“Kau dengan mudah mengatakan cinta padaku setelah ada pria lain yang ingin menikahi aku. Kau dengan mudah mengumbar kata cinta, tapi kau sendiri tidak tahu apa itu cinta. Kau sudah ada Mia di sisimu dan cepatlah pergi,” ucap Yola dengan nada mengusir.
“Aku dan Mia sudah memutuskan hubungan, jadi aku mohon berikan aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku sangat mencintaimu,” ucap John tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Yola yang mendengar hal itu, langsung terkekeh dengan nada mengejek. Ucapan John yang terdengar sangat memuakkan baginya, membuat ia semakin sakit.
“Kau memutuskan hubungan mu demi aku? Apa kau sedang bercanda?” tanya Yola dengan sarkas sambil menampilkan senyum smirk nya.
“Aku tidak main-main dengan ucapan ku La! Aku ingin memperbaiki semuanya, aku ingin kau yang menjadi istriku. Jika kau bersedia, aku akan segera menikahi mu,” ucap John dengan mudahnya.
“Apa kau punya dua nyawa untuk menikahi calon istriku?” terdengar suara bariton dari arah belakang John, membuat mereka berdua terkejut dan langsung menoleh ke arah sumber suara.
Betapa terkejutnya Yola, saat melihat calon suaminya sendiri yang menjawab pertanyaan dari John, apalagi raut wajah Sekretaris Roy sudah berubah menjadi suram.
“Apa maksud mu?” tanya John dengan sinis.
“Cih! apa seorang pria sejati hanya berani bertindak saat orang lain yang sudah memulai lebih dulu, tidak ada,” ucap Sekretsris Roy sarkas, sambil tersenyum smirk.
“Bibi,” ucap seorang gadis kecil yang baru turun dari gendongan Sekretaris Roy. Gadis kecil itu langsung berlari ke arah wanita yang ia panggil dengan sebutan bibi, dan langsung dipeluk oleh Yola.
“Dari awal Yola sudah bersama ku, tapi kau yang tidak tahu malu datang dan langsung merebutnya dariku,” jawab John pada Sekretaris Roy.
“Paman bohong, bibi Yola hanya milik Vio,” ucap seorang gadis kecil yang sedang mendongakkan kepalanya sambil menatap John dengan tajam.
“Tuan, sebaiknya kita segera pergi sebelum terlambat,” ucap Yola mengalihkan topik, karena mereka melakukan janji temu, selain itu juga ada seorang anak kecil yang tak seharusnya mendengar hal yang tidak diinginkan.
“Yola, kau mau pergi ke mana bersama mereka?” tanya John penasaran sambil menampilkan raut wajah cemas.
“Kami akan membeli gaun dan cincin pernikahan kami,” bukan Yola yang menjawab, tapi Sekretaris Roy si pria datar, membuat John menganga tak percaya sambil membulatkan matanya dengan sempurna.
Setelah meninggalkan John seorang diri di halaman rumah Yola, karena pria itu tetap kekeh akan menunggu wanita yang meninggalkannya sampai kembali. Kini, Yola dan Sekretaris Roy sudah ada dalam perjalanan.
“Bibi, siapa paman tadi?” tanya seorang anak kecil yang duduk dalam pangkuan Yola.
“Tadi teman bibi, memang kenapa nona menanyakan itu?” tanya Yola balik sambil mengelus puncak kepala putri Sean itu.
“Vio tidak suka bibi bersama paman itu,” jawab Vio sambil menekuk wajahnya yang imut.
“Paman itu baik kok, memang kenapa Nona tidak suka pada paman tadi?” tanya Yola dengan lembut.
“Paman itu mau merebut bibi dari Vio,” jawab gadis kecil itu mengerucutkan bibirnya.
“Tidak ada yang bisa merebut bibi Yola, jadi Nona tenang saja, karena bibi Yola hanya milik paman Roy,” ucap Sekretaris Roy dengan santai dan menampilkan wajah tanpa dosa.
Yola yang mendengar hal itu langsung membulatkan matanya sempurna sambil melirik ke arah pria yang sedang menyetir tersebut.
“Paman Roy juga tidak bisa,” bantah Vio menatap Sekretaris Roy dengan tatapan tajamnya.
“Ck! Baiklah, hanya nona Vio yang boleh memiliki calon istri paman Roy,” ucap Sekretaris Roy pasrah.
‘Anak kecil ini sudah seperti ayahnya saja,’ gerutu Sekretaris Roy sambil menghela napasnya panjang.
“Paman, istri itu apa?” tanya Vio dengan tiba-tiba, membuat Sekretaris Roy maupun Yola terkejut dan bingung harus menjawab seperti apa pada seorang anak kecil itu.
“Em, istri itu seperti Mommy Vio bersama Daddy,” jawab Sekretaris Roy singkat.
“Oh, tapi Daddy Vio sangat tampan,” ucap Vio menanggapi ucapan Sekretaris Roy dengan santai.
Sekretaris Roy mengernyitkan dahinya saat mendengar kalimat Vio yang seolah meragukan ketampanannya yang paripurna itu. Apa aku tidak tampan, mana mungkin ketampanan ku yang paripurna ini tertutupi, begitu pikir Sekretaris Roy dengan sangat percaya dirinya.
Terima kasih.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Vita Zhao
nah vio ini benar-benar duplikat sean😅😅.
roy kalah tuh sama vio😅😅😅.
2022-09-05
1