Kamis, 22 September 2020, pukul 12.00 siang
Rumah sakit Universitas Osaka
Keiko Kitagawa, wanita berusia 35 tahun ini adalah seorang dokter forensik yang selalu bekerja untuk kepolisian Osaka. Ia merupakan salah satu lulusan terbaik Universitas George Washington, Washington D.C, Amerika Serikat. Sudah menikah dengan seorang pengusaha berdarah Jerman-Perancis
Keiko telah berada di ruang forensik ditemani rekannya Fumiko Sora, 30 tahun. Ia telah siap dengan sarung tangan karet, masker dan jas putihnya.
"Siap Sora"
"Siap, Dok"
Keiko memejamkan matanya sejenak, melafalkan doa singkat. Menghembuskan nafas pelan, memberikan kekuatan pada diri sendiri. Walau ini bukan kali pertama dia melakukan otopsi, tetapi rasa berdebar itu tetap ada. Bukan berdebar karena takut, namun lebih kepada tanggung jawab yang besar untuk memberikan rasa keadilan bagi korban dan keluarganya. Karena sejatinya tugas seorang dokter forensik tak ubahnya seorang dokter yang merangkap sebagai detektif. Dokter forensik tugasnya membantu mengungkap fakta yang berkaitan dengan tubuh manusia yang diduga mengalami kematian tak wajar, menyelidiki bukti yang menempel pada tubuh itu untuk dijadikan data yang dipakai untuk bukti hukum.
"Ayo kita mulai"
"Ok, Dok"
Di dalam ruang otopsi yang bersuhu -14 derajat celcius, Keiko membuka bungkusan hitam itu. Mengurai ikatan tali plastik warna kuning. Ia mengeluarkan bagian tubuh korban satu demi satu. Korban dimutilasi disetiap sendi anggota gerak tubuhnya. Terdapat 10 potongan tubuh di dalam kantong plastik hitam itu. Ia menyusun 1 per 1 potongan tubuh, selayaknya menyusun kepingan puzzle. Ada plastik hitam lain yang menutup kepala korban. Ia mengeluarkan kepala itu dari kantong yang menyelubunginya.
" Plastik ini yang diduga menjadi penyebab kematian korban"
"Kehabisan oksigen ya, Dok?"
"Iya. Benar"
Ia mulai memotret keadaan fisik korban sedetail-detailnya, dan mengidentifikasi fisik korban dan Sora bertugas mencatatnya. Selain itu ia juga menyalakan alat perekam suara untuk membuat catatan suara.
"Perempuan. Di perkirakan berusia 25 tahun. Rambut berwarna hitam dengan panjang sebahu. Tinggi badan 172 cm. Berat badan 42 kg.Terdapat tato bunga sakura di perut sebelah kanannya"
Keiko juga mengeluarkan pakaian yang diikut sertakan dalam kantong. Ada 3 potong pakaian. Under wear two pieces dan dress tanpa lengan berwarna merah. Ia menyusun lembar demi lembar pakaian itu di meja otopsi yang lain.
Tak berapa lama kemudian, detektif Takagi memasuki ruang otopsi.
"Siang, Dok. Halo Sora"
"Siang detektif. Dari mana saja" Jawab Keiko tanpa menoleh ke arah Takagi.
Sedangkan Sora hanya melempar senyum merespon sapaan Takagi.
"Biasa. Urus surat pengajuan otopsi dulu. Ooh..s*h*it.." Umpat Takagi begitu melihat jenazah.
"Orang yang dicari-cari ternyata ada di sini"
"Apakah ada laporan kehilangan?"
"Iya. Dari HK Q Club melaporkan kehilangan Cho Katou. Sudah 2 hari dia gak masuk kerja"
Takagi mengusap wajahnya. Ada guratan iba di wajahnya.
"Kapan perkiraan waktu kematiannya"
"Dilihat dari noda berwarna hijau di tangan, kaki dan leher, dan tubuh yang mulai membengkak, diperkirakan kematiannya sudah 2 hari yang lalu"
"Apa penyebab kematiannya?"
"Dilihat dari tanda fisiknya, korban meninggal disebabkan karena kekurangan oksigen. Terlihat dari bibir, gusi, dan bawah kuku atau ujung jari berwarna kebiruan.
Ini menandakan terjadi proses kekurangan oksigen. Di kelopak mata bagian dalam, di selaput lendir mata ada bintik-bintik kemerahan yang menunjukkan terjadi pendarahan. Selain itu, pada jenazah juga ditemukan, lebam, warnanya lebih gelap pada tengkuk dan dada dari kondisi mayat normal pada umumnya berwarna keunguan. Ada darah yang keluar dari hidung, itu terjadi karena pembuluh darah kecil di dalam tubuh pecah sehingga keluar melalui lubang-lubang tubuh. Hal itu terjadi pada saat tubuh mengalami fase kedua, yakni kejang-kejang. Ada usaha untuk bernafas cepat, di dalam keadaan ini akan menyebabkan keluar cairan dari mulut dan hidung. Pada saat fase ini juga akan mengeluarkan lendir-lendir, kadang-kadang bisa juga pembuluh darah kecil pecah sehingga keluar pula buih yang berwarna kemerahan"
"Apa penyebab korban bisa kehabisan oksigen?"
"Kemungkinan besar di bekap. Di bagian organ vital korban juga terdapat cairan"
Dr. Keiko mengambil sampel cairan itu. Memasukkannya ke dalam botol kecil untuk dilakukan uji DNA.
"Kita serahkan ini ke lab untuk mengetahui cairan apa ini"
" Harus menunggu selama 3 hari untuk mendapatkan hasilnya" Gumam Takagi.
"Mau bagaimana lagi, Detektif" Keiko mencoba tersenyum.
"Apakah korban dimutilasi setelah dibunuh ?"
"Sepertinya begitu. Hal ini dikuatkan dengan tidak adanya bekas luka tanda perlawanan di tubuh korban"
"Apakah ada barang pribadi milik korban ?"
"Hanya ada 3 potong pakaian yang aku perkirakan ini milik korban"
"Kalau begitu aku akan mencari tau. Aku keluar sebentar. Kalau udah selesai aku akan kembali lagi"
"Baiklah, Detektif"
Takagi keluar dari ruang otopsi menuju HK Q Club.
Dr Keiko kemudian melakukan bedah otopsi. Perlahan ia mengiris pisau bedah ke tubuh korban, membentuk huruf U. Membuka lapisan kulit yang menutup organ dalam korban. Seperti dugaan awal Keiko, terlihat organ dalam korban membengkak.
Tak lupa mereka juga mengambil sampel rambut dan kuku untuk pemeriksaan DNA
****
Saat ini Indonesia cuma punya dokter forensik gak lebih dari 200 orang. So, profesi ini sangat dibutuhkan. Untuk kamu yang doyan dengan ilmu kedokteran dan punya jiwa detektif, profesi ini bisa jadi pilihan.. 🤭
Jika ada hal yang bertolak belakang dengan pengetahuan reader semua tentang proses otopsi mohon dikoreksi. 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
adi_nata
kurus banget dengan tinggi segitu berat badannya hanya 42 kg.
2024-12-15
0
deka
jangan jangan suaminya mr. jo
2024-12-30
0
Clara Safitri
author lnjut...yuhuuu..ngeri bagaimana gitu kalau lihat cerita pembunuhan berantai ujung2 pelako orang disekitar kt or dkt kita..uhhjj serem..
2023-11-12
0