Sepeninggal Takagi, Kaoru kembali ke meja kerjanya. Membolak-balik berkas yang entah untuk ke berapa kali dilihatnya. Berkas kasus tabrak lari seorang bocah perempuan berusia 4 tahun, Seira Rosalie Fujimaru.
Ketika peristiwa itu terjadi, Kaoru baru saja dipindahtugaskan ke kota Osaka setelah sebelumnya ia berdinas di Shimamoto, sebuah kota kecil yang terletak di ujung timur laut perfektur Osaka.
Rasa kemanusiaannya tergerak, bagaimana dengan mata kepalanya sendiri, melihat Takagi jatuh bangun menjalani hidupnya. Setelah kehilangan sang putri, disusul dengan istrinya yang mengundurkan diri dari pernikahan mereka. Sungguh 2 kejadian berat yang harus dihadapi Takagi dalam kurun waktu hampir bersamaan. Kaoru sendiri tidak tahu apakah ia akan mampu melewati hal itu, jika kejadian yang sama menimpa dirinya. Suami istri yang seharusnya saling mendukung dan menguatkan, apabila ada badai menerjang di tengah perjalanan biduk
tangga mereka. Bukan menyalahkan salah satunya atas peristiwa yang sudah menjadi takdir sang pencipta. Siapa yang mau kehilangan buah hati dengan cara yang sangat tragis. Tidak ada satu orang tua pun yang mau. Akan Tetapi, itulah takdir. Tidak ada seorang manusia pun mampu untuk mencegah dan menolak kehendakNya.
Kaoru menarik nafas panjang. Kepolisian Osaka seperti angkat tangan dengan kasus kematian Seira. Apalagi disinyalir, pelakunya adalah anggota Yakuza. Dan Takagi pun tidak pernah menyinggung tentang hal itu. Kaoru tau, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, Takagi merasa sangat terbebani dengan belum ditemukannya pelaku tabrak lari putrinya.
UU Anti Yakuza yang telah direvisi ke 32 kalinya diberlakukan sejak tahun 2012, semakin menyulitkan Yakuza sekaligus menyulitkan Polisi. Yakuza tidak boleh membuat papan nama dan kartu nama.
Polisi pun tidak bisa lagi seenaknya dekat-dekat ataupun ke luar masuk markas Yakuza karena ditakutkan melanggar hukum UU Anti Yakuza. Oleh karena itu polisi semakin kesulitan mencari tahu siapa sebenarnya dia dan dari organisasi mana.
Anggota Yakuza tidak bisa terdeteksi dengan mudah, bukan hanya polisi sulit menjejakinya, Yakuza bawahan juga bisa seenaknya berbuat, malah membahayakan masyarakat. Seperti halnya kasus tabrak lari putri Takagi.
Menjadi seorang perwira polisi, dulu tidak pernah ada dalam rencana hidup Kaoru. Rencana itu berubah 180° setelah ia bertemu dengan Takagi. Waktu itu, ia masih seorang siswa sekolah menengah. Ia yang di sekolah terkenal sebagai siswa cupu, kerap mendapatkan perilaku tidak menyenangkan dari teman-temanya. Hingga pada suatu hari, Kaoru mendapat perundungan di luar sekolah. Ia di keroyok oleh 3 orang temannya. Takagi yang waktu itu masih menjadi perwira polisi biasa, kebetulan lewat di tempat itu.
Ia menjadi pahlawan bagi Kaoru muda. Membantunya lepas dari bullying di sekolah. Mengajak pihak sekolah dan orang tua untuk peduli dengan perundungan yang terjadi di sekolah mereka. Takagi juga mengusulkan hukuman pelayanan sosial selama 3 bulan di panti jompo bagi pelaku bullying setelah pulang sekolah. Campur tangan Takagi membawa perubahan besar di sekolah tempat Kaoru menuntut ilmu. Hal itu yang selama ini di tunggu-tunggu oleh siswa-siswa seperti Kaoru.
Kaoru masih mengingat, kata-kata Takagi menjadi pelecut semangatnya. Waktu itu Takagi pernah berkata “Some people like you, some people don’t. In the end you just have to be yourself. (Beberapa orang menyukaimu, beberapa orang tidak. Pada akhirnya jadilah diri sendiri)"
Kata-kata yang memiliki makna mendalam bagi Kaoru. Barangkali Takagi sudah lupa dengan peristiwa 8 tahun yang lalu, tapi tidak bagi Kaoru.
