" Mbak Yasmin?" Panggil Bik sum, mengetuk pintu Yasmin beberapa kali.
Yasmin yang sedikit terbuai mimpi, membuka mata. Berjalan menuju pintu untuk membukanya.
" Ada apa bik?" Tanya Yasmin mengerjabkan mata beberapa kali.
" Itu ada tamu... Ada yang nyariin mbak Yasmin." Jawab Bik Sum. membuat Yasmin mengerutkan kening.
" Bimo?"
" Bukan Mbak? Kalau mas Bimo tinggal masuk saja ke dalam rumah." Kata Bik sum.
Benar, bila Bimo datang ke rumah tak akan mungkin nunggu di teras atau ruang tamu. Temannya itu seenak jidat masuk ke rumahnya, apa lagi ke dalam kamarnya yang hanya ingin menumpang tidur dan makan siang di kala uang jajannya sudah habis.
Ataupun malam hari menginap di rumahnya, kala mamanya sudah geram menunggunya tidak pulang-pulang nongkrong sama temannya. Padahal sudah Yasmin bilang, rumahnya bukan hotel, tapi tetap saja Bimo tak mempedulikannya.
Menyebalkan bukan?
Meskipun begitu Yasmin dan mamanya tak melarang dan mencegah Bimo kapan saja datang dan menginap di rumahnya. Karena hanya Bimo teman dan sahabat setia Yasmin yang selalu ada untuknya.
" Siapa Bik?" Tanya Yasmin penasaran. " Cewek?"
" Bukan mbak, cowok. Bik sum juga lupa tadi nanyakan namanya."
Yasmin semakin mengerutkan kening. Malam-malam ada tamu laki-laki datang ke rumahnya. Teman kelas Yasmin juga tak pernah main ke rumahnya kecuali Bimo saja.
Yasmin menutup pintu kamar, berjalan mengekori bik sum dan berpisah kala bik sum kembali ke dapur sedangkan dirinya berjalan ke teras rumah sambil menggulung rambutnya ke atas.
Yasmin semakin mengertutkan kening melihat tubuh tegap yang tak asing baginya selama ini. saat dirinya sudah dekat lelaki itu berbalik badan menatap datar Yasmin dan Yasmin melebarkan mata melihat siapa lelaki di hadapannya sekarang.
degup jantung Yasmin sedikit cepat, lelaki di sukainya datang ke rumahnya untuk pertama kali. Saling mengunci mata begitu lama dan Yasmin memutuskan terlebih dulu untuk tak lagi ingin melihat mata serta bibir itu.
Kak Aiman.
menghela nafas panjang, mencoba tersenyum pada Aiman yang datang ke rumah. " Duduk kak?" Ucap Yasmin.
Membuat Aiman mengangguk dan duduk di kursi depan teras di ikuti Yasmin yang juga duduk di samping Aiman hanya tersekat meja bundar di antara mereka berdua.
" Ada apa, kak Aiman malam-malam ke sini." Tanya Yasmin. Seakan belum mengerti kedatangan Aiman yang mendadak ke rumahnya.
Bukannya menjawab, justru Aiman melepas jaket di tubuhnya dan menaruhnya di atas paha Yasmin yang terexpos sempurna dan terlihat jelas Yasmin mempunyai tanda hitam kecil di atas betis sebelah kanan. Baju yang ke dodoran membuat Yasmin seperti tak memakai celana. padahal dirinya memakai s-trit pendek seatas paha.
Perlakuan Aiman tentu membuat Yasmin terkejut. Mendongak menatap Aiman dengan wajah datarnya. Aiman kembali ke tempat duduk, menatap lurus taman kecil milik Yasmin dan terdapat kolam ikan mungil.
Sedangkan Yasmin hanya tertunduk menatap jaket milik lelaki yang di sukainya sekarang menutup pahanya.
Kenapa dia melakukannya?
Apa maksudnya.
Untuk Apa?
Waktu di mobil itu, Yasmin lihat jelas Aiman menikmati perlakuan perlakuan wanita cantik dan seksi. Tapi kenapa seakan dirinya di larang memakai pakaian yang hanya terespos bawahnya saja. Dan itu juga bukan di luar rumah, hanya di dalam rumah. Kenapa seakan Yasmin mengumbar auratnya dan memperlihatkannya pada Aiman.
" Mbak Yasmin?" Panggil Bik Sum, membawa nampan berisi teh hangat untuk tamu Yasmin.
" Hhmm, makasih bik." Ucap Yasmin, mengambil secangkir teh hangat dari nampan dan menaruhnya di meja samping Aiman.
" Di minum kak." Ucap Yasmin, Setelah bik Sum pergi kembali ke dapur.
