Senin, 26 September 2020. Pukul 09.00 pagi.
Keiko baru tiba di rumah sakit tempat dia bekerja. Ketika baru akan membuka pintu ruang kerjanya, dia dikejutkan oleh kedatangan seorang pria dengan setelan jas lengkap.
" Selamat pagi, Dokter Keiko" Lelaki itu membungkukkan sedikit tubuhnya di hadapan Keiko
"Selamat selamat pagi"
"Hiroshi dari kantor pengacara Hiroshi & Co. Maksud kedatangan ku ke sini, ingin menyerahkan surat gugatan perceraian klien kami yang bernama Mr. Geoffrey Lafayette"
Deg. Jantung Keiko berdegup kencang. Dunianya seakan berhenti berputar. Walaupun dia tau, cepat atau lambat hal ini akan terjadi, tapi tetap saja dia tidak siap. Keiko tidak menyangka akan secepat ini suami yang sangat dicintainya ingin menceraikannya.
"Aku datang ingin menyerahkan berkas yang harus anda tanda tangani" Sambil menyerahkan map warna biru yang berisi berkas gugatan perceraian Geo padanya. Keiko mengambil berkas itu dari tangan Hiroshi.
Dibukanya lembar demi lembar berkas itu.
"Geo sudah tanda tangan, ya?"
"Sudah Nyonya. Kata Mr. Geo, ini akan mudah. Karena kalian sudah sepakat untuk berpisah"
"Aku bawa dulu berkas ini. Besok anda bisa datang lagi ke sini. Aku belum bisa tanda tangan sekarang. Bisa ya Tuan Hiroshi?"
"Tentu saja, bisa. Kalau begitu aku permisi dulu. Besok aku akan datang lagi ke sini"
" Baik. Sampai ketemu besok, Tuan Hiroshi"
Hiroshi pun berlalu dari hadapan Keiko. Keiko hanya memandang hampa punggung sang pengacara yang menghilang di tikungan lorong. Ia pun menarik nafas yang tiba-tiba terasa sesak di dadanya. Berusaha menguatkan diri, dengan menggenggam erat berkas perceraiannya, Keiko berniat masuk ke ruang kerjanya.
"Dokter, Keiko"
Rekan kerja Keiko, Sora terlihat berjalan cepat ke arahnya. Keiko yang ingin masuk ke ruangannya, serta merta berhenti begitu mendengar seseorang memanggilnya.
" Ya, Sora ada apa?"
"Hasil tes DNA untuk saksi dari korban atas nama Cho Katou, sudah keluar, Dok"
Sora menyerahkan map coklat yang berisikan berkas yang sudah ditunggu-tunggu itu.
Keiko mengambil map yang telah disodorkan Sora kepadanya dan membukanya dengan cepat.
"Hem. Terimakasih Sora. Berkas ini akan aku serahkan ke Takagi. Kita tinggal tunggu hasil DNA untuk korban Ayumi"
" Baik, Dok. Aku segera menyerahkannya padamu, begitu hasilnya keluar"
"Terima kasih Sora"
"Sama-sama, Dok. Aku akan kembali ke ruangan ku"
Begitu Sora meninggalkannya, Keiko masuk ke ruangannya dan menutup pintu dengan cepat. Dia bersandar di pintu dan mendekap kedua map itu di dadanya. Perlahan tubuh yang terlihat kuat tapi rapuh itu, melorot ke lantai. Ia terisak tanpa melepas ke dua map itu dari dekapannya. 2 pukulan telak menghantam hatinya. Surat gugatan perceraian atas dirinya dan bukti kecurangan yang dilakukan sang suami pada nya. Berkas hasil uji DNA ke 4 saksi, Yaitu Reiji Mano, Arata, Mr. Jo dan Yugami. 3 orang dinyatakan cocok dengan cairan yang diambil dari kema luan korban yaitu 3 orang pertama. Dan 1 DNA baru yang belum diketahui identitasnya. 1 sampel pembanding lain yang di bawa Keiko dari rumahnya, dinyatakan cocok dengan salah seorang saksi. Mr. Jo alias Geoffrey Lafayette, adalah pelanggan terakhir itu.
Walaupun ia sudah tahu suaminya berbuat curang di belakangnya, rasa sakit itu ternyata tetap ada.
"Ya Tuhan. Kenapa sakit sekali"
Keiko duduk dilantai dengan kaki di tekuk. Berusaha menahan suara tangisnya hanya dengan menyisakan isakkan. Keiko yang malang, kenapa semesta begitu kejam padanya.
Namida ga afurete shimau**
Ku menangis membayangkan
Kurushikatta kimi to no jikan wa
Betapa kejamnya dirimu atas diriku
Uragitta kimi
Kau duakan cinta ini
Ano hito he muite’ku no ooh
Kau pergi bersamanya
Namida ga afurete shimau
Ku menangis melepaskan
Kimi ga inai boku no sekai ima
Kepergian dirimu dari sisi hidupku
Wasurerarenai de
Harus slalu kau tahu
Kizutsuita hou wa boku nandayo
Akulah hati yang telah kau sakiti
***
Sementara itu di kantor kepolisian Osaka, Takagi sedang menyiapkan laporan kerjanya untuk diserahkan kepada atasannya Kòmandan Hajime. Tiba-tiba ponsel yang terletak di atas meja kerjanya bergetar.
Drrtttt... Drrrrttt...
" Ya, Dok"
"Detektif, hasil uji DNA sudah keluar. Aku kirim ke email mu sekarang "
"Ok, sebentar "
Takagi membuka mail box email nya melalui laptop yang sudah terbuka dihadapannya.
" Dokter, anda masih di sana?"
"Ya. I am here"
"Hasilnya positif untuk ke 3 saksi. Yaitu, Reiji Mano, Arata dan Mr. Jo. Sementara itu Negatif untuk Yugami. Dan ada 1 DNA yang masih misteri. Apa ada kemungkinan ini DNA pelaku? "
"Besar kemungkinan begitu, Detektif"
"Sudah ada petunjuk kasus pertama. Semoga pada jenazah kedua, ada tambahan petunjuk"
"Semoga, Detektif"
"Oh iya, Dok."
"Ya.."
"Bagaimana dengan nama yang familiar di telingamu waktu itu ? Apakah orang yang sama dengan kenalan mu?"
Terdengar helaan nafas berat di telinga Takagi.
" Dok. Are you ok?"
"Yes I am ok. Sayangnya iya, Detektif" Ucap Keiko pelan, hampir tak terdengar.
"Siapa dia, Dok?"
"Maaf aku tidak bisa membicarakannya untuk saat ini. Aku tutup dulu, Detektif. Masih banyak pekerjaan yang harus aku lakukan"
"Baiklah"
Tut..tut..tut
"Aku mengerti perasaan mu saat ini, Dok. Apakah aku harus berpura-pura tidak tau saja?" Gumam Takagi.
Sementara itu, Keiko yang baru saja menutup sambungan telepon, menatap nanar pada berkas yang bersampulkan map biru. Ia membaca poin demi poin kesepakatan yang harus ia tandatangani. Geo tidak menuntut apa-apa, hanya meminta perpisahan mereka. Sementara itu, masalah harta yang telah diberikan pada Keiko, ia tidak memintanya kembali, termasuk apartemen, mobil dan sejumlah uang yang disimpan dalam tabungan.
Dengan bergetar, Keiko menandatangani
berkas itu.
"Done. Selesai sudah. Semoga setelah ini tidak ada lagi air mata kesedihan di hidupku. Ku harap kau bahagia dengan pilihanmu, Geo"
***
Angin sore itu berhembus agak kencang. Matahari senja telah menampakkan keindahannya. Burung-burung terbang kembali ke sarang setelah seharian menjemput karunia Tuhan yang ditebarkan di seluruh penjuru bumi. Menopangkan kedua sikunya pada pembatas gedung, Keiko menikmati semua pemandangan alam itu dari rooftop rumah sakit. Sementara itu, di bawah sana sibuknya lalu lintas berbagai jenis kendaraan yang berlalu lalang tiada henti, walaupun senja sudah menjelang.
"Kau di sini rupanya" Suara Takagi membuyarkan lamunan Keiko, refleks ia melihat ke arah datangnya suara.
"Detektif, kau mencariku?" Keiko mencoba tersenyum
"Aku mau mengajakmu makan siang, sebenarnya. Tapi aku tidak menemukan mu. Ehh ternyata kau di sini"
"Makan siang? Ini sudah sore, Detektif"
"Iya sih. Tapi anggap saja masih siang. Matahari masih bersinar, walaupun sudah redup. Kau mau menemaniku? Tidak jauh dari sini ada kedai makan seafood. Aku dengar makanannya enak. Kau tidak ada alergi seafood kan?
" Tidak. Aku tidak ada alergi makanan apapun"
"Kalau begitu ayo, tunggu apa lagi. Hitung-hitung healing sebentar dari rutinitas"
"Kau ternyata suka memaksa ya?"
"He he.. Sedikit" Sambil tersenyum memarkan deretan gigi putihnya yang rapi.
"Baiklah. Aku simpan jas kerjaku dulu. Kau tidak keberatan menunggu sebentar"
"Tentu saja tidak, Dok" Jawab Takagi cepat.
"Menunggu dirimu seribu tahun saja aku sanggup, apa lagi kalau cuma sebentar" Gumam Takagi kemudian.
"Maaf, kau bilang apa barusan?"
"Ehh.. Tidak. Bukan apa-apa" Takagi menggaruk tengkuknya yang mendadak gatal, sambil tetap memamerkan senyum pasta giginya.
***
** Aku nemu lagu itu di youtube. So, jangan protes.. 🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
adi_nata
dalam hal ini, sebenarnya Keiko juga salah.
2024-12-17
0
aas
waaaah 🤭❤️
2025-01-04
0
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚢 𝚃𝚞𝚑𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚔𝚎𝚒𝚔𝚘..𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊...𝚝𝚙 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚜𝚐𝚝𝚞 𝚓𝚊𝚑𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚊𝚔𝚒𝚖𝚒 𝚒𝚜𝚝𝚛𝚒 𝚙𝚍𝚑𝚕 𝚓𝚕𝚜2 𝚍𝚒𝚊 𝚜𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚜𝚍𝚑 𝚖𝚕𝚔𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚜𝚒𝚊𝚝 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗𝚐𝚐𝚊𝚛𝚊𝚗 𝚖𝚕𝚑 𝚜𝚘𝚔2𝚊𝚗 𝚗𝚢𝚊𝚕𝚊𝚑𝚒𝚗 𝚒𝚜𝚝𝚛𝚒
2024-04-09
0