Teman baru

Sekolah baru, lingkungan baru, orang-orang baru dan beradaptasi kembali dengan teman-teman sekelasnya. Entah dirinya akan merasa senang atau malah sebaliknya.

Seakan lingkungan baru, sudah membuatnya terbiasa kembali bertemu teman yang unik dan juga menyebalkan.

Tiga kali pindah sekolah, salah. Di keluarkan dari sekolah, karena ulahnya yang begitu berandal. Padahal dirinya seorang cewek, dalam sejarah anak sekolah yang paling berandal adalah cowok, tapi ini. Malah kebalikannya.

Kenapa di keluarkan dari sekolah?

Jawabannya terlalu simpel. Tidak suka dengan teman kelas yang semena-mena. Apa lagi suka menindas orang yang lemah. Yang ke dua, sering sekali keluar masuk ke ruang BK. Bukan hanya perkelahian saja, tapi juga sempat ketahuan merokok di toilet.

Entah, sejak kapan Lintang berani menghisap nikotin. Mungkin pernah melihat wanita merokok di suatu tempat, membuatnya berani mencoba-coba, hingga tanpa terasa menjadi candu.

Yang ke tiga. Sama halnya dengan permasalahan yang ke dua. Tapi bedanya, Lintang tak lagi berkelahi maupun merokok di sekolah. Tapi, dirinya sering sekali bolos sekolah. Satu minggu hanya dua kali masuk sekolah. Tak ada prestasi membanggakan dari Lintang, padahal bila di lihat dulu sebelum bersama keluarga Ayah barunya. Lintang terkenal dengan gadis polos, pendiam dan pintar.

Tapi kenapa sekarang justru terbalik? sembilan puluh sembilan derajat.

" Anak-anak, kelas kita kedatangan siswi baru. Namanya Lintang auliya alanza. Ibu harap kalian bisa berteman." Ucap wali kelas, mengenalkan Lintang yang ada di sebelahnya.

" Baik bu!" Seru para siswa siswi, riuh dengan kedatangan siswi baru yang begitu cantik.

" Lintang? Kamu bisa duduk di sana." Tunjuk ibu guru, bangku paling ujung samping gadis yang duduk di dekat jendela.

" Iya Bu. Makasih." Jawabnya sedikit mengangguk berjalan ke arah bangku yang sudah di tunjuk bu guru.

Duduk bersama sesama gadis yang menatapnya dengan senyum sekilas sebelum kembali lagi menatap papan tulis.

Setidaknya dirinya bersyukur, dengan orang di sampingnya yang tak bayak bicara.

Pelajaran pertama dan ke dua telah usai. Ada sebagian kelas Lintang sudah berhamburan keluar menuju kantin. Hanya beberapa yang temannya yang masih memilih duduk di bangku, entah itu malas ke kantin atau sedang mengerjakan tugas lain yang belum usai.

Termasuk teman sebangkunya, yang hanya diam dan serius mengamati buku pelajarannya.

" Hay, nama kamu siapa?" Tanya lelaki sedikit berisi yang duduk di depannya.

" Ini Yas, minum dulu." Imbuhnya, menyodorkan sebotol air putih untuk temannya yang selalu nitip setiap akan beranjak ke kantin. Tanpa di beritahukannya.

" Makasih." Ucapnya. membuat Bimo mengangguk.

" Aku Bimo, Kamu siapa?"

" Lintang." Jawab Lintang. Mengambil buku di dalam tas dan mengeluarkannya untuk membaca.

" Enggak ke kantin?" Tanya Bimo, Lintang menggelengkan kepala.

Bukan malas untuk ke kantin, tapi dirinya tidak tau di mana letak kantin sekolah. Dan tidak ada yang mau mengajaknya ke kantin bersama.

Bimo mengendus, melihat temannya yang acuh dengan siswi baru. " Ajak ngomong lah Yas, sama teman baru ini. Atau ajak ke kantin gitu! Gak bosen apa setiap hari di kelas terus!"

" Enggak." Jawab singkat Yasmin. menoleh ke arah Lintang, sambil mengulurkan tangannya" Yasmin." Imbuhnya, mengenalkan diri terlebih dulu pada gadis di sampingnya.

" Lintang." Jawabnya, menerima uluran tangan Yasmin. sifatnya sedikit pendiam.

Sama seperti dirinya.

Bila tak ada yang menegurnya duluan. Tidak akan dirinya berbicara terlebih dulu.

" Nah! Gitu kan enak Yas!" Seru Bimo. Teman Yasmin yang selalu care dengannya. Tanpa peduli status orang tua Yasmin.

" Kamu kenapa pindah sekolah?" Tanya Bimo, sambil menyantap cemilan yang di belinya dari kantin. Dan menyodorkannya di hadapan dua gadis kembali sibuk dengan dunianya.

