Chapter 20

"Mama pendamping hidup, kamu penerus papa..." Potong Rendi.

Arabella terdiam tak menjawab apapun. "Aku sudah magang pah di perusahaan Dyandra, tidak mungkin pindah pekerjaan ke rumah sakit..."

"Bukan itu maksud papa, kamu ikut saja, rekan kerja papa juga membawa anaknya..." Potong Rendi.

"Oke.." Timpal Bella patuh-patuh saja, tanpa menaruh rasa curiga apapun.

Setelah selesai makan juga mengobrol, Bella naik kembali ke atas kamar untuk istirahat. Rendi menatap putri tercintanya itu hingga hilang dari pandangan. "Maaf papa melakukan ini Bel, kau harus melupakan lelaki brengsek itu!..."

"Mungkin Arabella akan menolak pah?.." Timpal mama Sonya.

"Ini bukan pertunangan mah, dia pasti tak akan menolak, Bella butuh seseorang untuk cepat melupakan si Nathan!..." Balas Rendi.

"Jika dia menolak jangan dipaksakan..."

"Papa tahu ma, kita lihat saja..." Ujar Rendi.

"Oke..."

Arabella melewati hari-hari dengan tenang, entah karena ia sudah mengakhiri hubungan dengan Nathan, atau pun karena hal lain? hanya dia sendiri yang tahu, rasanya sekarang Bella seperti melepas beban dari tubuh diri sendiri.

Sebisa mungkin Arabella di perusahaan menghindari atasannya Kaivan, jika di pikir-pikir ia lemah dengan lelaki itu, takut melibatkan perasaan. Sedangkan berkas yang harus dilaporkannya pada Kaivan, Bella titipkan saja pada Rei.

"Sudah ku bilang biarkan saja jangan dibawa Rei! aku mau dia yang datang ke sini..." Tegas Kaivan.

"Ya ya lain kali tidak.." Rei mengalah.

Kaivan tersenyum menyeringai. "Mencoba menghindariku ya?..."

"Mungkin Bella takut kau melakukan hal lain sampai seperti itu, cobalah berubah sikap dan lihat reaksi dia..." Saran Rei...

Kaivan terdiam, apa yang diucapkan Rei ada benarnya juga..

"Ah iya nanti malam jadwal pertamamu kencan dengan wanita pertama.." Mulai Rei mengingatkan.

"Yang di restoran?.."

"Bukan, tempat pertemuannya pindah..."

Kaivan acuh seolah tak peduli. "Lupakan saja papa, aku mau menjemput Shena sekolah!..."

"Shena sudah di rumah utama dengan bibi, om Dyandra menyuruhnya tadi pagi..."

"Apa!..." Kaivan tak habis pikir. "Haisshh!..."

Setelah mengcopy paste beberapa berkas, Arabella melangkah untuk kembali ke ruang kerjanya.

Mata indah wanita itu membulat sempurna saat di depan lift ada Kaivan yang hendak keluar, Arabella memutar tubuh.

Kaivan yang melihat itu hanya acuh, dingin melewati Arabella tanpa bicara ataupun bereaksi.

Bella terdiam pikirannya menerawang kemana-mana. "Tumben?..." Batinnya, ia menatap punggung Kaivan yang perlahan hilang dari pandangan. "Berarti bagus donk Bel! lo apaan sih kok kayak yang mengharap lebih?..."

Sesampainya di tempat kerja, pikiran Arabella masih di isi Kaivan.. "Lo kenapa Bel? ini yang lo harapkan dari dulu, lupakan!..."

Perubahan sikap Kaivan menandakan lelaki itu juga tak menargetkan Arabella, sebagai pemuasnya lagi, itu isi pikiran Bella, namun entah kenapa hatinya merasa janggal.

~

Pukul 19:00 malam..

Arabella sudah siap, Rendi turun dari lantai dua menghampiri putrinya. "Ayo!..."

"Hmmm..."

Keduanya masuk mobil, papa Rendi melajukan mobil membelah jalanan raya menuju tempat yang dimaksud.

Di tengah perjalanan..

"Pertemuannya langsung di rumah sakit pah?.."

"Iya Bel..."

Tidak ada jawaban dari Bella, namun pikirannya seketika teringat pertemuan dia saat berkunjung ke rumah utama Dyandra, dimana Bella mengetahui jika rumah sakit yang dikelola Rendi merupakan saham yang ditanam Kaivan.

"Hah??..." Gumam Bella dengan raut wajah yang tak bisa diartikan.

Tidak lama..

Mobil berhenti tepat di depan rumah sakit besar. "Sudah sampai, ayo turun!.."

Papa Rendi dan Arabella turun, Arabella melihat sekeliling rumah sakit, pemandangannya ya seperti rumah sakit, banyak orang juga suster yang berlalu lalang dengan kesibukannya masing-masing.

"Ikuti papa!.."

Arabella mengikuti langkah Rendi, keduanya masuk lift. Tidak lama lift terbuka di lantai yang sepi, mungkin tempat khusus...

Rendi masuk ruangan itu diikuti Bella, Arabella sedikit terkejut saat masuk ke sana, papa Rendi menatap putrinya menggenggam tangan Bella. "Bel, papa melakukan ini untuk kamu, agar cepat melupakan lelaki brengsek itu.."

Bella mengerutkan kening. "Maksudnya apa pah?..."

"Berkencanlah dengan lelaki yang papa maksud, jika kamu tak setuju tolak saja papa ada di ruang kerja.."

"Hah!.." Bella terkejut. "Berkencan pah?.."

"Iya, lakukan saja dulu papa tidak pernah minta apapun kepadamu selain ini.."

Arabella terdiam. "Kenapa papa tidak bilang?.."

"Ya takutnya kamu langsung menolak, sekarang masuk ke dalam dan temuilah lelaki yang dimaksud papa..."

Rendi membuka pintu itu, mau tak mau Bella masuk ke dalam...

Di tempat itu Bella dapat melihat, seorang lelaki berjas hitam berkulit putih juga tinggi, ia tak melihat wajahnya karena posisi lelaki itu membelakangi Bella.

"Yang benar saja, oke hanya temui lalu selesaikan dan pulang!..." Batin Bella.

Bella melangkah menghampiri meja yang sudah tertata hidangan. "Permisi..."

Lelaki itu menoleh ke arah Bella, manik keduanya bertemu.

"K-Kaivan!..."

Kaivan sendiri terdiam ia tak habis pikir dengan apa yang terjadi, ia meletakkan wine di atas meja, berdiri menghampiri Bella. "Apa ini sebuah kebetulan? atau kau benar-benar wanita yang ditakdirkan untukku?..."

Terpopuler

Comments

Miss Typo

Miss Typo

kalau jodoh dh diatur sm othor gk akan kemana 😁

2024-05-20

0

Bebby_Q'noy

Bebby_Q'noy

iya wanita yg ditakdirkan author untukmu om duda

2024-02-17

1

Yuli Silvy

Yuli Silvy

🤭🤭🤭 jodoh itu

2023-10-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!