Mengadu.

Bukan rumah tujuan Yasmin sekarang sehabis pulang dari sekolah. Memarkirkan motor kesayangannya di tempat biasa yang tak bisa membuat motornya kepanasan.

Cafe milenial, intagrameble. Cafe bernuasa puttih abu-abu, lampu-lampu gantung serta beberapa kursi bersama meja bundar, serta sofa dan juga meja kotak panjang di berbagai sudut yang pas. Di tambah hiasan dinding, dan juga panggung untuk konser dadakan begitu epik, serta betah berlama di sana.

Cafe yang strategis, terletak tak jauh dari kampus, taman dan juga jalan utama menuju ke arah tujuan kemana saja.

Siang hari tidaklah banyak pengunjung, bila malam hari. Harus rela memendam kekecewaan bila tidak mendapatkan meja duduk. Mungkin, bukan cuma cafe intragrameblenya saja yang terkenal. Tapi juga pelayanan serta harga sangat terjangkau di kantong para mahasiswa atau para penyuka tongkrong milenial.

Bunyi suara lonceng saat membuka pintu cafe pertanda ada pengunjung. Sebagian pengunjung melihat ke sumber suara, untuk melihat siapa yang datang.

" Selamat siang! Mau pesan Apa?" Tanya barista, tersenyum penuh menatap Yasmin.

" Mau pesan hati kamu buat aku bisa gak?" Jawab Yasmin, duduk di kursi depan barista yang sedang menyiapkan kopi untuk pengunjung lain.

" Jangan.. Hati Mas Ai cuma satu, nanti kalau di ambil mati dong." Jawab barista lain, membuat Yasmin mencibik. Dan dua barista di depannya tertawa melihat Yasmin.

" Mau cappucino." Tawar Ai.

Yasmin menggelengkan kepala. " Boleh, numpang tidur sebentar di ruangan kakak." Ucap Yasmin. Membuat barista mengerutkan kening menatapnya.

" Enggak boleh ya."

" Apa harus selalu bertanya lagi, boleh apa enggaknya." Cibik barista. " Sudah sana ke atas, Nanti kakak nyusul." Imbuhnya, menyuruh Yasmin untuk ke ruangannya. Yang hanya Yasmin lah selalu di perbolehkan suka hati masuk ke dalam ruangannya.

" Makasih." Ucap Yasmin. " Tinggal dulu bang Denis." Imbuhnya. turun dari kursi tinggi dan melangkah menaiki anak tangga di samping ruang dapur dan juga kasir.

" Oke." Menatap kepergian Yasmin.

" Yasmin kenapa mas." Tanya barista, karyawan pertamanya yang setia menemaninya merintis usaha cafe milenialnya. Dan terkenal di kalangan mahasiswa serta remaja. Menatap

" Enggak tau." Jawab Aiman, pemilik cafe.

Masih setia sendiri, di umur dua puluh lima tahun. Memiliki satu cafe yang di rintis dua tahun terakhir dan bertemu dengan gadis manis di kala cafe barunya sebelum ngehits di kalangan pecinta instagrameble.

Pertemuan yang sangat menyedihkan dan juga lucu bila di ingat-ingat oleh Aiman.

Dua tahun lalu. Yasmin menangis sepanjang hari di dalam cafe, duduk di ujung jendela. hingga tanpa sadar tertidur pulas sampai malam hari. Dan membuat Aiman rela menunggu Yasmin bangun tanpa mau membangunkannya.

Mata Yasmin begitu bengkak, rambut begitu berantakan. Tapi tetap masih membuatnya begitu cantik di mata Aiman.

Pelanggan pertama Aiman adalah Yasmin. yang selalu setia meminta di buatkan cappucino. Setiap hari pulang dari sekolah, wajahnya selalu sedih, air matanya selalu keluar dan selalu tertidur di tempat cafenya hingga tutup.

Dulu ingin sekali menegurnya, tapi melihat Yasmin selalu menangis dan menangis tanpa ada senyuman manis. Aiman mengurungkannya, lantaran kasihan melihat Yasmin. Bermula dari pelanggan hingga lama kelamaan Yasmin dan Aiman saling mengenal, dan begitu akrab hingga sekarang. Dan banyak yang mengira, bila mereka adik kakak atau sepasang kekasih.

" Lanjutin Dan, aku tinggal dulu." Kata Aiman, melepas apron dan menggantungkannya di tempat biasa.

" Oke mas." Jawab Denis. Melanjutkan pekerjaannya.

Tidak perlu ijin masuk ke dalam ruangan kerja ataupun ruang pribadinya. Pandangannya mengedar ke seluruh ruangannya, tidak mendapati Yasmin ada di ruang kerjanya. Membuka pintu kamar, dan melihat Yasmin tengah duduk dekat jendela sambil memeluk ke dua kakinya.

Melangkah mendekat, dan mengusap kepala Yasmin dari samping. Membuat Yasmin mendongak dan menatapnya.