"Apakah aku harus meminta bantuan Paman? Aku sudah lama sekali tidak menemuinya. Apakah ia masih mengingatku?"
Kaoru memang memiliki seorang paman petinggi Yakuza. Rahasia itu tidak pernah ia buka kepada siapa pun. Ibunya mengajak Kaoru kecil untuk pindah, dikarenakan pamannya itu bergabung dengan kelompok Yakuza Sumiyoshi-kai. Waktu itu kelompok-kelompok Yakuza selalu berbuat onar. Sering terjadi perang antar organisasi. Yamaguchi-gumi yang berbasis di kobe, sering ribut berebut anggota dengan Sumiyoshi-kai yang berbasis di Osaka. Di tambah lagi adanya UU Anti Yakuza yang menyatakan apabila terlibat atau punya kenalan Yakuza, anggota masyarakat tak bisa buka rekening bank. Kalau sudah punya, rekening itu akan ditutup pihak bank. Orang itu juga tak bisa menyewa rumah, tak bisa transfer uang ke mana pun, tak bisa berbisnis dengan legal karena izin usaha dan segalanya akan dibatalkan atau tidak akan dikeluarkan.
Banyak sekali hambatan pada masyarakat apabila terbukti punya teman Yakuza. Itu sebabnya saat ini setiap orang Jepang akan membatasi diri tak akan bicara soal Yakuza. Salah ngomong, jangan-jangan informasi menyebar dan dia akan dipanggil polisi. Usaha dan kehidupannya semakin sulit. Padahal, dia sendiri mungkin bukan Yakuza.
Itulah mengapa Kaoru tidak pernah membuka jati dirinya. Tapi melihat pelaku tabrak lari putri Takagi masih berkeliaran bebas, Kaoru harus berfikir ulang. Mencari pelaku tabrak lari dan menuntut keadilan untuk putri penyelamat hidupnya.
Kaoru dalam dilema.
***
Pukul 11.30 malam, di depan sebuah rumah makan di kawasan Shinsekai, Kaoru melepaskan nafas berat. Di rumah makan ini berdasarkan informasi yang dia dengar, sang paman kerap berkunjung, karena rumah makan itu merupakan salah satu bisnis yang digeluti organisasi mereka. Sebelumnya dia telah meninggalkan semua identitas pribadinya di mobil. Termasuk lencana polisi dan revolver miliknya. Hal itu dilakukannya untuk antisipasi kemungkinan buruk yang akan terjadi. Karena tujuannya adalah bertemu dengan sang paman dan meminta bantuannya dengan cara yang baik.
Kaoru masuk ke dalam restoran. Dan mengambil tempat duduk di sudut ruangan. Seorang pelayan pria datang menghampirinya, dengan membawa daftar menu dan buku catatan.
"Mau pesan apa, Tuan?" Meletakkan daftar menu dihadapan Kaoru.
Kaoru memandang daftar menu itu, lalu dia bertanya.
"Di mana aku bisa bertemu dengan Oji no (Pamanku) Nomura Satoshi?
Pelayan itu memandang lekat wajah Kaoru.
" Tuan mempunyai hubungan apa dengan Tuan Nomura?"
"Aku kan sudah bilang. Dia pamanku"
"Nama Tuan siapa? "
"Aku Usui Kaoru"
"Tuan tunggu di sini sebentar"
Pelayan itu berlalu. Dia menuju meja bar yang ada sisi lain meja Kaoru. Ia terlihat membisikkan sesuatu pada seorang pria yang sedang minum di sana. Pria itu mengenakan jas hitam. Pria berjas hitam itu melihat ke arah Kaoru berada. Tak lama kemudian lelaki itu datang mendekatinya. Sedangkan pelayan tadi terlihat masuk ke sebuah pintu yang ada di samping meja bar.
" Aku Tadashi Ken. Panggil saja Ken. Ada yang bisa aku bantu, Tuan..?" Lelaki yang kira-kira berusia empat puluhan itu membungkukkan sedikit badannya pada Kaoru.
" Usui Kaoru"
"Kaoru-san. Ada keperluan apa, kau ingin bertemu dengan Tuan Nomura?"
