Rumah Yasmin

Geng semprol.

" Woy... Sepi nih." Tulis Bimo, dalam grub.

" Bakar saja rumah mu, nanti juga rame." Balas Lintang.

" Jangan.. Gila apa bakar rumah! Yang lain lah!"

" Bakar rumah tetangga." Saran Lintang, Membuat Bimo semakin sebal.

" Inpo mukul Lintang!!" Jawab Bimo.

" Share lock lin rumah mu."

" Buat apa? Rumahku gak ada makanan, sudah habis buat sarapan." Balas Lintang.

" Nanti siang ada makanan kan?"

" Enggak ada! Ortu ku lagi keluar."

" Gak ada niatan buat aku sama Yasmin undang ke rumah mu gitu?"

" Di larang terima tamu. Aku numpang di sini, takut barang hilang."

" Bilang saja kalau pelit!"

" Emang!! Pelit pangkal kaya. Lumayankan bisa naik haji."

" Ya sudah kalian datang saja ke rumahku, Rumah lagi sepi." Tulit Yasmin.

" Tante Ranti kemana?" Tulis Bimo.

" Gak tau, ngilang dari semalam." Balas Yasmin.

" Oke, aku meluncur.. Suruh buatin bik Sum makanan yang banyak." Semangat Bimo. " Cepet Lin share lock, aku jemput. Kurang apa coba aku ini!" Imbuhnya lagi.

" Kurang di ajar." Balas Lintang.

" Bab* loe Lin!!"

Yasmin menggelengkan kepala, tertawa melihat percakapan chat grub baru dari dua temannya. Ya, Bimo yang membuat grub baru chat itu, mamasukkan dirinya dan Lintang. Entahlah kenapa Bimo senang sekali berteman dengan dirinya dan Lintang dari pada bersama teman-teman lainnya.

Bergabung dengan teman cowok pun Bimo hanya sebentar, kembali bergabung lagi bersama dirinya dan Lintang. Bimo juga bukan lelaki gemulay, dia laki-laki normal serta berperawakan tinggi hanya saja terlihat pendek karna badannya menyamping.

Lintang, Yang ternyata diam bukan berarti tak bisa membuat Bimo marah-marah serta kesal. Balasan chat Lintang begitu simpel, tapi bisa membuat orang yang bertanya naik darah. Diamnya Lintang hanya saat tak mengenal orang, tapi bila sudah kenal, ternyata Lintang orang yang sangat asyik. meskipun kadang ucapannya sedikit menyebalkan.

Yasmin turun dari ranjang, menguncit rambutnya asal-asalan dan berjalan keluar kamar menuju dapur di lantai bawah mencari bik sum di hari minggu yang menyedihkan.

Hari minggu yang tak ada aktivitas di dalam rumah, tidak ada orang kecuali dirinya dan Bik sum.

Jangan berharap pada ibu Yasmin, yang katanya hanya bertemu dengan teman dan pulang ternyata pagi ini tak menunjukkan batang hidungnya.

Yasmin sudah menduga, dan selalu begitu. Meskipun mamanya mengirimkan pesan padanya, ia tak akan menyuruhnya pulang ataupun membalas pesannya.

" Bik Sum?" Panggil Yasmin, membuat Bik sum menoleh ke arahnya saat mencuci piring.

" Iya mbak Yas?" Jawab Bik sum.

" Bik.. Tolong siapin cemilan sama makanan yang banyak ya. Bimo sama temanku mau ke sini." Pinta Yasmin. mengambil air minum di dalam kulkas.

" Iya mbak.. Bibik akan siapin makanan banyak. Apa lagi khusus buat mas Bimo." Senang Bik sum. Di hari minggu Yasmin tak akan sendiri di rumah, Bimo menghibur anak majikannya. di tambah teman baru Yasmin yang akan datang ke rumahnya.

" Oh iya mbak Yas, tadi pagi bibik nemuin jaket di depan teras. Mungkin itu punya teman mbak Yasmin semalam. Lupa gak di bawa pulang." Terang Bik Sum, membuat Yasmin selesai meneguk minum memicingkan mata menatapnya.

" Jaket bik?" Tanya ulang Yasmin.

" Iya mbak. Itu, bibik taruh di sofa ruang tamu." Jawabnya. Membuat Yasmin mengangguk dan berjalan menuju ruang tamu, melihat jaket yang semalam membungkus pahanya.

Benar, jaket berwarna hitam tersampir di sandaran kursi itu milik Aiman. Yasmin mengingat bila jaket itu terjatuh dari atas pahanya, tanpa sengaja saat dirinya berdiri melangkah masuk ke dalam rumah setelah sudah mengeluarkan unek-unek dalam hatinya. Termasuk melihat Aiman bercium*n dengan wanita seksi.

Entah kenapa jaket itu masih ada di rumahnya, setelah dirinya tak ingin lagi bertemu dengan Aiman atau sekedar mengunjungi cafenya. Rasanya ia belum siap, antara malu dan marah. Karena seperti sudah mengungkapkan perasaannya pada lelaki itu.