" Kenapa wajahnya muram gitu?" Lembut Aiman. masih setia mengusap kepala Yasmin.

Entah sejak kapan Aiman semakin dekat dengan gadis SMA. Yang bisa membuatnya kapan saja jatuh cinta dengan gadis ini.

Yasmin menurunkan ke dua kakinya. Berdiri dari duduknya, berhadapan dengan Aiman dan sedikit mendongak untuk melihat wajah yang menenangkan baginya.

" Kenapa.. Hhmm?" Tanya Aiman, menyelipkan rambut ke dua sisi telinga Yasmin. Mengusap pipi Yasmin dengan lembut.

" Boleh nginep di sini. Aku enggak mau pulang." Lirih Yasmin.

Untuk ke tiga kali. Yasmin meminta ijin menginap di cafenya. untuk ke tiga kali, Aiman selalu melarangnya dan mengantarnya pulang tengah malam hari. Berbagai cara membujuk gadis di depannya untuk tidak menginap di cafenya.

Yasmin menyandarkan kepalanya di dada Aiman, hingga Aiman sedikit terkejut.

" Aku capek, aku marah, aku kecewa, aku sendiri! Aku gak tau lagi harus bagaimana hadapin mamaku.. Aku gak tau lagi kak!!" Isak Yasmin, runtuh sudah pertahannya untuk tidak menangis lagi tentang sikap mamanya.

Sikap dan pekerjaan yang selalu membuatnya sakit serta malu saat orang mengetahui dirinya adalah anak dari seorang wanita penghibur.

" Aku malu kak, aku malu dengan pekerjaan mamaku." Lirihnya, mencengkram ke dua ujung kemeja Aiman.

Aiman mengusap punggung Yasmin, membawa tubuh gadis sma dalam pelukannya untuk Pertama kali Yasmin menangis di hadapannya. Yasmin mengeluh tentang pekerjaan ibunya.

" Aku lelah kak? Aku lelah.." Hanya itu yang selalu keluar dari bibir Yasmin.

Lelah, lelah dan lelah.

Wajah Yasmin seperti dua tahun silang saat bertemu dengannya.

****

Tok tok tok.

" Kak lintang?" Panggil dari luar kamar Lintang. Dimana Lintang sedang membaca buku di atas tempat tidurnya.

" Masuk saja, gak di kunci pintunya." Teriak Lintang, sudah tau siapa yang mengerecoki sore harinya setiap hari.

Membuka pintu, menyembulkan kepalanya dan menyengir kuda. " Kakak?" Panggil anak laki-laki berumur delapan tahun.

" Apa? Tugas lagi?" Ucap Lintang, menurunkan buku dan melihat adik tirinya masih di ambang pintu. " Sini." Perintah Lintang, menyilangkan kedua kakinya dan menegakkan tubuhnya.

" Kak Abbas gak mau ngajarin Aku Kak." Adu adik bungsu.

Sudah biasa bila adik tiri pertamanya tidak mau membantu adik bungsunya mengerjakan pr sekolah. Dan selalu berlari ke tempat kamarnya, untuk meminta bantuan padanya.

Awalnya adik bungsunya takut dengannya. Karena Lintang tak pernah menyapa atau menegurnya. Tapi ketika Abbas memarahi adiknya karna tak bisa-bisa mengerjakan tugas, Lintang justru sedikit membela dan memarahi balik Abbas.

Hingga mulai itu adik bungsunya memberanikan diri menyapa dirinya dan meminta tolong untuk di ajarkan soal pelajaran sekolahnya.

" Kalau gak mau kenapa selalu minta di ajarin ke kak Abbas."

" Takut kak Lintang sibuk, mangkanya minta tolong dulu ke kak Abbas. Kalau kak Abbas gak mau, ya larinya ke kakak." Jawab adik bungsunya. Naik ke atas kasur dan menyerahkan buku pelajarannya pada Lintang.

Hanya bisa berdecak dan mengambil buku di tangan adiknya.

" Kalau pengen tau kakak sibuk ya samperin dulu ke kamarnya. Lihat kakak sibuk apa enggak. Kalau sibuk, pasti kakak juga usahain buat bantu kamu ngerjain pr. Bukan ngajarin kamu main game di hp." Tutur Lintang.

Meringis adik bungsunya, saat Lintang membahas game di ponselnya. Yang selalu saja marah-marah bila kalah permainan. Bukan itu saja, kadang adiknya juga meminjam ponselnya untuk mencoba permainan baru.

Terkadang Lintang ingin marah, tapi enggak bisa. Adik bungsunya bisa menghibur dirinya di kala sendiri dan butuh teman di dalam kamarnya.

Meskipun bukan adik kandung, bukan sedarah. Lintang tidak akan membenci atau marah dengan anak yang tidak salah. Urusan dirinya hanya dengan ayah kandungnya. Bukan dengan adik-adik tirinya. Karena adik tirinya juga tak pernah mengusik kehidupannya. Malah adik bungsunya yang bernama Ali selalu saja membuatnya terhibur dengan tingkah konyolnya.Ya terkadang meskipun jail Ali pada Lintang.

