"sudah kamu menyerah saja, ambil tas mu dan pulanglah nak" katanya.
aku bangun dan jongkok untuk mengencangkan tali sepatuku.
"hahaha saya ga akan kemana-mana om" kata ku sambil mengambil bola.
kupikir sudah merasa cukup, terpaksa aku harus serius. dia pasti sudah kehilangan banyak tenaga karena menjegal ku dari tadi, kulihat dia sudah mulai kelelahan. aku hanya tinggal mencari momentumnya.
aku mulai mencari celah dan melakukan beberapa gerak tipuan. terlihat sangat jelas dia mulai tidak bisa mengikuti pergerakan ku. lalu aku melakukan teknik ankle break, dia pun terjatuh. aku berdiri sambil menatap nya, dan langsung melemparkan bola masuk langsung ke dalam ring.
"eh. maaf om. om gapapa?" kataku sambil mengulurkan tangan.
"hahaha anak ini" kata papanya, lalu dia menjabat tangan ku dan bangun.
"kamu boleh juga nak" lanjutnya
"ngga om. saya cuma beruntung om udah kelelahan duluan." kataku
"hahahahaha" papa nya tertawa.
lalu arum keluar dari dalam rumah.
"ayo udahan mainnya. kak Rafa mandi dulu sana di kamar aku. papa juga, kata mama mandi terus siap-siap shalat baru makan. " kata arum
"oke sayang" kata papanya masuk ke dalam sambil tersenyum melihat ku.
aku agak merinding melihat nya.
dia sangat menyeramkan tadi, kurasa barusan adalah sebuah tes darinya.
aku berjalan di belakang arum menuju ke kamar nya di lantai 2. aku sama sekali belum melihat dan bertemu mamanya karena masih sibuk di dapur sepertinya. lalu aku mandi dan mengganti pakaian yang sudah kusiapkan dari rumah.
"cill" panggil ku sambil membuka pintu kamar mandi di kamar nya.
kulihat kamarnya kosong. kurasa arum sedang membantu di dapur. aku melihat setiap sudut kamarnya, sungguh sangat indah sekali. cat tembok berwarna peach dengan beberapa bagian berwarna merah muda, dengan kasur dengan warna senada. ditambah beberapa ornamen seperti pajangan, boneka dan foto-foto yang di gantung . dilengkapi dengan lampu kerlip dibeberapa tempat.
aku akan berusaha keras agar anak ku bisa memiliki kamar seperti ini kelak. saat aku sedang melihat lihat foto, arum pun datang.
"lagi ngapain kak? " tanya arum.
"ini siapa rum? " tanya ku sambil menunjuk sebuah foto.
"ini aku waktu SD kak" jawab arum.
"hahaha, lu lucu banget pas SD gembul" kata ku sambil tertawa.
"ih kakak ketawa nya ngeledek banget." ucapnya sambil cemberut.
"lagi coba liat. pipinya penuh banget sampai mata nya ga keliatan gitu hahaha" kataku meledek.
"ih kak Rafa" sambil menutupi fotonya.
"kalo ini siapa cil? kakak lu? mirip soalnya" kataku
"iya itu kak syifa, dia kuliah di UI. biasa emang pulang malem dia banyak tugas katanya." Jawab arum.
"kalo ini pasti lu kan, bocah gendut lagi nangis" kataku meledek.
"ih kak Rafa mah begitu" kata arum sambil coba mengambil foto itu.
"lah mau di bawa ke mana? gw belum selesai liat." kataku sambil menarik foto itu.
saat sedang tarik-menarik, Tiba-tiba saja arum seperti terpeleset dan terjatuh sambil reflek berpegangan pada tangan ku. aku sedang tidak dalam posisi seimbang saat itu, sehingga aku jatuh di atasnya. dalam sepersekian detik mata kami bertemu, dan waktu terasa berhenti saat itu.
seketika aku tersadar, dan berdiri membantunya berdiri.
"lu gapapa rum? maaf ya kayanya itu basah bekas gw dari kamar mandi" kata ku mencoba tetap tenang. padahal jantung ku terasa berdebar-debar.
"iya kak gapapa" kata arum sambil berjalan keluar.
"oh iya kak sebentar lagi magrib, shalat berjamaah ya" lanjutnya setelah kembali lalu berjalan pergi lagi.
"huft. apa itu tadi? kenapa jantung gw berdegup kencang. oh mungkin gw takut ketahuan bapaknya kali" pikirku sendiri.
saat keluar kamar aku bertemu dengan kakaknya arum pikirku.
"kak, perkenalkan saya Rafa kakak kelas nya arum disekolah" sapa ku.
lalu dia dan arum hanya tertawa
"hahaha apa sih kak, itu mama ku" kata arum sambil tertawa.
"eh maaf tante, saya kira kakak nya, soalnya mirip banget sama arum juga ga keliatan udah punya anak" kataku memuji.
"hahaha kamu bisa aja, dasar laki-laki" kata mama nya.
"beneran saya tante hahaha" kataku
"kakak nya arum pulang nya malam, tapi tadi di telpon katanya mau pulang cepat nanti." kata mama arum
"yeayy kakak pulang cepat" teriak arum.
