Chapter 14

"Apa yang siapa, sayang?..."

Arabella terdiam ia tak menjawab, fokus dengan pikirannya sendiri.

"Bel! apa yang siapa?..." Tanya ulang Nathan.

"Bukan, tadi malam aku kejedot tembok kebetulan bibir yang kena.." Sengaja Bella berbohong.

"Lain kali hati-hati, yang melihatmu pasti akan fokus pada bibir..." Nathan mengelus lembut bibir ranum itu.

"Hmmm..." Timpal Bella.

Dengan perlahan Nathan merangkul pinggang ramping Arabella, ia meraih wajah cantik itu agar menatapnya. "Aku merindukanmu Bel..."

Tidak ada jawaban dari Arabella, ia hanya membalas tatapan. Pikirannya tak fokus malah mengingat lelaki tampan yang bersamanya semalam.

Mata Nathan menatap lekat bibir Bella. "Aku ingin menciummu..." Lirihnya untuk ke sekian kalinya semenjak pacaran, namun Bella selalu menolak membatasi diri, kecuali berpelukan.

"Tidak..." Dorong Bella pada dada Nathan.

"Why? orang yang pacaran wajar dengan hal seperti ini sayang, untuk mengutarakan rasa cintanya!.."

Arabella mengerutkan kening. "Kau berubah, apa karena keseringan di Bali yang cenderung bebas? aku ingin melakukannya sudah menikah nanti!.."

"Maka dari itu mari kita menikah..."

"Tidak, bukan sekarang waktunya, aku masih melanjutkan pendidikan 3 bulan lagi, menikah muda bukan rencanaku.." Jawab Arabella, ia merasa ada perubahan pada diri Nathan, lelaki itu mengajak nikah cepat seolah hanya karena nafsu saja bukan ketulusan.

Nathan terdiam, Bella menjauh beberapa centi..

"Baiklah maaf, kalau begitu aku pulang sekarang, besok malam akan ku perkenalkan kau kepada keluargaku Bel..." Lanjut Nathan..

"Oke..." Timpal Bella.

Sebelum pergi, Nathan memeluk kekasihnya itu kembali. Setelahnya berlalu meninggalkan kediaman Arabella.

"Aroma lehermu wangi parfum wanita, Nathan..." Gumamnya.

Pikiran Bella overthinking, kejanggalan pada Nathan bukan sekali ia dapat, tapi berkali-kali. Rasa cintanya kepada lelaki itu kini tak seperti dulu, banyak curiga yang di alaminya. "Apa ada yang kau sembunyikan dariku, Nath??..."

...~...

Hari berikutnya...

Di ruang kerja..

Bella menatap lekat wajahnya pada cermin, ya bekas warna merah pada bibir. "Ck! kenapa lo gak bisa ingat Bel??..."

"Ah terserah.." Ia langsung merapikan rambut sebelum menemui Kaivan, untuk memberikan berkas yang harus disetujuinya..

Bella masuk ke dalam, setelah ada jawaban dari ruang CEO utama..

Terlihat Kaivan menuruni tangga turun dari kamar pribadi, 2 kancing kemejanya terbuka, tatapan lelaki itu tertuju pada Arabella.

"Ada berkas yang harus kau tanda tangani tuan, silahkan..." Arabella meletakkannya di atas meja.

Kaivan melihat berkas sekilas, bukannya duduk di kursi kebesaran, ia malah tetap berdiri di samping Arabella.

Diam-diam Kaivan mengembangkan senyum tipis, melihat bekas merah pada bibir ranum Arabella, karena ulahnya sendiri.

"Apa dia mengingatnya?.." Batin Kaivan.

"Ada apa dengan bibirmu?.." Katanya sengaja.

Arabella menyentuh bibir. "Ah ini....." Ia gelagapan sendiri tidak tahu harus jawab apa. "Saya tidak tahu, ketika bangun tidur sudah seperti ini..."

"Ck! benar dia tak mengingatnya..." Batin Kaivan, menyayangkan.

Lelaki itu duduk di kursi kebesaran, melihat berkas yang Bella bawa, tidak lama ia menandatangani. "Shena tahu kau berkerja di perusahaanku, datanglah ke rumah ia sangat ingin bertemu denganmu lagi..."

"Shena?..." Ujar Arabella tak menyangka. "Jika ada waktu luang aku ke sana, tapi nanti malam sepertinya tidak bisa..."

"Oke..."

Berkas itu sudah diterima Arabella kembali.

"Apa kau yakin tidak tahu penyebab bibirmu merah??..."

"Sepertinya begitu..."

"Ck! apa ku ingatkan saja?..." Batin Kaivan, kesal sendiri.

Saat Kaivan berdiri dari duduknya, seketika Bella mundur. "Terimakasih atas waktunya, permisi!..." Arabella berlalu pergi meninggalkan ruang CEO utama tanpa persetujuan.

Kaivan mematung mendapati itu, terdapat senyum menyeringai dari sudut bibirnya. "Rupanya dia mengetahui apa yang akan ku lakukan, lihat saja!..."

"Ah lega, jantungku sering tak terkontrol jika berhadapan dengan lelaki itu..." Gumam Bella, ia berjalan menuju ruang kerjanya.

Sesampainya di sana, terlihat Rianty sudah menunggu.

"Ri???..."

"Bel lo dari ruangan tuan Kaivan?.." Tanyanya to the point.

"Hmmm..."

"Gimana tadi?.."

"Gak gimana-gimana, apanya yang gimana?..." Bingung Bella.

"Kayaknya lo bener-bener gak inget deh, jas hitam waktu pulang dari party kemarin!..."

"Jas gue??..."

"Tuan Kaivan!..." Potong Riri. "Jas lo ketinggalan di kantor sekarang ada di rumah gue..."

"What!! tapi warnanya hitam Ri, lo jangan ngaco..."

"Ngaco apanya? yang jagain lo waktu mabuk kan tuan Kaivan bukan gue Bel, gue cuma nganterin pulang doank.." Jelas Riri..

Arabella menutup mulutnya syok, seketika ingatannya tertuju pada bayangan lelaki tampan saat mabuk. "Apa dia yang!.....

Bella seketika keluar dari ruangannya, tanpa mempedulikan apapun.

"Bel? lo mau kemana Bel!.." Panggil Riri, namun Bella sudah hilang dari pandangan.

Setelah sampai di lantai yang dimaksud, Bella keluar dari lift, jalannya cepat menuju ruang sang atasan.

Tok tok tok!

"Masuk!..."

Arabella membuka pintu masuk ke dalam, Kaivan yang sedang mengotak-ngatik laptop menghentikan jarinya.

"Aku langsung saja!.." Ujar Bella menghampiri Kaivan.

"Hmmm, of course... Apa kau sudah menyetujui jadi pemuasku?.." Sengaja Kaivan menatap lekat wajah cantik itu.

"No, ini!..." Tunjuk Arabella pada bibirnya. "Apa ini bekas yang kau tinggalkan saat party kemarin?.."

Kaivan mengembangkan senyum tipis. "Ya, akhirnya kau mengingat ulahku Arabella..."

Terpopuler

Comments

Miss Typo

Miss Typo

aku yakin Nathan laki-laki gk bener

2024-05-20

0

Alistalita

Alistalita

wah curiga selingkuh nih

2023-08-04

2

Karsini Seftiani

Karsini Seftiani

kaivan orang nya to the point dan blak²an

2023-08-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!