Roti Kering

Bertepatan Jovian keluar dari dalam lift, saat itu juga Gilang, Ambar dan keempat bocah kecil itu baru saja keluar dari kamar hotel tempat mereka menginap semalam.

"Ucel Jo(uncle Jo)" panggil si kembar dengan antusias.

"Hay, kalian ma balik" tanya Jovian menghampiri mereka.

"Iya bro, kita mau balik kasian anak-anak" ucap Gilang.

Saat ini pandangan keempat bocah kecil itu tertuju pada tas yang di bawa oleh Jovuan, Gilang dan Ambat juga penasaran apa isi tas itu.

"Ucel Jo tuh apa(uncle Jo itu apa)" tanya Galah menunjuk tas yang di bawa Jovian.

"Oh ini, barang-barang milik aunty kalian" ucap Jovian.

Dari balik Tas Gilang dan Ambar sudah tau apa itu, Gilang tersenyum melihat sang sahabat karena saat ini belanjaan Jovian berada di tas puti.

"Apa istiut ya tu(apa biskuit ya tuh)" tanya Galih.

"Ata ibu atu tu ama ya oti elin Alih(kaya ibu aku itu namanya roti kering Galih)" ucap Kifli yang mengenali pembungkus pembalut dari balik tas.

"Oti elin, yan elin di alet okat tu ya(roti kering, yang sering di oles coklat itu ya)" tanya Galah.

"Utan, oti elin ni ga isa di atan ata ibu atu(bukan, roti kering ini gak bisa di makan kata ibu aku)" ucap Kifli lagi.

"Ditu ya ilain di atan(gitu ya kirain di makan)" ucap Galih.

"Eman enapa (emang kenapa)" tanya Galah.

"Atu au inta lah(aku mau minta lah)" ucap Galih.

"Sudah-sudah ayo kita pulang, kasian nanti Kifli sama Iqbal udah di tungguin sama orang tua mereka" ucap Gilang.

"Jo kita pamit ya" ucap Gilang.

"Iya makasih ya" ucap Jovian.

"Salam sama Maura aja ya kak Jo" ucap Ambar.

"Iya nanti aku sampaikan" ucap Jovian.

Gilang dan Ambar mengajak keempat bocah kecil itu masuk ke dalam lift, sedangkan Jovian kembali ke dalam kamarnya dan juga sang istri.

Cclleekk...

Jovian masuk tapi tidak menemukan sang istri di dalam kamar, Jovian mengetuk pintu kamar mandi ternyata Maura ada di sana.

"Sayang ini, aku gak tau mana yang sering kamu pake jadi aku minta tolong karyawan supermarket aja" ucap Jovian menyerahkan tas berisi pembalut.

"Gak papa, makasih ya kak" ucap Maura kembali menutup pintu kamar mandi setelah menerima tas berisi pembalut.

Jovian mengambil ponselnya dan mengecek apakah ada telpon dari bi Yati, ternyata tidak ada Jovian akan mencari waktu untuk melihat gadis malang itu.

Tak lama kemudian Maura keluar dari kamar mandi dengan wajah segar karena ia juga sekalian membersihkan diri.

"Sayang kamu udah selesai" tanya Jovian.

"Iya kak, kaka gak mandi" tanya Maura.

"Ini udah mau mandi, nanti kita sarapan di restoran hotel ya" ucap Jovian.

"Iya" ucap Maura lalu Jovian masuk ke dalam kamar mandi.

Sementara menunggu sang suami, Maura merias wajahnya dengan bedak yang tidak terlalu tebal, hanya terlihat biasa saja tapi menambah kecantikan gadis itu ia juga sudah menyiapkan pakaian ganti untuk sang suami.

Tak berselang lama Jovian keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit perutnya yang seperti roti bebek, membuat Maura memalingkan wajahnya karena malu membuat Jovian terkekeh geli melihat itu.

☘☘☘☘

Setelah sepulang dari acara resepsi pernikahan Jovian dan Maura semalam, saat ini Tio sedang memikirkan seorang gadis kecil yang sering memberinya roti waktu kecil.

