Selamat membaca ...
...****************...
Setelah perdebatan itu selesai, sekertaris Roy segera pergi dari rumah Yola. Wanita yang sudah berhasil meluluhkan hati sekertaris Roy, adalah pria yang dikenal sebagai pria dingin dan datar. Bahkan, tak sedikit yang mengklaim bahwa pria itu seorang gay karena tidak memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis.
Malam ini, setelah makan malam. Sekertaris Roy meminta waktu pada sang tuan muda untuk bertemu. Pria yang sudah bertahun-tahun ia layani. Sean, yang sudah tahu apa yang akan di bahas oleh sang sekertaris pun langsung menyetujui untuk bertemu.
Tak butuh waktu lama, kini sekertaris Roy sudah sampai di mansion mewah milik Sean. Pria itu langsung memasuki mansion tersebut dengan langkah pasti, hingga suara mengejutkan dari belakang membuatnya terhenti.
“Paman, apa paman kesini karena merindukan aku?” tanya seorang gadis kecil tersebut, sambil mendongakkan kepalanya ke arah Roy.
“Benar, paman kesini karena merindukan Vio, tapi bukan untuk bermain. Apa Daddy ada?” tanya sekertaris Roy dengan cepat, ia tidak mau memperpanjang urusan, karena akan sangat fatal jika gadis kecil itu merengek meminta dirinya bermain masak-masakan dengan gadis kecil itu.
“Daddy tadi pergi ke atas,” jawab gadis itu yang memang sudah mengerti sedikit demi sedikit.
“Baiklah, paman pergi menemui Daddy-mu dulu ya,” ucap sekertaris Roy sambil mengelus pucuk kepala gadis kecil itu, dan segera bergegas pergi ke tempat yang dimaksud oleh Vio.
Ceklek!
“Selamat malam, tuan muda,” sapa sekertaris Roy saat sudah masuk ke dalam ruangan tersebut.
“Hmm, ada hal apa kau meminta waktuku seperti ini?” tanya Sean tanpa basa-basi, ia tahu jika sang sekertaris tidak akan mau membuang waktu jika tidak penting.
“Wanita.” Hanya satu kata yang terucap dari mulut sekertaris Roy sebagai jawaban, membuat pria tampan yang ada di hadapannya berdecak sambil menyunggingkan sudut bibirnya.
“Ck! Apa sekarang kau sudah sadar?” tanya Sean meragukan.
“Saya tidak tahu tuan, yang saya tahu saat ini adalah, saya hanya ingin memilikinya,” ucap sekertaris Roy dengan tegas dan datar seperti saat laporan masalah perusahaan.
“Kau ini terlalu datar, mana mungkin wanita itu akan menyukai pria datar seperti dirimu,” ucap Sean yang membuat dari sekertaris Roy mengkerut.
“Lalu apa yang harus saya lakukan, tuan muda?” tanya pria itu dengan santai, membuat Sean menghela napasnya panjang.
“Hhaahh, kau cari tahu sendiri. Lalu langkah apa yang akan kau ambil?” tanya Sean yang juga tak habis pikir pada sang sekertaris yang jauh lebih datar di bandingkan dengan dirinya.
“Saya akan menikahi Yolanda Jackson secepatnya, tuan muda,” jawab sekertaris Roy dengan tegas tanpa keraguan sedikit pun. Entah wanita itu akan menerima dirinya atau tidak, yang terpenting sekarang adalah keyakinan untuk memiliki wanita itu.
“Cih! Ternyata kau cukup percaya diri juga,” decak Sean yang tak habis pikir dengan sang sekertaris, ia lupa bahwa dirinya dulu jauh lebih konyol lagi daripada itu.
“Saya hanya ingin mengambil apa yang seharusnya menjadi milik saya, tuan muda,” ucap sekertaris Roy dengan santai dan wajahnya yang datar, membuat Sean tidak tahan untuk mengeluarkan gelak tawanya.
Ha ha ha ha!
Sean tergelak saat mendengar penuturan dari pria datar yang ada di hadapannya. Entah kenapa ucapan itu tidak pantas untuk pria itu dan terdengar sangat aneh dan sangat menggelikan di telinganya.
