Chapter 12

"Maukah kau berdansa denganku?.." Ajak lelaki itu mengulurkan tangannya.

Arabella menatap uluran tangan. "Tidak, maaf moodku kurang baik.." Tolaknya tanpa basa-basi.

Pegawai itu terdiam, sementara Arabella kembali meminum wine di depannya. Ia dapat merasakan kepalanya mulai pening.. "Sial kau Nathan!.." Gumamnya memaki sang kekasih.

Arabella berdiri dari duduk, ia hendak melangkah untuk mencari Rianty.

Tangan pegawai itu menggenggam Bella. "Mau kemana mba? saya bisa membantu..."

Arabella menepis. "Tidak usah, saya bisa sendiri mas!.."

"Tak apa.." Ujarnya memegang bahu polos Bella.

"Tidak usah!.." Tolak Bella kembali, ia hendak mendorong lelaki itu, namun tubuhnya malah sempoyongan hampir tak sadarkan diri.

Pegawai itu tersenyum menyeringai, ia hendak meraih pinggang ramping Arabella. Namun sebuah tangan kekar mencengkram kuat bahu pegawai itu, ia menoleh ke arah belakang. "Tuan Kaivan!..."

"Dia wanitaku, lepaskan jika kau ingin tentram hidup!..."

Pegawai itu gemetar. "M-maaf tuan saya tak tahu..."

Kaivan menarik tubuh Arabella ke dalam dekapannya. "Pergi!.."

Pegawai itu kembali meminta maaf, setelahnya pergi dengan perasaan panik.

"Ck!..." Decak Kaivan melihat kondisi Bella, ia tanpa pikir panjang mengangkat tubuh ramping yang terkulai lemas, membawa Arabella ke ujung ruangan tempat duduknya dan Rei di sana, tempat duduk itu jarang ada yang tahu sedikit jauh dari kerumunan.

Reiki terkejut saat melihat Bella. "Dia mabuk?..."

"Hmmm, seperti orang banyak tekanan hidup saja.." Ujar Kaivan..

"Mungkin..."

"I don't know bro..."

Rei berdiri dari duduknya. "Baiklah aku pergi.." Ia berlalu pindah tempat, menikmati pesta itu dengan para petinggi lain.

Kaivan menatap lekat wajah cantik yang terkulai lemas di atas pangkuannya.. Pipi Arabella tampak merona mungkin karena mabuk..

Dress yang digunakan Arabella, membuat tatapan tajam Kaivan tertuju pada tubuh indahnya.

"Emmhh!..." Lirih Arabella perlahan membuka mata, ia terdiam saat melihat wajah tampan di hadapannya. "Apa hariku benar-benar menyebalkan?..." Tanya wanita itu.

"Entah..." Jawab Kaivan sengaja, biasanya orang mabuk selalu bicara jujur sesuai perasaan.

"Kau!..." Tunjuk Bella dengan tangan yang lemas. "Jika aku bisa menggampar-mu sudah ku lakukan dari awal, hanya saja aku cuma bisa ngedumel dalam hati. Jangan menggodaku terus, cukup kekasihku yang membuatku menderita, kau jangan tuan menyebalkan!...."

"Kekasih???..." Sengaja Kaivan.

Entah dorongan dari mana, Arabella melingkarkan tangannya pada leher Kaivan. "Jangan membahasnya, aku kesal dengan dia!..."

"Oke..."

"Dan...." Arabella membuka mata menatap manik atasannya. "Jangan beri tahu Kaivan tentang keluh kesahku, biar menjadi rahasia kita ini hanya mimpi..."

Setelah berucap, Arabella kembali terkulai tak sadarkan diri..

Mendapati itu Kaivan menyunggingkan senyum tipis. "Kau bicara di hadapannya langsung, Arabella..."

"Kaivan!..." Panggil seseorang.

Suara ini sangat familiar bagi telinga Kaivan, ia menoleh terlihat Elsa berdiri di depannya.

"Wanita itu lagi!.." Gumam Elsa cemburu dengan Arabella.

"Ada perlu apa? aku tidak mengundangmu datang ke sini.." Jawabnya dingin.

Elsa duduk berhadapan dengan mantan suaminya itu. "Kau memang tak mengundangku, namun papa Dyndra yang melakukannya. Dia belum mengetahui status kita..."

"Apa kau bisa singkirkan dulu wanita penghibur itu, sakit mataku melihatnya!.." Lanjut Elsa sinis.

"Dia bukan wanita penghibur, jaga ucapanmu!.." Dingin Kaivan penuh penekanan.

Elsa terdiam, jika Kaivan sudah marah. Ia tak memandang lawannya wanita, pasti akan bertindak tanpa ampun.

"Katakan maksud kau datang ke sini!..." Kaivan menurunkan tubuh Arabella dari pangkuannya.

"Aku ingin membawa Shena tinggal bersamaku, aku hak dalam hal ini karena ibunya juga!..." Ujar Elsa.

"Jangan membual! silahkan saja bawa jika Shena mau, Namun jangan pernah memaksa, atau kau tahu nanti akibatnya! dia lebih bahagia jika hidup bersamaku..."

Elsa terdiam.. "Kau benar-benar berubah 100%..."

"Hmmm!.." Timpal Kaivan mengakui.

Elsa berdiri dari duduknya, karena tak mau terlalu sakit hati, ia meninggalkan Kaivan tanpa bicara sepatah kata pun.

"Ck!..." Kaivan memijit pusing keningnya, ia meneguk wine hingga habis melampiaskan kekesalan.

Ia menarik tubuh Arabella sehingga kembali duduk di pangkuannya, ternyata wanita cantik itu membuka mata membalas tatapan dalam Kaivan, hanya saja Arabella setengah sadar karena pengaruh wine.

Tangan Kaivan meraih tengkuk Bella, bagaimana pun ia pria normal yang mendambakan wanita itu juga.

Bersambung....

Tinggalkan jejaknya ya kakak-kakak, sebagai bentuk dukungan buat thornim wkwk, tekan like, komen, favorit, vote, juga bintang 5!...🤗❤️❤️

See you next part!

Terpopuler

Comments

Heryta Herman

Heryta Herman

bella jngn sampai terlanjur thor,aku ga rela...
kaivan juga,jngn sampai ambil kesempatan...dia harus bisa menjaga sikap.

2024-03-10

2

Bebby_Q'noy

Bebby_Q'noy

udah di klaim aja🤭

2024-02-17

0

Mbah Darmo

Mbah Darmo

lebih cocok berubah 180°

2023-08-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!