" Di keluarin dari sekolah." Enteng Lintang, dengan Bimo terperangap mendengarnya. Yasmin mengerutkan kening dan menatap teman baru di sampingnya.

Di keluarkan?

" Waw.. Di keluarkan. Karena apa?" Antusias Bimo. mulai penasaran dengan teman barunya.

Pasalnya, dalam sejarah yang Bimo tau di sekolah kebayakan yang di keluarkan dari sekolah adalah anak laki-laki, sedangkan wanita kemungkinan hanya satu. Berbadan dua. Dan Lintang... tidak menunjukkan tubuhnya yang gemuk, atau perut buncit.

" Sering bolos. Seminggu dua kali masuk sekolah." Jawabnya. " Boleh?" Matanya menunjuk jajanan Bimo.

" Boleh ambil saja.. Kan aku sudah nawarin, kalau kamu gak jijik makan punyaku dan Yasmin."

" Ngapain jijik segala. Enggak di ludainkan?" mencicipi cemilan dari teman barunya.

" Ya gak lah!" Seru Bimo, membuat Lintang tertawa kecil.

Lintang dan Yasmin, kembali fokus dengan buku masing-masing. Sesekali menjawab pertanyaan dan gurauan dari Bimo, yang terlalu cerewet dan juga mulut susah diam kala cemilan yang begitu banyak di belinya dari kantin.

Tapi itu sedikit menghibur Yasmin dan juga Lintang. Yang ternyata Lintang bisa berbaur dengan teman kelas barunya. Meskipun cuma satu. Yang terpenting Lintang dan Yasmin sudah bisa tertawa dan tersenyum.

****

" Bagaimana sekolah barunya? Suka?" Tanya Saskia, ibu tiri Lintang. Menjemput sekolah putri sambungnya dengan mengendarai mobil pemberian dari suaminya.

Di mana kini saskia harus menjadi ibu tiri yang baik dan pengertian untuk Anak sambungnya. Membagi kasih sayang dari anak kandungnya dan juga anak sambungnya. Meskipun sang anak sambung belum bisa menerimanya, tapi setidaknya anak sambungnya tak pernah membuatnya sakit hati. Dan perkataan marah serta ketusnya selalu di tunjukkan pada Ayahnya.

Mungkin Lintang masih marah dengan sikap ke dua orang tua kandungnya. Saskia bisa memaklumi itu. Karena bagaimana pun Anak pasti sangat kecewa dengan keputusan ke dua orang tuanya.

Lintang sebenarnya dari keluarga yang berada. Ayahnya bekerja di perusahaan property dan menduduki jabatan yang bagus. Hingga bisa menghidupi keluarganya dengan layak.

Sedangkan ibu sambungnya, hanya ibu rumah tangga tapi berpenghasilan dari toko yang dulu di rintis sendiri sebelum bersama dengan Ayah lintang.

Ibu tirinya seorang janda. memiliki dua anak laki-laki dari pernikahan sebelumnya. dua saudara tirinya masih berumur lima belas dan juga delapan tahun. Itu artinya, Lintang adalah kakak bagi dua saudaranya.

" Biasa saja." Jawab Lintang, duduk di samping Ibu tirinya di balik kemudi.

" Susah dapat teman baru?" Tanya Saskia. melajukan mobilnya menuju ke tempat sekolah putra pertamanya.

" Ada, dua." Jawabnya.

Meskipun jawaban Lintang sangat pendek pada ibu tirinya. Tapi Lintang tak pernah berbicara ketus pada Saskia. Lintang hanya bertanya dan menjawab seperlunya saja saja.

Berbeda sekali bila berbicara pada Ayahnya. Sangat beda, dan kentara sekali rasa bencinya pada ayahnya. Meskipun ayahnya mencoba kembali akrab dengannya.

" Gak apa-apa. Nanti lama-lama juga dapat teman banyak. Tante harap Lintang betah di sekolah barunya. Semangat ya, beajarnya." Ucap tulus Saskia, tersenyum menatap putri tirinya yang selalu saja memandang luar jendela.

" Iya." Lirih Lintang. Mulai memejamkan mata, seakan ingin mengakhiri obrolannya dengan Saskia.

Bukan dirinya tidak ingin dekat dengan ibu tirinya. Hanya saja... Entahlah, sulit sekali bagi Lintang untuk mengungkapkannya.

Kenapa, dan kenapa harus dirinya.

Hanya itu selalu ada di pikirannya. Andai saja, ibu kandungnya seperti ibu tirinya. Andai saja Ayahnya baik pada ibu kandungnya seperti ayahnya memperlakukan baik pada ibu tirinya, dan andai saja dirinya tak di asingkan ke dua orang tuanya.

Mungkin, Rasa kecewa dan benci itu tak akan singgah di hatinya. Tak akan mungkin dirinya berubah seperti sekarang.

.

.

.

