Our Story
" Hah!!" Teriak gadis terbangun dari tidur, bernafas begitu cepat kala membali bermimpi buruk.
" Ayah." Gumamnya kembali, mengusap wajahnya dengan kedua tangan.
Mimpi buruk yang selalu datang menghantuinya. Selalu terngiang-ngiang dalam otak dan kegelisahan di dalam hati. Sudah tidak terhitung lagi kapan mimpi itu selalu datang padanya.
Sudah mencoba melupakannya, tetap saja. Tidak bisa di hilangkan, meskipun sebagian telah hilang dalam pikirannya.
Pintu kamar berdecit, membuat dirinya menatap pintu kamar yang terbuka setengah. Mendapati tubuh wanita terlihat masih mulus dan cantik di ambang pintu dengan senyum.
" Pagi... Sudah bangun?" Tanyanya dengan lembut. Membuat dirinya hanya tersenyum kecil. " Cepat mandi, mama tunggu di bawah kita makan bersama ya." Imbuhnya, lagi-lagi hanya mengangguk dan tersenyum menjawab ucapan dari Mamanya.
Ya, wanita cantik berpenampilan modis serta lekuk tubuh yang bagus itu adalah mamanya, Ranti. Mama yang cantik dan banyak di sukai para lelaki dari bujang, duda atau om-om hidung belang.
Tak ingin berdebat di pagi hari dengan mamanya. Ia dengan cepat, merapikan tempat tidur, bergegas ke kamar mandi dan tidak ingin telat untuk ke sekolah yang selalu bisa membuatnya tak kesepian. Meskipun dirinya tak pernah berinteraksi dengan teman-teman kelasnya.
" Mau selai apa?" Tanya Mama, kala dirinya sudah duduk di depan meja makan bundar. meletakkan tasnya di samping duduknya.
" Aku bisa sendiri." Jawabnya. mengambil selembar roti di depannya dan mulai mengoleskan selai coklat kesukaannya.
Hanya menghela nafas sabar, Anaknya tak pernah berubah dalam dua tahun ini. Dingin, acuh dan juga lebih banyak diam. Mungkin semua ini karena kesalahannya, hingga membuat dirinya dan sang anak tidak bisa lagi seperti dulu.
" Hari ini mama akan pergi selama dua hari. Jangan nakal, pulang jangan larut malam. kasihan bibik kalau nunggu kamu lama mainnya." Ucap Ranti, mengoles selai nanas untuk dirinya sendiri.
" Iya." Jawab datar anaknya, tanpa lagi bertanya kemana Mamanya akan pergi. Mungkin sudah tau kemana mamanya akan pergi dan dengan siapa.
Satu tahun lebih mamanya tidak pernah memberitahukannya pergi ke mana, bekerja apa, sama siapa dan gak pernah pulang-pulang hingga berhari-hari membuat sisi liarnya sedikit tumbuh karena tak pernah mendapat perhatian khusus dari mamanya yang terlalu sibuk dengan urusannya.
Semenjak lima bulan terakhir dirinya bertengkar hebat dengan mamanya, karena selalu pulang malam. Membuat Ranti kini mulai mencoba mendekatkan diri pada Anaknya. dan mulai memberitahukannya setiap dirinya akan ke luar kota, serta memberi wejangan pada anaknya untuk menjaga diri dan tak boleh pulang terlalu malam.
Sebagai orang tua, tentunya takut bila anaknya berteman dengan anak nakal. Takut bila salah pergaulan dan takut bila mengikuti jejaknya. Tapi Dirinya yakin anaknya tak akan pernah melakukan itu semua dan membuatnya kecewa hingga itu berani memberikan kebebasan pada putrinya dan membiarkan putrinya mencari jati diri sendiri.
Mana yang baik dan mana yang buruk.
Mana yang susah dan mana yang senang.
Mana terpaksa dan mana terpaksakan.
" Aku selesai, aku berangkat dulu." Ucap gadis berseragam sekolah SMA, mengambil tas yang ada di sampingnya.
" Mama antar ke seko-,"
" Enggak perlu. motorku sudah di perbaiki. Aku berangkat. " Potong cepat, menyalimi tangan Mamanya dan berjalan cepat keluar rumah.
Lagi-lagi Ranti hanya bisa menatap sedih putrinya yang sulit sekali untuk di gapai. Tersenyum getir, kembali menikmati sarapan paginya sendiri.
