DI LEVEL YANG BERBEDA DAN SEBUAH TES

kurasa hal yang tidak seharusnya terjadi lagi.seminggu setelah putus tiba-tiba saja diki langsung berhubungan dengan orang lain lagi. karena di masa depan yang lalu diki dan zahra putus secara baik-baik dan diki menjomblo sampai lulus.

 saat pertama mendengarnya aku sedikit terkejut dan bingung. namun saat kulihat perempuan yang bersama diki sekarang aku langsung teringat sekitar 1 bukan lalu.

saat itu aku sedang berjalan berdua dengan diki, lalu tiba-tiba seorang siswi perempuan menghampiri kami. dia mengaku sekelas dengan arum, dia ingin masuk ekskul basket dan meminta nomor ku untuk bertanya lebih lanjutnya. sejujurnya dia cukup cantik dan memiliki badan yang bagus.

tapi aku tidak memberikan nya saat itu karena aku memang tidak tergabung di ekskul basket. lalu aku menyuruhnya untuk berbicara dan minta nomor diki saja karena dia anggota klub basket sekolah, dan kurasa sejak saat itulah mereka mulai berhubungan.

sial... bagaimana bisa ini jadi salah ku. aku merasa sedikit harus bertanggung jawab dan menghibur Zahra. maka ku ajak lah dia ke tempatku biasanya nobar, dan sedikit menghibur nya. setelahnya aku cukup tenang karena kurasa setelah malam itu dia terlihat sudah lebih baik.

syukurlah.

"whaaaa" arum mengagetkan ku dari balik lorong.

aku sangat terkejut saat itu.

"hahahaha lucu banget mukanya" tawa arum

"suee lu cil, bagus kaga kaget gw" kataku

"apaan tadi aja mukanya lucu banget hahaha" kata arum meledek.

"ya udah ayo pulang aja" kataku

"yuk" kata arum

saat dalam perjalanan di angkot arum tiba-tiba bertanya.

"kak, besok pulang sekolah sibuk ga? " tanya nya.

"hmmm.. ngga si kayaknya. palingan main ke indra aja. kenapa emang cil?" kataku

"besok ikut makan malam di rumah ku yuk kak?" ajak nya

"hah... gimana gimana?" tanyaku kebingungan.

"iya mama aku mau ketemu kakak, dia ngajak kak Rafa ikut makan Malam besok. mau ya? please." kata arum

"hmm. gimana ya cill. gw malu ah. " kataku.

"yah Kak Rafa jahat. ga mau lagi aku ketemu kak Rafa. sana sana duduk nya jauh-jauh" arum merajuk.

"hahaha bocah ini. ya udah liat besok aja ya" kataku.

"yeaayyyy besok kak Rafa main ke rumah. yeaayy" ucap arum senang.

"apa sih cill. gw bilang kan liat besok" kataku.

"bodoamat pokoknya jadi, nanti aku bilang mama biar dimasakin yeaayyyy" ucap arum memaksa.

"hahahah" aku hanya tertawa karena kelucuannya.

keesokan harinya sepulang sekolah

kulihat arum sudah menunggu ku di dekat tangga.

"yuk kak" ajak nya

"ntar dulu, gw mau mandi dulu. ga enak masa mau makan di rumah orang masih kotor". kataku

" udah nanti aja mandi nya kak, nanti keburu kesorean macet di jalan " kata arum sambil menarik tangan ku seperti bocah kecil yang ingin ke suatu tempat

"lucunya" pikirku

ternyata rumahnya lumayan jauh dengan angkot. setelah turun angkot kami harus berjalan lagi masuk ke komplek perumahan nya. aku memang sudah menduga bahwa arum ini orang yang cukup berada. tapi ternyata diluar dari dugaanku, karena rumah nya sangat amat besar.

pagar rumah nya sangat tinggi dan lebar. sebenarnya aku sudah biasa melihat rumah orang kaya, karena aku biasa mengantarkan paket ke sana. tapi rasanya sangat berbeda ketika datang sebagai tamu. begitu pagar nya terbuka, kulihat ada seseorang yang sedang pemanasan sambil melemparkan bola basket ke dalam ring.

"assalamu'alaikum, ehh papa udah pulang. " arum langsung memeluk nya dan salim.

"ehh papa? " pikirku karena masih terlihat sangat muda. lalu aku ikut salim dengannya.

"assalamu'alaikum, sehat om? saya Rafa temannya Arum di sekolah?" kataku

"oh kamu teman sekelas arum yang namanya Rafa? " kata papanya.

"bukan om, saya kakak kelasnya." kataku

"oh ya ya ya, kakak kelas maksud saya. kamu bisa main basket?"tanya papanya.

" bisa om dikit-dikit " kataku

"yasudah temani om dulu main basket sebentar" katanya

"tapi pah, kak Rafa mau arum ajak ke dalam" kata arum

"main sebentar aja gapapa kan Rafa? udah kamu mandi dulu aja biar papa main dulu sama Rafa" katanya sambil menatapku.

"iya gapapa rum. gw mau nyobain bola sama ring nya." kataku

"ya udah, aku masuk dulu ya kak. papa jangan nakal ya. awas" ucap arum.

papanya hanya tersenyum.

lalu mengoper bola padaku.

"ini coba kamu lempar" katanya

aku meletakan tas ku dan memantulkan bolanya beberapa kali. lalu melempar masuk langsung ke dalam ring.

"lumayan" kata papanya.

"ayo kita tanding 1 lawan 1" lanjut nya

"eh boleh om" kataku agak sungkan.

dimulai dari aku yang bertahan.

"menurut kamu, seperti apa anak om" ucapnya sambil Mendribel bola.

"eh, arum anak yang baik om" kataku.

"hahaha lalu apa lagi" katanya.

"pintar dan cantik om" jawab ku.

lalu papanya arum mulai melakukan pergerakan dan menggocek ku dan loncat memasukan bola.

"sekarang giliran kamu. coba kamu masukan bola ini ke ring. kalo kamu bisa membuat 1 poin Saja kamu boleh masuk. tapi kalau kamu tidak bisa memasukkan bola nya. segera pulang sekarang juga." Tiba-tiba saja berubah serius.

"maksudnya gimana om? " tanyaku.

"ayo mulai!!" teriaknya.

aku langsung melakukan beberapa pergerakan untuk mencari ruang untuk menembak. tapi dia dengan cepat melakukan pressing dan menggagalkan semua pergerakan dan lemparan ku. papanya melakukan pressing dengan sangat agresif,

"bagaimana bisa dia melakukannya, ku yakin setidaknya dia berumur 40 tahunan." pikirku.

dia mencoba menahan pergerakan ku dengan sangat keras hingga membuat ku terjatuh.

"sudah kamu menyerah saja, ambil tas mu dan pulanglah nak" katanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!