Si kembar membuka tas yang berisi es krim pemberian dari aunty Maura, tapi gak ada es krim rasa kesukaan mereka.
"Oty to ga ada es tim asa obeli ama asa cokat cih(aunty kok gak ada es krim rasa stroberi sama rasa coklat sih)" tanya Galah.
"Memangnya itu rasa apa sayang" tanya Maura.
"Asa nila oty (rasa vanila aunty)" ucap Galih.
"Yah maaf aunty gak liat sayang, aunty langsung ambil aja gak liat rasa" ucap Maura dengan rasa bersalah.
"Ish oty etan-etan au ikah alagan bil aja(ish aunty mentang-mentang mau nikah sembarangan ambil aja)" ucap Galah.
"Maaf ya" ucap Maura lagi.
"Makan yang itu aja" ucap Maura.
"Ita ga uka oty, uat oty aja(kita gak suka aunty, buat aunty aja)" ucap Galih.
Maura melihat Jovian yang hanya tersenyum melihat si kembar protes pada aunty mereka.
☘☘☘☘
Pulang dari rumah si kembar, Jovian dan Maura mampir di kafe milik Brian untuk makan siang, pada saat memasuki kafe, kedua mata Jovian melihat Vita dan Rendi sedang makan siang juga.
"Sayang itu ada Vita sama suaminya, kita samperin yuk" ucap Jovian.
Maura melihat wanita yang duduk dengan perut buncitnya, mereka terlihat sangat romantis bahkan Rendi terlihat menyuapi sang istri dengan.
"Ayo" ajak Maura.
"Vit, Ren" panggil Jovian.
Kedua pasangan suami istri yang sedang asik menikmati makan siang itu melihat ke asal suara, Vita dan Rendi melihat Jovian dan Maura berjalan ke arah meja mereka.
"Hey, Jo, Ra kalian mau makan siang di sini juga" tanya Vita.
"Iya" ucap Maura sambil tersenyum manis.
"Kalau gitu gabung aja yuk, kebetulan kita juga lagi nunggu pesanan yang lain" ucap Rendi.
"Gue terserah sama calon istri aja" ucap Jovian melihat Maura.
"Udah duduk sini aja yuk dekat aku" ucap Vita menarik tangan Maura.
Keduanya pun ikut bergabung bersama Vita dan Rendi, sambil menunggu pesanan datang keempatnya mengobrol dengan akrap. Sesekali Rendi menanyakan persiapan acara pernikahan keduanya.
Maura melihat perut Vita yang sudah buncit, saat ini usia kandungan Vita sudah memasuki bulan ke 8 dan hal itu membuat Rendi siap siaga menemani sang istri tercintanya itu.
Tak lama kemudian pesanan mereka datang, mereka berempat pun mulai memakan makan siang mereka yang sudah tertata dengan rapi itu.
"Sayang menu Jepangnya enak banget, aku suka" ucap Vita.
"Iya makanlah, pasti dedek juga masi laper" ucap Rendi.
Vita menganggu kepalanya dengan antusias, Jovian yang melihat itu dalam hatinya ia sangat bersyukur, karena sekarang Vita sudah berubah gak seperti dulu lagi suka berbuat jahat.
Selesai menghabiskan semua makan siang, keempatnya mengobrol sedikit lalu Jovian dan Maura pamit pulang, karena Jovian akan mengantar calon istrinya kembali ke rumah.
☘☘☘☘
Sepulang dari mengantar Maura, Jovian tidak langsung pulang ia mengendarai mobilnya ke kantor sahabatnya Gilang.
25 menit kemudian mobil yang di kendarai oleh Jovian pun tiba di kantor Hadinata, Jovian memarkirkan mobilnya lalu langsing pergi menemui sang sahabat.
Karena sudah memberitahu Gilang lewat telpon, Jovian langsung masuk ke dalam ruangan Gilang setelah tiba di lantai tujuan.
Ccllekk...
"Lang loh harus bantuin gue" ucap Jovian duduk di kursi depan Gilang.
"Bantuin apa" tanya Gilang.
"Cek, loh tuh ya udah tau juga" ucap Jovian kesal.
"Sekarang dia ada di mana" tanya Gilang dengan wajah serius.
"Di tempat biasa, dia masih mengira kalau aku adalah teman kecilnya" ucap Jovian mengusap wajahnya dengan kasar.