.

🍃🍃🍃🍃

Terpopuler

Comments

Rahmalia Nurodin

Rahmalia Nurodin

kasian lintang

2022-07-07

1

💠 Coco 💠

💠 Coco 💠

lintang korban keegoisan orangtua

2022-07-06

1

Ika Sartika

Ika Sartika

lintang merasa di abaykan sama kedua orang tua nya...

2022-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 Drama berangkat sekolah
2 Teman baru
3 Mengadu.
4 tumpangan
5 Kantin
6 teman
7 mengolesi luka
8 berdebat
9 drama berangkat sekolah.
10 kenalan kakak kelas
11 telat jemput
12 malam penuh emosi
13 Menyakitkan
14 Mencoba menghindar
15 Datang ke rumah
16 Rumah Yasmin
17 Pulang.
18 Telat sekolah
19 Mengantar jaket
20 saling jujur
21 Rumah kita
22 Motor keberuntungan
23 mantan menyebalkan
24 ketahuan
25 memperebutkan
26 tangisan pilu.
27 Larangan
28 mantan dan kekasih
29 Rayuan saat marah
30 Jangan lagi.
31 Bolos sekolah
32 Saling membantu
33 Di larang bolos
34 ajak jalan
35 Satya dan Lintang 1
36 Satya dan Lintang 2
37 Nyebelin
38 Jalan berdua.
39 Di labrak
40 Pelukan sahabat
41 Mengingat kenangan
42 Percobaan bunuh diri
43 Mencuri kesempatan
44 lamaran
45 Kabar baik
46 Sayang bibik
47 Pemaksa
48 menakutkan
49 Salah paham
50 terkejut
51 kecolongan
52 Goda Yasmin
53 tersadar
54 minimart
55 Menangis
56 Broken home
57 janji
58 obrolan sahabat
59 Kabar mengejutkan
60 Rumah sakit
61 Pagi mengejutkan
62 Demi suapan.
63 Gombal
64 Mulai terungkap
65 Jam istirahat
66 Tak terduga
67 Terbongkar
68 Fakta
69 Sandaran
70 Curahan anak
71 pelukan mama
72 Ajakan
73 mengatakannya
74 Ke rumah sakit
75 Damai
76 Meminta pendapat
77 rindu
78 Ungkapan
79 Puncak
80 Suara aneh
81 Kecerewetan
82 Menginap lagi
83 di terima
84 Terus terang
85 Hadiah
86 kabar duka
87 pengantaran terakhir.
88 Perpisahan.
89 Ijab khabul
90 Sepasang anting
91 Akhir cerita.
92 Hay Hay Hay!!
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Drama berangkat sekolah
2
Teman baru
3
Mengadu.
4
tumpangan
5
Kantin
6
teman
7
mengolesi luka
8
berdebat
9
drama berangkat sekolah.
10
kenalan kakak kelas
11
telat jemput
12
malam penuh emosi
13
Menyakitkan
14
Mencoba menghindar
15
Datang ke rumah
16
Rumah Yasmin
17
Pulang.
18
Telat sekolah
19
Mengantar jaket
20
saling jujur
21
Rumah kita
22
Motor keberuntungan
23
mantan menyebalkan
24
ketahuan
25
memperebutkan
26
tangisan pilu.
27
Larangan
28
mantan dan kekasih
29
Rayuan saat marah
30
Jangan lagi.
31
Bolos sekolah
32
Saling membantu
33
Di larang bolos
34
ajak jalan
35
Satya dan Lintang 1
36
Satya dan Lintang 2
37
Nyebelin
38
Jalan berdua.
39
Di labrak
40
Pelukan sahabat
41
Mengingat kenangan
42
Percobaan bunuh diri
43
Mencuri kesempatan
44
lamaran
45
Kabar baik
46
Sayang bibik
47
Pemaksa
48
menakutkan
49
Salah paham
50
terkejut
51
kecolongan
52
Goda Yasmin
53
tersadar
54
minimart
55
Menangis
56
Broken home
57
janji
58
obrolan sahabat
59
Kabar mengejutkan
60
Rumah sakit
61
Pagi mengejutkan
62
Demi suapan.
63
Gombal
64
Mulai terungkap
65
Jam istirahat
66
Tak terduga
67
Terbongkar
68
Fakta
69
Sandaran
70
Curahan anak
71
pelukan mama
72
Ajakan
73
mengatakannya
74
Ke rumah sakit
75
Damai
76
Meminta pendapat
77
rindu
78
Ungkapan
79
Puncak
80
Suara aneh
81
Kecerewetan
82
Menginap lagi
83
di terima
84
Terus terang
85
Hadiah
86
kabar duka
87
pengantaran terakhir.
88
Perpisahan.
89
Ijab khabul
90
Sepasang anting
91
Akhir cerita.
92
Hay Hay Hay!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!