.

.

.

.

🍃🍃🍃🍃

Terpopuler

Comments

Rahmalia Nurodin

Rahmalia Nurodin

next Thor.....

2022-07-07

1

Acih Suarsih

Acih Suarsih

ibu sambung yang penyayang 🥰🥰🥰

2022-07-06

1

💠 Coco 💠

💠 Coco 💠

Yasmin....mamamu psti punya alasannya knp bekerja sebagai wanita penghibur

2022-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 Drama berangkat sekolah
2 Teman baru
3 Mengadu.
4 tumpangan
5 Kantin
6 teman
7 mengolesi luka
8 berdebat
9 drama berangkat sekolah.
10 kenalan kakak kelas
11 telat jemput
12 malam penuh emosi
13 Menyakitkan
14 Mencoba menghindar
15 Datang ke rumah
16 Rumah Yasmin
17 Pulang.
18 Telat sekolah
19 Mengantar jaket
20 saling jujur
21 Rumah kita
22 Motor keberuntungan
23 mantan menyebalkan
24 ketahuan
25 memperebutkan
26 tangisan pilu.
27 Larangan
28 mantan dan kekasih
29 Rayuan saat marah
30 Jangan lagi.
31 Bolos sekolah
32 Saling membantu
33 Di larang bolos
34 ajak jalan
35 Satya dan Lintang 1
36 Satya dan Lintang 2
37 Nyebelin
38 Jalan berdua.
39 Di labrak
40 Pelukan sahabat
41 Mengingat kenangan
42 Percobaan bunuh diri
43 Mencuri kesempatan
44 lamaran
45 Kabar baik
46 Sayang bibik
47 Pemaksa
48 menakutkan
49 Salah paham
50 terkejut
51 kecolongan
52 Goda Yasmin
53 tersadar
54 minimart
55 Menangis
56 Broken home
57 janji
58 obrolan sahabat
59 Kabar mengejutkan
60 Rumah sakit
61 Pagi mengejutkan
62 Demi suapan.
63 Gombal
64 Mulai terungkap
65 Jam istirahat
66 Tak terduga
67 Terbongkar
68 Fakta
69 Sandaran
70 Curahan anak
71 pelukan mama
72 Ajakan
73 mengatakannya
74 Ke rumah sakit
75 Damai
76 Meminta pendapat
77 rindu
78 Ungkapan
79 Puncak
80 Suara aneh
81 Kecerewetan
82 Menginap lagi
83 di terima
84 Terus terang
85 Hadiah
86 kabar duka
87 pengantaran terakhir.
88 Perpisahan.
89 Ijab khabul
90 Sepasang anting
91 Akhir cerita.
92 Hay Hay Hay!!
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Drama berangkat sekolah
2
Teman baru
3
Mengadu.
4
tumpangan
5
Kantin
6
teman
7
mengolesi luka
8
berdebat
9
drama berangkat sekolah.
10
kenalan kakak kelas
11
telat jemput
12
malam penuh emosi
13
Menyakitkan
14
Mencoba menghindar
15
Datang ke rumah
16
Rumah Yasmin
17
Pulang.
18
Telat sekolah
19
Mengantar jaket
20
saling jujur
21
Rumah kita
22
Motor keberuntungan
23
mantan menyebalkan
24
ketahuan
25
memperebutkan
26
tangisan pilu.
27
Larangan
28
mantan dan kekasih
29
Rayuan saat marah
30
Jangan lagi.
31
Bolos sekolah
32
Saling membantu
33
Di larang bolos
34
ajak jalan
35
Satya dan Lintang 1
36
Satya dan Lintang 2
37
Nyebelin
38
Jalan berdua.
39
Di labrak
40
Pelukan sahabat
41
Mengingat kenangan
42
Percobaan bunuh diri
43
Mencuri kesempatan
44
lamaran
45
Kabar baik
46
Sayang bibik
47
Pemaksa
48
menakutkan
49
Salah paham
50
terkejut
51
kecolongan
52
Goda Yasmin
53
tersadar
54
minimart
55
Menangis
56
Broken home
57
janji
58
obrolan sahabat
59
Kabar mengejutkan
60
Rumah sakit
61
Pagi mengejutkan
62
Demi suapan.
63
Gombal
64
Mulai terungkap
65
Jam istirahat
66
Tak terduga
67
Terbongkar
68
Fakta
69
Sandaran
70
Curahan anak
71
pelukan mama
72
Ajakan
73
mengatakannya
74
Ke rumah sakit
75
Damai
76
Meminta pendapat
77
rindu
78
Ungkapan
79
Puncak
80
Suara aneh
81
Kecerewetan
82
Menginap lagi
83
di terima
84
Terus terang
85
Hadiah
86
kabar duka
87
pengantaran terakhir.
88
Perpisahan.
89
Ijab khabul
90
Sepasang anting
91
Akhir cerita.
92
Hay Hay Hay!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!