"Aku rasa dia mengalami gangguan jiwa setelah hampir di lecehkan" ucap Jovian lagi.
"Apa Maura sudah tau" tanya Gilang.
"Gak, aku gak bisa ngasi tau Maura, takutnya dia salah faham apa lagi gadis itu mengira kalau aku teman Kecilnya" ucap Jovian.
"Terus aku harus bantuin apa" tanya Gilang.
"Bantuin apa, gue udah pusing banget nih" ucap Jovian.
"Kenapa gak di masukin rumah sakit jiwa aja" ucap Gilang membuat Jovian menatap Gilang tak percaya.
"Gila loh, mana tega gue" ucap Jovian melihat gedung lain di luar sana.
"Bercanda gue" ucap Gilang sambil terkekeh geli melihat wajah kesal sahabatnya itu.
"Jujur gue udah anggap dia seperti adek gue sendiri, cuma gue gak tau gimana caranya gue jujur sama semuanya" ucap Jovian lirih.
Flashback...
1 Tahun yang lalu...
Jovian yang baru saja pulang kantor saat ini suasana jalan sudah sangat sepi karena jam sudah menunjukan pukul 1 dini hari, sembari fokus menyetir Jovian melihat seseorang yang sedang di kejar-kejar, dengan penasaran Jovian memberhentikan mobilnya.
Jovian melihat seorang gadis yang dengan pakaian setengah robek sedang di kejar 3 orang bertubuh besar, gadis itu terlihat acak-acakan.
"Tolong-tolong jangan mendekat saya mohon" ucap gadis itu.
"Hahahah hey gadis manis kamu udah gak bisa kemana-mana sekarang" ucap salah satu pria.
"Saya mohon, tolong biarkan saya pergi" ucap gadis itu lagi.
Tiba-tiba salah satu pria mendekat dan akan menarik paksa baju gadis itu, tapi tiba-tiba seseorang menghantam nya membuat pria itu tersungkur ke aspal.
"Loh semua pergi gak sebentar lagi polisi datang" ucap Jovian, membuat ketiga pria bertubuh besar itu pun sontak kabur dengan cepat.
Jovian melihat gadis yang terduduk di aspal dengan acak-acakan sambil menangis histeris.
"Tolong jangan mendekat saya mohon tolong" ucap gadis itu ketakutan sambil menangis.
"Kamu gak usah takut ya, aku bukan orang jahat kok mereka sudah pergi" ucap Jovian dengan pelan.
Gadis itu mengangkat kepala, dan melihat wajah pria yang berdiri di depannya itu dengan intens, ingatan masa kecilnya pun melintas di ingatannya.
"Kak ini roti buat kaka" ucap seorang gadis kecil.
"Terima kasih ya" ucap bocah laki-laki.
"Sama-sama kak, aku pergi dulu ya" ucap gadis kecil itu.
"Kamu gak papa" tanya Jovian.
Lamunan gadis itu buyar saat mendengar suara Jovian, ia lalu tersenyum dan menghapus aira mata dengan kasar.
"Kaka" ucap gadis itu mengira pria yang menolongnya adalah teman kecilnya yang ia panggil kaka.
"Kamu ngapain di sini sendiri sampai di kejar-kejar preman" tanya Jovian.
Gadis itu kembali menunduk sedih, ia mengingat perkataan tantenya kalau kedua orang tua nya mengalami kecelakaan pesawat dan tewas di tempat, dan sekarang dia hanya sebatang kara.
"Rumah kamu di mana, biar saya antar" ucap Jovian lagi, karena gak tega melihat gadis itu.
"Aku gak punya rumah, orang tuaku juga sudah meninggal kecelakaan pesawat" ucap gadis itu sedih.
"Nama kamu siapa" tanya Jovian.
Tapi gadis itu hanya menggeleng kepala, Jovian pun memutuskan membawa gadis itu ke apartemen kecil yang ia beli, agar tidak ada yang tau tentang gadis itu dan hanya pada Gilang lah Jovian menceritakan semua ini.
Bersambung...
***Like...
Komen...
Vote***....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Aisyah Putri Angel
jgn2 itu Laura teman kecil sewaktu tk dulu temannya Brian
2022-11-14
0
momy ida
Jovian kalau lo gk cerita masalah ini kemaura gw yakin kelak ini akan jdi boomerang buat kehidupan lo dan Maura.......?
2022-07-28
1
Ratu Emilly
Jovian cari penyakit
2022-07-19
0