Yasmin mengambil jaket Aiman. Masih sama, harum parfum yang selalu di sukainya saat Aiman mengantarkan pulang dan bersandar si bahunya. Kesempatan itu selalu Yasmin gunakan, menikmati udara malam hanya dengan memeluk lelaki yang di sukainya dari belakang.

Tapi kini dirinya bodoh dan menyesal. Kenapa dirinya tak tau, bila Aiman sudah mempunyai kekasih. Satu tahun lebih Aiman menyembunyikan semuanya dari dirinya. dan selama itu pula dirinya berharap pada lelaki yang ternyata sudah mempunyai kekasih.

Yasmin berjalan ke halaman belakang. Menaruh jaket Aiman ke dalam mesin cuci dan mulai mencuci sendiri jaket Aiman sebelum dirinya akan mengembalikannya pada sang pemilik.

Dan berharap ini pertemuan terakhirnya dengan Aiaman. karena tak ingin apapun barang Aiman tertinggal di rumahnya dan membuatnya teringat kembali dengannya.

" Lama banget sih! ." Ucap Yasmin, membuka pintu gerbang dan menunggu dua temannya yang sudah berjanji datang ke rumahnya.

" Nunggu Lintang lama banget... Nunggunya juga jauh banget dari rumahnya." Kesal Bimo, melepas helm dan menggerutu sebal karena Lintang. mengirimkan pesan padanya untuk menjemputnya sedikit jauh dari rumahnya.

" Kenapa gak di jemput di rumahnya saja." Tanya Yasmin, melangkah menghampiri Bimo dan Lintang duduk di teras.

" Sudah aku bilang, itu bukan rumahku. Mangkanya jemputnya harus jauh!"

" Itu rumah kamu bod*h! Rumah orang tua kamu, ya berarti rumah kamu!!" Seru Bimo.

Bagaimana bisa, rumah orang tuanya bukan rumahnya. dan gimana konsepnya coba. Pikir Bimo.

" Itu bukan rumah orang tua ku Bim.. Itu rumah ibu tiriku." Jawab Lintang, membuat Yasmin dan Bimo terkejut dan saling menatap satu sama lain.

" Ibu tiri?" Ulang Yasmin.

" Iya... Aku anak broken home. Ke dua orang tuaku sudah menikah semua. Dan aku tinggal sama ibu tiri baik." Jelas Lintang. Tak malu harus mengatakan kejujuran tentang ke dua orang tuanya pada temannya.

" Ke kamarku saja yuk Lin, jangan di sini. Pengen ngerti semua cerita kamu" Ajak Yasmin.

membuat Lintang mengangguk. Berdiri duduk mengikuti langkah Yasmin menuju kamarnya di ikuti Bimo dari belakang.

Lintang melihat sekeliling rumah Yasmin, tidak jauh beda dengan rumahnya. Rumah yang di hiasi berbagai foto keluarga lengkap Yasmin dengan senyum bahagia.

Kamar Yasmin, bernuansa warna merah muda. Menandakan Yasmin dulunya anak yang manja sebelum ayahnya meninggal.

Bimo langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur Yasmin, melentangkan ke dua tangan dan menghembuskan nafas lega.

" Dingin Yas?" Ucap Bimo.

" Cih.. kayak gak punya ac aja!" Cibir Yasmin, meletakkan minuman kaleng di atas laci.

" Minum dulu Lin, Anggap kayak kamar sendiri." Imbuhnya, membuat Lintang menganggukkan kepala. duduk di karpet depan tv, menyelonjorkan kakinya dan bersandar di ranjang.

" Ayo cepat cerita!" Seru Bimo, menelungkap kedua tangan menyangga badan dan menghadap Lintang di bawahnya.

" Cerita apa.. Kalau nyeritain ke dua orang tua ku bercerai, aku gak tau pastinya. pokok Intinya ya gitu, hidupku lebih sengsara dulunya. sebelum aku di ambil Ayahku dari panti asuhan dan tinggal sama ibu tiri serta anak-anaknya." Jelas Lintang.

" Kamu pernah tinggal di panti Lin!" Ucap Yasmin terkejut.

tak menyangka bila temannya ini pernah tinggal di panti asuhan, meskipun mempunyai ke dua orang tua yang masih ada.

di anggukkan Lintang sambil meneguk air minum. " Sesudah nenekku meninggal. Rumah di sita tante. Dan di asingkan di panti."

Yasmin dan Bimo merasa sedih mendengar cerita Lintang yang begitu memilukan. Tapi Lintang tak pernah menunjukkan kesedihannya di hadapannya selama ini.

" Ibu tiri kamu jahat ya. Mangkanya tika gak boleh main ke rumah kamu." Ucap Yasmin.

"Gak jahat, malah baik orangnya. Cuma aku saja yang harus tau diri, gak enak juga kan bawa kalian ke rumahnya. Iya kalau itu rumahku. Pasti aku bawa kalianlah!" Jawab Lintang.