“Apa kau sadar dengan apa yang kau katakan, apa aku tidak salah dengar, hum? Apa yang membuatmu yakin dengan wanita itu Roy?” tanya Sean penuh selidik. Bagaimana pun, ia tidak ingin orang yang sudah ia anggap sebagai salah satu keluarga itu salah dalam mengambil keputusan.
“Saya sadar tuan muda. Karena saya menginginkannya,” jawab sekertaris Roy datar, membuat Sean memijat kepalanya yang tidak pusing, saat mendengar jawaban yang cukup aneh keluar dari mulut pria itu.
‘Haiiss, kenapa jawabannya sangat konyol. Saat ini aku baru sadar, jika Roy memang jauh lebih bodoh daripada diriku. Apa- apaan dia, menikahi wanita karena hanya menginginkannya, apa tidak alasan lain, percaya diri sekali,’ batin Sean tak habis pikir dengan sang sekertaris.
“Baiklah, terserah kau saja. Siapkan saja semua hantarannya, minggu depan aku akan melamarkannya untukmu,” ucap Sean tanpa keraguan sedikit pun, membuat sekertaris Roy terkejut dengan ucapan sang tuan muda.
“Apa maksud anda tuan muda?” tanya sekertaris Roy penasaran.
“Apa kau tidak mau aku membantu mu?” tanya Sean mendengus kesal, sambil memutar bola matanya malas ke arah Sekertaris Roy.
“Tidak, bukan itu maksud saya tuan muda, saya sangat senang. Terima kasih tuan,” ucap sekertaris Roy bahagia. Bukan hanya restu, tapi bantuan Sean adalah hadiah yang paling indah dalam hidupnya.
“Sudahlah. Kau sudah mengganggu waktuku dengan istriku. Kau sudah membuat istriku merindukan ku dalam beberapa menit ini, pergilah,” ucap Sean dengan sangat percaya dirinya dan mengusir sekertaris Roy.
‘Saya yakin jika nona muda tengah bersantai tanpa kehadiran anda tuan,’ batin sekertaris Roy yang tahu sifat sepasang suami istri yang bertolak belakang itu. Sean yang melihat sang sekertaris malah melamun sangat kesal dibuatnya.
“Apa kau ingin membuat istriku lebih lama merindukan ku. Kau tahu, aku tidak akan membuatnya merasakan rindu yang lama padaku. Kata Delon, jangan rindu,! Rindu itu berat. Dan aku tidak ingin istriku menanggung rindu yang sangat berat.” Sean berbicara sesuka hati membuat sekertaris Roy jengah mendengarnya.
“Tuan muda, yang saya tahu namanya buka Delon, tap-,” uacp sekertaris Roy yang ingin membenarkan ucapan sang tuan muda, namun Sean segera menyela dan menatap sekertaris Roy dengan tatapan mautnya.
“Aku tidak peduli dengan namanya,” ucap Sean dengan sinis, sambil melayangkan tatapan mautnya. Roy langsung terdiam dan menelan salivanya kasar, saat melihat hal itu.
“Baiklah, kalau begitu saya permisi tuan muda,” ucap sekertaris Roy membungkuk hormat dan segera bergegas pergi dari ruangan tersebut.
...----------------...
Sesampainya sekertaris Roy di apartemennya, pria itu segera membersihkan diri untuk bersiap beristirahat. Tak butuh waktu lama, pria tampan itu keluar dari kamar mandi dengan setelan piyamanya.
“Apa wanita itu sudah tidur,” gumam sekertaris Roy bertanya pada dirinya sendiri, pria itu merasa rindu pada wanita tersebut. Ia membuka galery yang berisi foto-foto wanita cantik itu, dengan foto yang ia curi dari pemiliknya, bagaimana bisa, itu hanya dia yang tahu.
Setelah cukup puas memandangi wajah cantik dan tegas milik sang wanita, pria itu pun langsung meletakkan ponsel miliknya di atas nakas yang ada di samping tempat tidurnya.
**To be continue**
Terima kasih
...****************...
Tekan favorite agar dapat notifikasi jika sudah up ya ...
Dukungan kalian sangat berarti buat author seperti Mimin ...
Follow ig Mimin @aran_diah
Lope lope buat kalian semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Vita Zhao
Dilan sean Dilan bukan Delon😅😅😅😅😅
2022-09-05
1
Fitri
😁😁
2022-07-18
1