"Apakah aku harus mengatakan keperluanku padamu. Aku keponakannya. Ada hal pribadi yang ingin aku bicarakan pada Pamanku"
"Baiklah. Ikut aku" Lelaki itu mengajak Kaoru mengikutinya menuju pintu yang tadi dimasuki pelayan. Di belakang pintu itu ada sebuah lorong. Di kedua sisi lorong itu ada pintu-pintu yang saling berjarak satu dengan lainnya. Kemungkinan besar, di belakang pintu itu merupakan kamar-kamar yang memang disediakan khusus bagi pelanggan yang ingin menyewanya. Tiba di depan sebuah pintu, Ken menghentikan langkahnya.
"Tuan, di sini ada Kaoru-san ingin bertemu" Ken berkata tanpa membuka pintu.
"Suruh dia masuk" Suara seorang lelaki dari dalam kamar
Setelah mendapat izin, Ken membuka pintu dengan menggesernya sedikit. Ketika pintu terbuka, terlihat seorang pria paruh baya dengan tubuh penuh tato, yang hanya mengenakan fundoshi (celana da lam tradisional Jepang), sedang duduk di depan sebuah meja berkaki pendek yang di kelilingi oleh 3 wanita yang hanya mengenakan pakaian da lam, yang sudah tidak benar letak dan posisinya. Di atas meja itu berserakan botol-botol minuman dan berbagai bungkusan bekas makanan ringan.
" Keponakanku. Kaoru-san. Ayo masuk. Kalian semua keluar."
Wanita-wanita itu bergegas keluar dengan memeluk pakaian masing-masing.
"Ken, bawakan makanan dan minuman ke sini"
"Baik Tuan"
Ken membungkukkan badannya dan berjalan mundur meninggalkan tempat itu.
Kauro masuk ke dalam kamar dengan terlebih dahulu melepaskan alas kakinya. Ia membungkukkan badannya yang dalam di hadapan Satoshi.
Satoshi bangkit dari duduknya dan segera ia memeluk Kaoru erat.
"Sudah lama sekali. Apa kabarmu, Nak?" Satoshi menepuk punggung Kaoru.
"Baik, Ojisan. Kau kelihatanya awet muda. Wajahmu tidak berubah, sejak terakhir kali aku melihatmu"
"Ha ha ha .. Kau bisa saja. Ayo duduk di sini."
Kaoru duduk di sebelah Pamannya. Mereka ngobrol dengan akrab layaknya keluarga. Tak lama, Ken datang beserta beberapa orang di belakangnya yang membawa berbagai makanan dan minuman. Di sela jamuan itu, Kaoru menceritakan maksud kedatangannya kepada Satoshi.
"Kau berani sekali datang ke sini menemuiku. Kau tau akibatnya kalau ada yang melaporkan hal ini"
" Aku tau, Ojisan"
"Berarti sekali Fujimaru-san itu di matamu"
"Ya. Begitulah, Ojisan. Hanya kau satu-satunya harapanku. Aku hanya butuh pelaku dan buktinya. Apa kau bisa membantuku?"
"Hmm. Aku tidak bisa menjanjikan apa-apa padamu. Kau membawaku dalam posisi sulit. Fumio Tanoue, dulu memang anak buah ku. Kau tau bagaimana kami berorganisasi. Saling melindungi satu dengan yang lainnya. Tidak sulit bagiku untuk menemukan pelaku dan juga buktinya. Sekali lagi aku katakan, kau membawaku dalam posisi sulit"
"Aku mengerti, Ojisan. Aku sangat berharap, kau bisa membantuku membalas budi orang yang telah menyelamatkan hidupku"
"Beri aku waktu. Aku akan memikirkannya"
"Baiklah Ojisan. Beri kabar padaku, kalau kau sudah memutuskannya"
"Tentu. Aku akan mengabari mu"
Pukul 2 pagi, Kaoru meninggalkan tempat itu.
"Semoga Ojisan mau membantuku. Setidaknya aku sudah berusaha"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
nath_e
ooh begitu.. so, Yakuza sepertinya tidak selalu buruk ada bagian tertentu yg patut dijadikan pelajaran dr organisasi Mereka begitulah?
2023-08-13
0
nath_e
lovely quote kak🥰i needed this🙏
2023-08-13
0
🏘⃝AⁿᵘKᵝ⃟ᴸℝ𝕒𝕪𝕚𝕚☠ᵏᵋᶜᶟ🍂
Yakuza kl di sini kaya Pki pada jaman orba ya,, semuanya serba di batasi..
2023-05-31
14