Ting....
Pintu lift terbuka Brian melangkah cepat keluar dari lift setelah melihat seorang gadis yang terlihat sangat berantakan sedang di seret dengan paksa keluar dari apartemen yang di katakan oleh Jovian.
"Lepasin saya kalian jahat,, lepasin saya" ucap gadis itu yang terlihat berantakan.
"Jangan banyak ngomong ayo ikut kami" ucap Martin dengan marah.
"Kamu jahat, kamu sudah membunuh kedua orang tua ku, kau pria jahat, kau pria bermuka dua" ucap gadis itu dengan tak kalah marahnya.
"Ayo bawa dia" ucap Martin pada anak buahnya.
"Lepaskan gadis itu" ucap Brian yang berdiri di hadapan mereka.
Martin dan ketiga anak buahnya melihat ke asal suara, Martin melihat Brian dari ujung kaki sampai kepala lalu tersenyum sinis.
"Siapa lagi kamu, ikut campur urusan kami saja minggir" ucap Martin.
"Jangan harap kalian bisa membawa gadis itu" ucap Brian.
"Hajar dia" perintah Martin pada anak buahnya.
Ketiga anak buah Martin menghajar Brian, saat ini Brian melawan tiga orang sekalipun terjadilah baku hajar di depan pintu apartemen.
Sedangkan gadis itu berada di tangan Martin, pria itu tidak melepas tangan gadis itu sama sekali.
Di dalam mobil si kembar mulai bosan karena sang uncle tak kunjung kembali, sudah menunggu beberapa menit tapi uncle Brian tak juga kembali.
"Ucel ama anet ci(uncle lama banget sih)" ucap Galih.
"Ia ama anet(iya lama banget)" ucap Galah juga.
"Imana alo ita iat ucel aja(gimana kalau kita liat uncle aja)" ucap Iqbal.
"Yo, ita iat ucel aja(ayo, kita liat uncle aja)" ucap Galah.
Keempat bocah kecil itu pun turun dari mobil, tujuan mereka adalah menyusul sang uncle, Galah menekan pintu lift terbuka dan sembarang menekan angka, lift pun membawa para bocah itu menuju lantai tujuan.
Ting...
Pintu lift terbuka dan keempat bocah kecil itu melihat kalau uncle mereka sedang bertarung dengan para preman, Brian terlihat sudah mulai kealahan menghadapi ketiga preman itu.
"Awat ucel alam ahaya(gawat uncle dalam bahaya)" ucap Galih.
"Ita alu antu ucel Blian(kita harus bantu uncle Brian)" ucap Iqbal.
"Yo ita antu ucel(ayo kita bantu uncle)" ajak Galah.
Keempat bocah kecil itu berjalan mendekati para preman itu, Galih mengambil sapu yang terletak di ujung koridor, sedangkan galah mengambil penutup sampah, Iqbal mengambil sket yang ada di dekat sapu sedangkan Kifli mengeluarkan kedua sepatunya.
"Elang(serang)" ucap keempat bocah kecil itu.
Membuat Brian dan ketiga preman itu melihat ke asal suara, begitu pun dengan Martin.
Galih memukul salah satu preman di bagian kepala sehingga membuat preman itu mengadu kesakitan karena mendapat pukulan itu, sedangkan Kifli melempar kedua sepatu nya ke wajah Martin sehingga mengenai mata Martin, membuat Martin mengumpat dan memaki.
Brian kembali menyerang preman yang satu, sedangkan preman yang satunya sedang di pukuli oleh kepala sket oleh Iqbal, terlihat Si kembar sedang menyerang preman yang satu.
"Ah ahk sakit, stop ini sakit" ucap preman yang di serang oleh si kembar.
Si kembar dan Iqbal tak henti-hentinya memukuli para preman itu sehingga membuat Brian dengan cepat menghentikan mereka.
"Boy stop, jangan di pukuli terus nanti bisa mati" ucap Brian.
Ketiga bocah kecil itu pun berhenti, melihat ke arah gadis yang sedang berteriak histeris sedangkan Martin sudah kabur karena melihat ketiga anak buahnya sudah k o di tangan si kembar dan uncle Brian.
"Kamu gak papa" tanya Brian pada gadis yang duduk di lantai.
"Mereka jahat, mereka sudah membunuh orang tuaku" ucap gadis itu sambil menangis.
"Atian ya tata itu anis elus(kasian ya kaka itu nangis terus)" ucap Galih melihat iba gadis itu.
"Ia acian(iya kasian)" ucap Iqbal dan ketiganya.
Tak lama kemudian bi Yati keluar dan langsung mendekati gadis itu, bi Yati memeluk gadis itu dengan sayang.
"Ayo kita masuk neng" ajak bi Yati.
Brian dan keempat bocah kecil itu ikut masuk ke dalam karena bi Yati mengajak mereka masuk, Bi Yati mengantar gadis itu masuk ke dalam kamarnya lalu keluar untuk menemui Brian dan keempat bocah kecil itu, bertepatan dengan Gilang yang batu saja masuk.
"Api(papi)" ucap si kembar, Gilang pun tak kalah kaget nya melihat si kembar dan kedua sahabatnya yang ad di sana juga.
"Kak, kok bisa ada di sini" tanya Brian juga.
"Nanti kaka ceritakan sama kamu ya, gak sekarang" ucap Gilang melihat keempat bocah kecil itu.
Brian yang mengerti itu pun hanya mengangguk kepala saja, padahal ia sangat penasaran dengan semua yang terjadi saat ini, termaksud hubungan Gilang dan Jovian dengan gadis yang ia tolong tadi.
Next...
***Jangan lupa like, komen sama vote ya....
Gimana aksi keempat bocah kecil itu guyss***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
LISA
Wah hebat nih si kembar ikut bantu ngelawan preman2..😃👍👍
2022-07-22
0
Jeniemi
Keren.. Seru kl ada si kembar
2022-07-21
1
Katminten
lnjut
2022-07-21
0