Beginilah kehidupan di dalam rumahnyanya selama dua tahun silang. Tidak ada yang berubah sedikitpun untuk kembali ke masa dulu.
Yasmin alana putri. Tujuh belas tahun, Anak tunggal dari keluarga sederhana, bahagia dan tentram. Sebelum mendapatkan hinaan, cacian dan bullyan dari orang-orang yang mengenalnya dan mamanya. Ayahnya, meninggal tiga tahun lalu. Kecelakaan tunggal saat pulang kerja. Kecelakaan yang mengenaskan, hingga membuatnya sulit sekali melupakan bayangan tubuh ayahnya.
Saat ini dunianya kembali hancur, belum genap satu tahun sepeninggal Ayahnya. Mamanya ternyata seorang wanita simpanan om-om hidung belang, yang butuh kepuasan di atas ranjang. karena istri sah tak mampu membuat suaminya terpuaskan.
Pernah suatu saat mamanya mendapatkan labrakan dari istri sahnya. Tapi itu juga tak membuat mamanya jera, justru mamanya semakin gila dan selalu pergi ke luar kita menemani pelanggan setianya. Dan mendapatkan kehidupan yang layak, tapi tidak membuat sang Anak senang.
****
" Ayah harap kamu gak akan buat ulah lagi di sekolah baru kamu ini Lintang." Tegas pria bernama Teguh. berdiri di samping gadis remaja bersama wanita cantik yang ada di sebelah putrinya.
" Mas?" Tegur wanita lembut. Istrinya, Saskia. menggelengkan kepala untuk tidak membuat keributan pagi-pagi di sekolah baru putri sambungnya.
Sedangkan putrinya hanya menatap sinis sepasang suami istri itu.
" Sudah tiga kali ini anak di keluarin sekolah karena berandalannya Bun. Harus di beri hukuman apa lagi biar ini anak jera dan gak ngulangi kesalahannya lagi."
" Aku begini juga karena Ayah sama Ibu kan. Aku juga gak mau di sekolahkan Ayah atau Ibu. Ayah saja yang maksa jemput aku dari panti asuhan. Padahal kalian berdua yang naruh aku di sana, karena gak pengen terbenani anak kandungnya." Ketus Lintang.
" Lin-,"
" Mas?" Tegur cepat istrinya sambil menggelengkan kepala.
" Lintang, Masuk ya Nak. Sudah tau kelasnya belum. Mau Bunda antar?" Tanya lembut Ibu tiri. sambil mengusap lengan putri sambungnya.
" Enggak usah, aku bisa cari sendiri. Aku masuk dulu." Pamit Lintang, pergi begitu saja tanpa mau bersalaman dengan ke dua orang tuanya.
" Anak ini?" Gumam Teguh, menggelengkan kepala menghembuskan nafas frustasi menghadapi tingkah laku putrinya.
" Jangan terlalu keras mas? Lintang masih remaja, kita harus sabar. Gak mudah juga untuk dia memafkan orang di masa lalunya."
" Iya."Lirih Teguh. " Maafin Lintang, makasih sudah selalu sabar hadapin kelakuan dia." Imbunya, malu dengan perbuatan Lintang pada istrinya.
" Enggak apa-apa Mas. Ya sudah, ayo pulang. Lintang juga sudah masuk." Menatap depan sekolah yang sudah terlihat sepi.
Hanya mengangguk tersenyum, membukakan pintu mobil untuk istrinya.
Lintang auliya alanza, tujuh belas tahun. Anak tunggal, Hidup dari keluarga broken home hingga ke dua orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Tidak ada kasih sayang dari seorang ibu atau ayahnya. Mendapatkan kasih sayang dari sang Nenek, hanya sementara. Membuatnya sangat kehilangan orang yang di sayang.
Dan hidupnya kembali sepi serta menderita. Dua tahun harus tinggal di tempat panti, kala rumah nenek di ambil alih oleh bibik dari ibunya, yang entah kemana sang ibu berada kini berada. Ayahnya menikah lagi, seakan sang Ayah juga melupakannya. Dan dua tahun kemudian Ayahnya menjemputnya dari panti, dengan wanita di sampingnya yang ternyata istri baru ayahnya.
.
.
.
.
🍃🍃🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Rahmalia Nurodin
baru mampir ....
2022-07-07
1
Kas Gpl
udah mampir
2022-07-06
1
💠 Coco 💠
q hadir Thor☝️☝️
2022-07-06
1