"yasudah kita shalat dulu, sudah azan tu" kata mama nya.
lalu kamu shalat berjamaah di ruangan khusus untuk shalat. lalu setelahnya kami duduk di meja makan. aku merasa aneh karena meja di penuhi dengan banyak sekali makanan, seperti sedang merayakan sesuatu.
benar saja mama nya mengeluarkan kue indah dengan lilin berbentuk angka 16 di atasnya. jelas itu bukan kue untuk papanya. sambil menyanyikan lagu ulangtahun kue itu di letakan di depan meja tempat arum duduk.
aku merasa sangat canggung karena tidak tahu apa yang terjadi karena aku belum mempersiapkan apa-apa.
setelah tiup lilin dan kue, aku berbisik ke arum.
"cill maaf ya gw ga tau hari ini lu ulang tahun, gw jadi belum nyiapin hadiah nya ni"
"gapapa kak aku emang sengaja ga bilang kak Rafa. takutnya malah ga mau aku ajak makan bareng di rumah" jawab arum berbisik.
"lagian, aku udah seneng kok kak Rafa dateng malam ini. terimakasih ya " ucapnya.
aku hanya tersenyum padanya.
lalu kami mulai makan bersama, dan memulai obrolan.
"tadi kayak nya tante dengar kamu main bareng papanya arum ya? papa nya arum dulu atlet basket pas jaman SMA. " cerita mama arum.
"sial pantas saja aku sangat kesulitan tadi" pikirku
"pantesan tante saya mati kutu tadi. hahaha" kataku
"bohong, anak itu belum serius melawan ku tadi, ayo nanti kita tanding ulang" kata ayah mya sambil tersenyum
"hahaha iya om kapan-kapan ya" jawabku dengan khawatir.
saat sedang asik mengobrol, Tiba-tiba datang seorang perempuan yang sangat cantik, sekilas terlihat seperti eun-ha nya VIVIZ. aku tak bisa berkata-kata, seperti versi arum yang di upgrade. mirip tapi lebih cantik hahaha.
"maaf ya cantik, kakak beli kado dulu tadi buat kamu. makanya telat. niiii" katanya sambil memeluk dan menunjukkan hadiahnya ke arum.
"syifa ini Rafa temen sekolah nya arum, Rafa ini kakak nya arum, syifa." kata mama arum.
setelah berkenalan dan selesai makan. aku di ajak ke kamar nya arum lagi.
"parah sih ga bilang-bilang. maaf banget ya rum. gw belum nyiapin hadiah buat lu. emang lu mau hadiah apa? bilang aja" kataku.
"gapapa kak aku udah seneng banget kakak mau kesini." jawabannya.
"yauda nanti kalo udh tau mau hadiah apa bilang aja ya" kataku
"okay, eh kak Ngomong-ngomong kakak tadi pas istirahat ngomong apa sama kak zahra di balkon lantai 2 sekolah? kayaknya seru banget " tanya arum tiba-tiba.
"oh kamu lihat ya, ngomongin bola rum. kebetulan kita dukung tim yang sama." kataku dengan gagap.
"tim apa tuh kak? " tanya arum
"ini" aku menunjuk logo yang ada di topi ku.
"oh, kalau begitu aku udah tau kak mau hadiah apa dari kakak" ucapnya dengan semangat.
"apaan cil bilang aja" kataku.
"itu, aku mau topi kakak" arum sambil menunjuk topi ku.
"hah, ga mau yang lain aja? ini kan bekas, nanti gw beliin yang baru aja ya sama kayak gini. " aku coba membujuk nya.
"ga mau, maunya yang itu" katanya dengan manja.
"tapi rum,.. "
"ya udah kalo ga boleh gapapa. ya udah kak langsung pulang aja ya. hati hati" katanya sambil merajuk memalingkan wajah nya.
lalu ku pasangkan topiku di kepala nya. lalu ku pegang ke 2 pipinya dan ku arah kan ke wajahku.
"iya boleh, tapi tolong di jaga yah cantik. ini salah satu milikku yang paling berharga" ucapku padanya.
dengan bibir yang agak monyong iya menganggukan kepalanya sambil berkata
"iiyoo kok(iya kak) " jawabannya.
" kalo lu udah bosen sama topi ini jangan di buang ya, bilang aja sama gw nanti bisa di tuker sama apapun yang lu mau." kataku
"okay kak" kata arum dengan senang.
"ya udah gw pulang ya, udah malem besok kan masuk" kataku .
lalu aku pamit pulang pada keluarga arum. dan diantarkan oleh supir nya pak budi dengan motor ke pangkalan angkot. sepanjang jalan kami sempat
"kamu rumahnya dimana ? " tanya pak budi.
"di situ pak dekat anu" jawabku
"oh disana, kamu ga minder tadi makan bareng sama keluarga non arum.? " tanya pak budi
"minder kenapa pak? ngga biasa aja. saya emang sedikit kaget tadi liat rumahnya. tapi saya ga ngerasa minder tuh" kataku.
"maaf ya dek saya cuma nanya bukannya apa-apa" ucapnya
"menurut saya, orang yang ngerasa minder itu dia tidak merasa bersyukur dirinya sendiri. soalnya saya sudah merasa cukup dengan apa yang saya dapat. keluarga saya sehat dan punya teman yang baik, itu sudah cukup buat saya. kalau ngomongin harta ada abisnya pak. hahahaha" kataku
"hahaha iya nang" ucap pak budi.
setelahnya aku diantarkan ke pangkalan angkot dan selamat sampai rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments