Setelah kupikirkan, ada benarnya apa yang dikatakan bapak supir angkot itu. perlahan aku bangun dan kubuka pintu depan. aku sedikit terkejut, karena ternyata supir angkot itu sudah cukup tua. rambut dan brewok nya panjang tidak terurus dan seluruhnya sudah beruban.
aku masuk dan duduk disampingnya. tanpa basa basi dia langsung bertanya.
"memang apa yang terjadi pada mu nak? apa yang membuat kamu begitu sedih? "
"anak saya meninggal pak. cuma dia alasan saya tetap berjuang. ini semua salah saya pak" kata ku sambil menangis karena mengingat nya kembali.
"hahahahaha..." tawa supir angkot itu.
" bapak tidak paham apa yang saya rasakan, saya yang mengurusnya dari dia baru lahir. saya sangat menyayangi anak saya " kata ku dengan emosional.
" hei nak. kematian adalah hal yang pasti terjadi. semua akan kembali kepadanya. karena semua ini adalah miliknya. anak itu dari awal bukan milikmu, kau hanya dititipkan oleh-Nya" kata supir angkot itu dengan riang.
aku hanya terdiam mendengar jawaban darinya. menurutku dia tidak akan mengerti apa yang sedang aku rasakan.
saat sudah agak tenang aku mulai mencoba mengobrol lagi dengan pak supir angkot itu.
"ini semua salah saya pak, keadaan jadi seperti ini karena selama ini saya selalu salah dalam mengambil keputusan." kataku sambil merenung menatap jalanan malam
"sudahlah,, semua sudah terjadi. yang harus kamu lakukan sekarang adalah jangan membuat pilihan yang salah lagi" kata si supir angkot
"iya Pak saya tau. tapi andai saja dulu... tapi ya sudahlah" aku tidak lagi melanjutkan nya karena kupikir dia tidak akan mengerti.
"memang apa yang akan kau lakukan jika bisa kembali ke masa lalu? apakah kau pikir hasilnya akan berbeda dengan sekarang?" kata supir itu tiba-tiba menatap ku dengan serius.
"entahlah pak... tapi kurasa akan lebih baik" kataku sembari bersandar karena aku merasa agak mengantuk.
"hahahhaha.... " pak supir hanya tertawa.
Kulihat lampu mobil dari arah berlawan yang lewat terasa amat menyilaukan. aneh,, tiba-tiba jadi banyak sekali mobil yang lewat. lampu sorot yang menyilaukan semakin lama semakin cepat dan menjadi semakin menyilaukan. karena sangat menyilaukan aku menutup mata ku dan tanpa sadar tertidur begitu saja.
aku merasa tidurku amat nyenyak saat itu, aku merasa seperti terbebaskan dari kesedihanku.
"hei nak.. nak bangun.. kita sudah sampai" kata pak supir itu sambil menggoyang kan lengan ku.
aku mulai terbangun dan merasa kepalaku sedikit sakit dan pusing. kulihat sekitar yang ternyata ini bukan di rumah sakit tempat anak ku dirawat tadi.
"loh pak... kok saya malah di antar ke sini. saya ingin balik ke rumah sakit pak, banyak yang harus saya lakukan di sana." kataku karena kulihat ini jalan menuju rumah ibuku.
"sudah kamu pulang ke sini saja dulu. di sana pasti sudah ada yang urus" kata pak supir.
"tapi pak... " belum selesai aku bicara, pak supir langsung menambahkan.
"sudah,, langsung pulang saja. dan ingat satu hal lagi. jangan sia-siakan kesempatan mu. pikirkan dengan baik untuk siapa kau berjuang. hahahaha"
"oh iya jika kau bisa melakukannya dengan baik, kau bisa menyelamatkan lebih dari satu nyawa"
"sampai jumpa lagi hahahahaha... " kata terakhirnya dan langsung pergi begitu saja.
aku masih bingung dengan apapun yang dia katakan barusan. kepala ku masih pusing, bahkan aku berjalan seperti tidak sadar. aku berjalan menuju rumah ibuku dengan sendirinya.
baru saja terpikirkan oleh ku, bagaimana dia tahu di sini dekat dengan rumah ibuku. bahkan dia tidak menanyakan tujuanku tadi, aku pun tidak fokus karena merasa sedih tadi.
persetan lah... aku hanya ingin segera tidur, kepalaku terasa sangat berat dan pengelihatan ku juga mulai kabur. sesampainya di depan rumah ibu, aku langsung membuka pintu rumah. ku buka kunci pintu nya dengan cara memasukan tangan ku kedalam sela-sela jendela dan membuka kuncinya dari dalam.