Ada benarnya juga. rumah yang bukan miliknya, tentu saja tak akan pernah bebas melakukan apa saja. Meskipun itu ibu tirinya baik sekali padanya. Tetap, rasanya aneh!

.

.

.

.

🍃🍃🍃🍃

Terpopuler

Comments

Rahmalia Nurodin

Rahmalia Nurodin

next

2022-07-24

0

city

city

padahal g harus begitu Lin ibu sambung mu pasti seneng kamu punya temen...

2022-07-24

0

Acih Suarsih

Acih Suarsih

suka gaya ceritanya

2022-07-23

1

lihat semua
Episodes
1 Drama berangkat sekolah
2 Teman baru
3 Mengadu.
4 tumpangan
5 Kantin
6 teman
7 mengolesi luka
8 berdebat
9 drama berangkat sekolah.
10 kenalan kakak kelas
11 telat jemput
12 malam penuh emosi
13 Menyakitkan
14 Mencoba menghindar
15 Datang ke rumah
16 Rumah Yasmin
17 Pulang.
18 Telat sekolah
19 Mengantar jaket
20 saling jujur
21 Rumah kita
22 Motor keberuntungan
23 mantan menyebalkan
24 ketahuan
25 memperebutkan
26 tangisan pilu.
27 Larangan
28 mantan dan kekasih
29 Rayuan saat marah
30 Jangan lagi.
31 Bolos sekolah
32 Saling membantu
33 Di larang bolos
34 ajak jalan
35 Satya dan Lintang 1
36 Satya dan Lintang 2
37 Nyebelin
38 Jalan berdua.
39 Di labrak
40 Pelukan sahabat
41 Mengingat kenangan
42 Percobaan bunuh diri
43 Mencuri kesempatan
44 lamaran
45 Kabar baik
46 Sayang bibik
47 Pemaksa
48 menakutkan
49 Salah paham
50 terkejut
51 kecolongan
52 Goda Yasmin
53 tersadar
54 minimart
55 Menangis
56 Broken home
57 janji
58 obrolan sahabat
59 Kabar mengejutkan
60 Rumah sakit
61 Pagi mengejutkan
62 Demi suapan.
63 Gombal
64 Mulai terungkap
65 Jam istirahat
66 Tak terduga
67 Terbongkar
68 Fakta
69 Sandaran
70 Curahan anak
71 pelukan mama
72 Ajakan
73 mengatakannya
74 Ke rumah sakit
75 Damai
76 Meminta pendapat
77 rindu
78 Ungkapan
79 Puncak
80 Suara aneh
81 Kecerewetan
82 Menginap lagi
83 di terima
84 Terus terang
85 Hadiah
86 kabar duka
87 pengantaran terakhir.
88 Perpisahan.
89 Ijab khabul
90 Sepasang anting
91 Akhir cerita.
92 Hay Hay Hay!!
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Drama berangkat sekolah
2
Teman baru
3
Mengadu.
4
tumpangan
5
Kantin
6
teman
7
mengolesi luka
8
berdebat
9
drama berangkat sekolah.
10
kenalan kakak kelas
11
telat jemput
12
malam penuh emosi
13
Menyakitkan
14
Mencoba menghindar
15
Datang ke rumah
16
Rumah Yasmin
17
Pulang.
18
Telat sekolah
19
Mengantar jaket
20
saling jujur
21
Rumah kita
22
Motor keberuntungan
23
mantan menyebalkan
24
ketahuan
25
memperebutkan
26
tangisan pilu.
27
Larangan
28
mantan dan kekasih
29
Rayuan saat marah
30
Jangan lagi.
31
Bolos sekolah
32
Saling membantu
33
Di larang bolos
34
ajak jalan
35
Satya dan Lintang 1
36
Satya dan Lintang 2
37
Nyebelin
38
Jalan berdua.
39
Di labrak
40
Pelukan sahabat
41
Mengingat kenangan
42
Percobaan bunuh diri
43
Mencuri kesempatan
44
lamaran
45
Kabar baik
46
Sayang bibik
47
Pemaksa
48
menakutkan
49
Salah paham
50
terkejut
51
kecolongan
52
Goda Yasmin
53
tersadar
54
minimart
55
Menangis
56
Broken home
57
janji
58
obrolan sahabat
59
Kabar mengejutkan
60
Rumah sakit
61
Pagi mengejutkan
62
Demi suapan.
63
Gombal
64
Mulai terungkap
65
Jam istirahat
66
Tak terduga
67
Terbongkar
68
Fakta
69
Sandaran
70
Curahan anak
71
pelukan mama
72
Ajakan
73
mengatakannya
74
Ke rumah sakit
75
Damai
76
Meminta pendapat
77
rindu
78
Ungkapan
79
Puncak
80
Suara aneh
81
Kecerewetan
82
Menginap lagi
83
di terima
84
Terus terang
85
Hadiah
86
kabar duka
87
pengantaran terakhir.
88
Perpisahan.
89
Ijab khabul
90
Sepasang anting
91
Akhir cerita.
92
Hay Hay Hay!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!