" Iya. makasih." Jawab datar Aiman. mulai meneguk teh hangat buatan bik sum, menaruhnya kembali di meja dan kembali diam tanpa bersuara dan diamnya Aiman semakin membuat Yasmin tak mengerti.
" Kak Aiman kenapa ke rumahku?" Tanya Yasmin. Membuat Aiman menoleh ke arahnya.
" Bukannya aku sudah mengirim pesan, kalau aku ingin datang ke rumah kamu." Kata Aiman.
" Maaf... Aku belum sempat membuka hpku tadi." Jawab Yasmin.
" Semalam Aku telpon, sampai sekarang aku telpon juga gak kamu di angkat,kenapa? Pesanku juga enggak kamu balas. Ada apa Yas? " Brondong Aiman. Membuat Yasmin mengalihkan tatapannya.
" Maaf... Banyak tugas sekolah." Lirih Yasmin, membuat senyum kecut di bibir aiman.
" Bohong." Lirih Aiman.
" Jangan bohong.. kalau kamu ada tugas sekolah selalu datang ke cafe. Kenapa tadi enggak." Imbuhnya.
Yasmin diam. Benar, bila selalu mencari alasan untuk datang ke cafe Aiman dengan meminta bantuan mengerjakan tugas sekolah atau hanya mengajarinya saja soal pelajaran yang sulit di mengerti.
" Tugas sekolahku gampang kak, sudah juga aku kerjakan sama Bimo." Bohong Yasmin.
Sebenarnya tugas sekalah pagi ini tidak ada. Dan dirinya juga malas sekali untuk kemana-mana. meskipun Bimo mengajaknya untuk makan bersama secara gratis di cafe tempat langganan mereka.
" Jangan bohong Yas!"
" Aku gak bohong!" Jawab cepat Yasmin sedikit meninggikan suara. Dan mata berkaca--kaca, seakan ia sudah ingin sekali meluapkan kemarahan, kekesalan dan kekecewaan pada Aiaman.
Aiman sedikit terkejut, Yasmin tak pernah meninggikan suaranya apa lagi saat ini air mata Yasmin menggenang dan mata itu menunjukkan kemarahan padanya. Seolah-olah dirinya sudah berbuat salah serta menyakitinya.
Yasmin menundukkan kepala, menghembuskan nafas berat dan menutup matanya. Menahan air mata agar tidak keluar begitu saja. Yasmin terlalu lemah.
" Maaf kak." Lirih Yasmin, meremas kuat jaket Aiman di atas pahanya. Aiman diam kembali menatap taman kecil dan menghembuskan nafas dengan perlahan.
Entah kenapa dirinya juga ikut sesak melihat Yasmin bersedih. Aiman tidak suka melihat Yasmin menangis apa lagi saat ini gadis itu benar-benar terpuruk.
" Yas?"
" Kak? Tolong pulanglah... Ini sudah malam." Sela Yasmin, masih menundukkan kepala dan enggan sekali menatap Aiman yang secara cepat menoleh ke arahnya.
Bukan maksud mengusir, tapi sungguh. Hati dan air matanya sudah tidak kuat lagi ia sembunyikan. Mengingat Aiaman berciuaman dengan wanita itu dan sangat membuat hatinya sesak. Apa lagi Aiman tidak ingin berkata jujur padanya.
Aiman tersenyum miris, menundukkan kepala dan menghembuskan nafas kasar. Berdiri dari duduknya, menatap sekali lagi Yasmin yang masih menundukkan kepala.
" Kakak pulang Yas. Kalau sudah tenang datanglah ke cafe." Ucap Aiman, mengusap kepala Yasmin sebelum dirinya melangkah pergi dari rumah gadis itu.
Air mata tak bisa bertahan, menetes begitu saja kala tangan Aiman mengusap kepalanya dengan lembut. Aiman yang sudah melangkah dua langkah berhenti, tubuh begitu tegang kala Yasmin mengucapkan sesuatu padanya.
" Aku tidak akan ke cafe lagi. Dan aku enggak ingin menjadi orang ke tiga dalam hubungan kak Aiman. Bukti kakak berciuaman dengannya di mobil sudah cukup membuatku paham, siapa aku. Makasih kak... Sudah membuatku mengerti arti kasihan." Ucap Yasmin. Berdiri dari duduknya dan melangkah cepat masuk ke dalam rumah dengan tangis tertahan.
Aiman berbalik, menatap punggung Yasmin menghilang dari balik pintu. Air muka aiman berubah dan mengingat saat dirinya kembali berada dalam mobil dengan temannya.
.
.
.
.
🍃🍃🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
city
y sudah Yas drpd hati sakit mending mundur aj
2022-07-23
1
Sri Fams
makin penasaran Thor ....
2022-07-23
1
Raffael Anwela
kasihan yasmin,,cinta bertepuk sebelah tangan,,,sama bimo aja lah yasss
2022-07-23
1