"assalamu'alaikum. bu, pak, aku pulang"
tidak ada balasan dari dalam, kupikir mereka sudah tertidur.
kepalaku terasa sangat berat dan aku merasa amat pusing. aku langsung rebahan di ruang tamu beralaskan karpet. tak lama kemudian ibu membangunkan ku, menyuruhku mengganti baju. semuanya terasa seperti mimpi, karena nyatanya ibuku hanya bisa terbaring karena sakitnya.
lalu aku bermimpi saat dimana anakku musa baru lahir, aku memimpikan kembali momen membesarkan musa. mulai dari pertama kali menggendong nya, memandikan nya, momen musa tertawa, merangkak hingga berlari dan sampai pada akhirnya iya meninggal.
"musa, maafkan ayah musa, maaf" aku mengigau sambil menangis.
lalu aku mendengar seseorang berbicara dengan samar.
"istighfar Rafa, istighfar. bangun sudah subuh" begitu katanya berulang-ulang.
aku mulai terbangun dan dengan samar kulihat ibuku dengan mengenakan mukena putih membangunkan ku sambil menggoyangkan badanku.
"alhamdulillah ibu.. ibu sudah sehat. alhamdulillah ya allah. ibu sudah sehat"
aku langsung memeluk ibuku dengan erat dan tangis haru karena bersyukur.
"alhamdulillah ibu udah sehat. dari kapan ibu bisa bangun? " tanya ku
"Rafa ngomong apa sih? dari kemarin ibu sehat-sehat aja" jawab ibu bingung.
tapi setelah ku perhatikan lagi ibu kok terlihat lebih muda ya. apa Jangan-jangan...
"huaaa ibu maafin Rafa ibu, padahal Rafa belum bisa bahagiain ibu tapi ibu udah meninggal." kataku sambil memeluknya.
"Kamu kenapa sih Rafa. kamu narkoba ya? tadi bilang ibu sakit sekarang nyumpahin ibu meninggal. mau jadi anak durhaka kamu ya.!"
ibu langsung menyiramkan air dari gelas yang ada di dekatnya.
"sudah mandi sana, sholat subuh terus beberes untuk sekolah" perintah ibu.
"jadi ini bukan mimpi ? dan ibu bukan hantu" kataku sambil mengusap muka setelah di siram ibu.
"ini anak masih aja ngomong nya ngawur, mau ibu siram lagi. sudah buru mandi sana, semalam pulang basah-basahan langsung tidur aja. untung ibu gantiin baju celana kamu, kalo ga, bisa masuk angin kamu" kata ibu sambil mencubit lenganku.
"iya bu iya adoh sakit" aku kabur dari cubitan nya dan menuju ke kamar mandi.
di dalam kamar mandi aku terus berfikir,
"bagaimana ibu bisa tiba-tiba sehat? kenapa ibu terlihat lebih muda? dan sekolah? untuk apa aku ke sekolah lagi di umur setua ini."
"whuaaaaaaaaa" seketika aku terkejut saat melihat cermin di kamar mandi.
kenapa rambut ku jadi pendek dan rapih? dan aku benar-benar terlihat seperti saat SMK lagi. apa yang sebenarnya sedang terjadi padaku saat ini. apa aku sedang bermimpi? tapi kalau ini mimpi bagaimana bisa cubitan ibu masih terasa sakit di tangan ku?
ketika aku masih kebingungan dengan yang terjadi tiba-tiba saja ibu menggedor pintu kamar mandi.
"ada apa Rafa teriak-teriak tadi?"
"ee umm kecoak bu, tadi ada kecoak terbang" jawabku.
"sejak kapan kamu takut sama kecoak Rafa? sudah jangan banyak alasan nanti waktu Subuh nya kelewatan. jangan sampai telat di hari pertama sekolah." kata ibu
"ii iya bu iya ini juga mau mandi" jawabku sambil mengguyur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Siti Dede
keren👍
2023-09-24
1
Yami CB
Jadi nagih!
2023-09-13
1