KEESOKAN HARINYA
saat pulang dari rumah indra aku bilang pada keluarga ku bahwa aku habis jatuh dari motor dan hanya luka lecet biasa. aku minta untuk izin tidak masuk sekolah dengan alasan badan ku masih pegal-pegal.
sepanjang malam itu ibu tidak henti-hentinya mengomeli ku sambil mengurut badanku. aku sangat senang mendengar semua ucapnya. hal yang jarang kita sadari saat muda adalah rasa bersyukur karena orang tua masih bisa mengomentari, memarahi, dan menceramahi kita.
aku sangat senang bisa melihat ibuku beraktivitas seperti biasa. karena di masa depan yang lalu ia hanya bisa terbaring di kasur dan tidak bisa berbicara.
selama aku mulai kembali ke masa ini, aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ku. ibu seorang pekerja keras, demi bisa membantu ayahku memenuhi kebutuhan hidup, dia selalu berjualan menjajah kan dagangan nya ke tetangga dan orang sekitar. aku berusaha selalu membantunya berjualan sebisaku, saat pulang sekolah dan saat libur.
bahkan sekarang sedikit demi sedikit aku bisa memenuhi kebutuhan ku sendiri dan menabung dari jasa ku mengerjakan tugas praktek sekolah untuk teman sekelas dan orang lain.
malam setelah magrib aku biasa membantu ibu membawakan 2 plastik besar berisikan barang dagangan untuk di jajakan nya setelah pengajian.
"gimana tangannya masih sakit ga nak? kalo belum baikan sini ibu bisa bawa sendiri kok" ucap ibuku saat berjalan menuju tempat pengajian.
"gapapa bu. ini udah baikan kok. ibu capek ga mau di gendong sekalian juga masih kuat. sini di pundak tapi kaya mau nonton dangdut" jawab ku sambil bergurau.
"hahahaha anak ini. berarti besok bisa masuk sekolah kan? " tanya ibuku.
"umm satu hari lagi deh bu. hehehe" jawabku.
"emang masih ada yang ga enak badannya? sekolah tu penting nak. jangan malas-malasan. " ucap Ibu.
"iya bu besok juga cuma pelajaran praktek. aku udah bisa semua kok. tenang aja. hahaha" kataku
"hush, insya allah. alhamdulillah kalau kamu sudah bisa, tapi jangan takabur dan cepat berpuas diri. ingat sepeda harus tetap di kayuh agar terus berjalan dan tidak jatuh. " ucap Ibu.
"iya bu iyaa.. tapi nanti aku beli motor aja biar ga usah ngegoes goes terus. tinggal di gas aja. hahahhaa" kata ku bergurau.
"ishh anak ini kalau di omong" kata ibu sambil tersenyum.
besoknya teman ku datang ke rumah, indra, diki, jawir dan yoseph. seperti biasa saja, kami mengobrol dan bercanda.
"eh iya ambon kemana? " tanya ku
"dia ada urusan penting katanya. tangan lu udah gapapa? " tanya diki
"udah ga sakit sih, tapi tinggal nunggu kering aja. paling juga besok perbanan kaya rocklee. " jawabku.
"eh iya raf, tadi gw ketemu arum. dia nanyain lu, emang lu ga ngabarin dia? " kata indra.
"dia si emang nghubungin gw terus. tp gw bingung mau ngomong apa" jawab ku
"emang lu udah jadian ama dia Raf? " tanya jawir.
"waduuhh parah sih ini. ga ada pajak nya apa? " saut diki.
"tai kali lu dik ngomongin pajak. lu sama zahra aja mana Pajaknya? udh mau setahun ini lu jadian. " jawabku ke diki.
oh iya diki akhirnya resmi pacaran sama Zahra saat semester 2 kelas x kemarin. si ganteng sama si cantik jadian.
"ga ada jadian jadian. gw ama arum cuma temen. belom siap financial gw sekarang ngurusin anak orang." sambung ku.
"parah anak orang di php-in" saut yoseph.
"bukan php-in, cuma belum siap kalau sekarang. dari pada kaya lu sep, pacaran sama yanti kok umur nya cuma 1 hari.kalah lu ama persami, persami pramuka aja 2 hari, sabtu sama minggu. hahahahaha" kataku
kami semua tertawa.
"tapi slow aja sep, di masa depan nanti. Yanti bakal sadar dan ngejar-ngejar lu. percaya ama gw. " lanjut ku.
"iya ngejar-ngejar nagih utang " saut diki
"hahahahaha"
keesokan harinya aku masuk sekolah, dan kujalani kegiatan seperti biasanya. tapi sepertinya arum marah kepada ku. karena beberapa kali ku sapa dia tak menghiraukan nya. beberapa kali aku coba ingin menjelaskan tapi dia mengabaikan ku.
lalu saat pulang sekolah, aku menunggu nya di pinggir jalan. aku hanya ingin meminta maaf dan Menjelaskan padanya.
Setelah kutunggu beberapa menit akhirnya dia datang.
"halo bocil" sapaku
tapi dia masih mengabaikan ku dan terus berjalan.
lalu aku coba menahannya san memegang tangannya.
"maaf ya gw ga bales pesan dan telfon lu" ucapku padanya
"gw ga mau lu jadi khawatir"sambungku
"khawatir? emang saya siapa khawatir sama kakak?" jawaban arum penuh dengan emosional
dia terus mengeluarkan isi pikirannya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. sejujurnya aku sangat senang dia perhatian padaku. lalu Tiba-tiba saja tubuhku reflek memeluknya, membuatnya terdiam sejenak dan menangis.
"cup cup cup.. iyaa maaf ya cil. gw harus nya ngabarin lu kemarin. biar lu ga overthinking kaya gini. maaf ya" kataku untuk menenangkan nya.
"ya sudah maaf ya bocil. umm udah jangan nangis lagi. sekarang kita pulang aja yuk, nanti keburu macet kalau kesorean" ucapku sambil menghapus air mata di pipi chubby nya.
lalu aku bersihkan kacamata nya dengan baju ku dan memakainya lagi sambil berkata.
"nah sekarang sudah cantik lagi deh si bocah kecil. jalan sekarang yuk"
dia tersenyum seperti anak kecil yang akan dibelikan es krim setelah Merengek minta di belikan.
"manis sekali" pikirku.
Selama perjalanan pulang di dalam angkot, ku ceritakan semua yang terjadi saat itu padanya. lalu kami mengobrol bercanda seperti biasanya, aku sungguh menikmati setiap momen yang berubah.
dan sejujurnya aku juga takut, jika di masa depan ini akan berubah terlalu banyak hingga tidak dapat ku perkiraan lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments