Chapter 3

Melihat anak gadis yang diasuhnya berlari dikejar orang jahat, si bibi ketar-ketir ia langsung berlari ke arah sang tuan yang baru saja datang menjemput.

"Tuan Kaivan!.." Panggilnya dengan nafas terengah-engah.

Kaivan yang baru keluar dari dalam mobil mengerutkan kening. "Ada apa bi? dimana Shena!..."

"I-itu! non Shena melarikan diri dikejar mereka.." Panik si bibi, menunjuk tiga orang berbaju hitam di depan sana.

"Apa!.."

Tanpa pikir panjang dua bodyguard Kaivan berlari, di area mall itu terjadi perkelahian. Mata tajam Kaivan mengikuti Shena dari kejauhan, putrinya masuk mobil dibawa kabur oleh seseorang. "Ck! berani sekali!..."

"Aduh tuan gimana ini? siapa itu yang membawa non Shena!..." Rasa khawatir si bibi semakin menjadi.

Tanpa berucap, Kaivan masuk ke dalam mobil menancap gas dengan kecepatan tinggi. Lelaki itu menggertakan rahangnya menahan emosi juga panik.

Arabella berdecak saat sebuah mobil mengejarnya di belakang. "What! siapa itu? kenapa jadi seperti ini!.."

Mobil Kaivan menyalip terus menghalangi jalan mobil yang membawa kabur sang putri, Bella tak mau kalah menambah kecepatan tinggi, berniat menyelamatkan diri dari kejaran orang br*ngsek. Pikirnya.

"Kak itu sepertinya papa!..." Lirih Shena melihat mobil di belakang.

"Hah! papamu? sepertinya bukan, pasti itu para br*ngsek yang tadi!.." Timpal Bella, ia melirik dari kaca spion, jika dipikir-pikir wajahnya beda dengan yang tadi, kini tampan berwibawa bukan berkulit hitam menyeramkan.

"Iya kak itu papa..." Ujar Shena lagi..

Arabella terdiam, ia kini melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Kaivan yang melihat itu mengerutkan kening, ia semakin kebingungan dengan mobil yang membawa kabur putrinya mampir ke apotek. "Lihat saja, tak akan ku ampuni berani sekali menyentuh putriku!.."

"Luka di lututmu harus diobati ya, kakak bawa ke sini.." Ujar Bella memarkirkannya di parkiran apotek.

Gadis kecil itu tersenyum. "Iya kak..."

Arabella keluar dari mobil, ia hendak berjalan untuk membukakan pintu Shena. Namun...

"Hey kau!!..."

Bella menoleh, tatapan matanya beradu dengan manik tajam yang sedang menatap ke arahnya. "Bukankah lelaki itu yang disebut papa tadi??..."

Tangan kekar Kaivan mengepal kuat, ia menghampiri wanita cantik dengan rambut bergelombang itu.

Gret!!..

"Akh!..." Pekik Bella saat lehernya dicengkeram kuat, bahkan lelaki yang tak ia kenal itu menyeretnya hingga mentok di dinding parkiran dalam. "A-akh!!..." Bella menepuk-nepuk tangan yang mencekiknya agar terlepas, namun sayang kekuatannya lebih besar.

Kaivan mengangkat tangan kekarnya, mata Arabella seketika membulat lebar, saat ini saja ia kesakitan susah bernafas apa akan ditambah dengan pukulan?...

Hampir saja pukulan mendarat, Kaivan menatap lekat wajah cantik yang kesakitan itu, ia menurunkan tangannya, juga melepas cengkraman.

Entah apa yang dipikirkan Kaivan.

Tangan kekarnya beralih mengelus pipi Bella, menatap lekat wanita cantik yang terengah-engah di hadapannya, bahkan Kaivan dapat merasakan nafas Bella, karena posisi keduanya yang sangat dekat.

Menyadari tatapan lelaki itu, Bella langsung menepis tangannya keluar dari kungkungan. "Berani sekali menyakiti wanita!..."

"Kau yang membawa kabur putriku!..." Sinis Kaivan.

"Tidak pah, kakak ini malah menyelamatkan Shena, papa salah paham!.." Potong gadis kecil memegang ujung jas Kaivan.

Arabella terdiam ia masih merasakan sakit pada lehernya.

"Benarkah?..." Kaivan beralih menatap Bella.

"Iya pah, kakak ini juga membawa ke sini untuk mengobati luka lutut Shena.." Ujarnya. "Kakak terimakasih banyak ya.."

Bella tersenyum menyeringai ia mengangguk. "Sama-sama.."

"Arabella..." Batin Kaivan yang membaca name tag wanita itu.

"Terimakasih!.." Timpal Kaivan tanpa ekspresi apapun.

Bella beralih menatap wajah tampan yang menatap tajam ke arahnya juga. "Hmmm..." Jawabnya singkat karena masih kesal.

Seketika Bella teringat Rianty, ia mengelus pipi gadis kecil yang berumur 4 tahun itu. "Kakak harus pergi, see you!..."

"Iya kak.." Shena tersenyum.

Bella melangkah menuju mobil, ia meninggalkan pelataran apotek menuju tempat dimana sahabatnya berada, jujur moodnya berubah setelah bertemu Kaivan.

Benar saja, di sebuah kafe Rianty tampak menunggu. Bella yang baru sampai langsung duduk di hadapannya.

"Lama banget Bel, gue hampir setengah jam nungguin lo.." Ujar Rianty.

"Sorry banget Ri, bisa dikatakan gue sial dalam perjalanan tapi untungnya anak itu selamat.." Timpal Bella..

"Anak siapa?.."

"Gak tahu.." Bella menceritakan kejadian saat perjalanan ke cafe. "Sakit banget leher gue, rasanya ingin memaki!.."

Rianty mengembangkan senyumnya. "Gak papa dia juga tahu hanya salah paham Bel.."

"Ya gak gitu juga, kasar banget sama perempuan Ri! terus tatapannya.....

"Kenapa tatapannya??..." Tanya Rianty saat Bella memotong ucapan.

"Ah enggak lupakan!..."

Terpopuler

Comments

Nur Atika

Nur Atika

kok kesan nya malah kayak penjahat ya,saol nya senyum menyeringai.

2023-09-07

1

Dhiana Suko

Dhiana Suko

pandangan pertama👍

2023-08-06

0

Karsini Seftiani

Karsini Seftiani

kaivan g boleh kasar² sama perempuan kan blm tau cerita yg sebenarnya, arogan banget sih van

2023-08-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!