Sudah seminggu ini diam-diam Tio mencari tau tentang keadaan gadis kecilnya itu yang sudah pindah ke Singapura sejak kecil.

"Kamu di mana sih" ucap Tio dalam hati.

"Nak lagi lamunin apa" tanya ibu Tio.

"Eh ibu, gak kok bu" ucap Tio.

"Jangan bohong, sudah seminggu ini kamu melamun" tanya ibu Tio.

"Tio lagi mikirin teman Tio bu, gak tau sekarang di mana" ucap Tio.

Ibu Tio tersenyum melihat putranya itu, ibu tau Tio sedang mencari teman gadis masa kecilnya yang sudah pindah ke luar negri, karena ibu mendengar Tio mengobrol di telpon 4 hari lalu.

"Kamu yang sabar ya, banyak berdoa semoga kamu cepat ketemu dengannya" ucap Ibu.

"Iya bu, makasih ya bu" ucap Tio memeluk sang ibu.

"Iya nak sama-sama" ucap ibu Tio.

Setelah itu Tio pamit pada sang ibu untuk berangkat bekerja menjemput sang bos lalu langsung ke kantor.

☘☘☘☘

Pasangan pengantin baru itu baru saja tiba di restoran hotel, para pelayan langsung menyajikan macam-macam menu untuk kedua pasangan pengantin baru itu.

Maura juga melihat ada menu kesukaannya di sana, karena saat ini sudah menjadi seorang istri maka Maura pun melayani sang suami dengan baik, dari mengambilkan menu sarapan untuk nya.

"Suka gak sama menunya" tanya Jovian.

"Iya suka banget" ucap Maura.

Keduanya sarapan dengan tenang, sampai sekali-kali Jovian menyuapi sang istri keduanya terlihat sangat romantis, membuat para pengunjung restoran lain melihat keduanya dengan iri.

Aaaa, Jovian meminta sang istri untuk membuka mulut, karena ia akan menyuapi kek sebagai makanan penutup untuk mereka berdua dan dengan senang hati Maura menuruti permintaan sang suami.

Jovian melihat bekas coklat di sudut bibir Maura, dengan talenta Jovian mengusap itu mengunakan jarinya, membuat Maura kaget dan tersipu malu melihat sekeliling mereka ternyata banyak pengunjung.

"Kenapa" tanya Jovian.

"Malu banyak orang" ucap Maura.

"Aku gak malu, saat ini kan kamu udah sah menjadi istri aku" ucap Jovian sambil tersenyum..

Selesai sarapan keduanya kembali lagi ke kamar untuk bersiap-siap kembali ke kediaman Adiguna, lalu nanti setelah dari sana mereka akan ke rumah Wiratmaja.

"Udah, ayo" ajak Jovian menggenggam tangan sang istri keluar dari kamar menuju lift.

Tiba di lantai dasar hotel seorang sopir sudah menunggu kedua pengantin baru itu di sana, lalu membukakan pintu untuk keduanya dan mobil pun keluar dari area hotel milik keluarga Wiratmaja.

Kurang lebih hampir setengah jam mobil yang di naikin oleh Jovian dan Maura pun memasuki kediaman rumah Adiguna, pak sopir membukakan pintu untuk keduanya lalu Jovian dan Maura masuk ke dalam.

"Assalamualaikum mom, dad" ucap Maura dan Jovian setelah tiba di dalam.

"Waalayikumsalam sayang, kalian udah datang" ucap mommy Nara.

Maura dan Jovian menyalami tangan Mom Nara dan Daddy Erik bergantian, kemudian keduanya ikut bergabung bermasa mereka.

"Adek mana mom" tanya Maura, karena tidak melihat sang adik.

"Di kamar, sebentar lagi juga turun" ucap mom Nara.

Jovian dan Maura mengobrol bersama mom Nara dan daddy erik, sampai Marvel datang dan ikut bergabung bersama mereka.

Next...

Jangan lupa Like, Komen sama Vote ya guys...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***