Departemen Kepolisian Perfektur Osaka
Kamis 22 September 2020, pukul 10.15 malam.
Takagi baru tiba di kantor polisi setelah menyerahkan sampel DNA saksi ke rumah sakit. Memasuki kantor polisi yang menjadi tempat dia menjalankan tugasnya sebagai perwira menengah kepolisian. Takagi cukup dikenal rekan sejawatnya yang lain. Saling tegur sapa ketika bertemu, bersenda gurau sesaat adalah hal yang biasa mereka lakukan. Walau malam sudah beranjak larut, namun kantor polisi itu seakan tidak pernah tidur, ada saja petugas yang masih bekerja.
Takagi melangkahkan kakinya dengan cepat menuju ruangannya di Lantai 3. Menyusuri tiap lantai dengan tangga sebagai penghubung. Tak lupa bertegur sapa dan melempar senyum kepada siapa saja yang ditemuinya. Tak lama kemudian ia sampai di ruangannya. Kedatangannya disusul rekan kerjanya Kaoru.
"Detektif, aku berhasil mendapatkan rekaman Cctv dari tiang pengawas milik polisi"
"Mana, coba liat"
Kaoru menyodorkan laptop yang menyala dan meletakkannya di atas meja kerja Takagi.
Terlihat seorang yang diduga laki-laki yang berpakaian serba hitam memakai tutup wajah dan kepala, keluar dengan terburu-buru dari sebuah mobil berjenis wagon berwarna biru metalik, tanpa plat nomor kendaraan tiba-tiba membekap kepala korban Cho yang baru keluar dari minimarket dengan kantung plastik hitam dan menyeretnya masuk ke dalam mobil. Cho meronta-ronta sekuat tenaga. Tas branded dan kantong belanjaannya terlempar dari tangannya. Tak ada seorangpun yang menolongnya waktu itu. Peristiwa naas itu terjadi dinihari dan sisi minimarket yang hanya diterangi lampu temaram.
Takagi menggerakkan kursor, menzoom wajah pelaku. Kemudian dia geleng-geleng kepala.
"Pelaku sepertinya tau letak kamera pengawas. Dia sangat pintar menutupi wajahnya"
Padangan Takagi beralih pada kendaraan milik pelaku.
"Subaru Revorg, keluaran 2019" Gumam Takagi.
"Sudah diselidiki siapa pemilik mobil itu ?"
"Lagi dikerjakan, Pak. Tapi, pemilik mobil seperti itu, banyak di negeri ini. Seperti mencari jarum di tumpukan jerami"
"Hmm.. " Takagi mengusap wajah nya, seraya menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.
"Istirahat dulu, Detektif"
Kaoru kemudian keluar dari ruang kerja Takagi. Tak lama kemudian dia kembali sambil membawa secangkir kopi panas dan sepiring sandwich. Kaoru meletakkan di atas meja kerja Takagi.
"Di minum dulu Detektif. Ini Sandwich nya dimakan"
Takagi memandang Kaoru sambil tersenyum.
"Kamu sudah seperti seorang istri saja"
Seraya melakukan apa yang diminta rekannya itu.
"Ha ha ha..Detektif bisa saja.
Detektif gak ada minat untuk mencari istri lagi ?"
"Belum nemu yang pas. Aku gak mau gagal lagi"
"Ooh..I see"
"Oh ya.. Kamu mengenal Dokter Keiko ?"
"Kenal sebagai rekan kerja saja. Secara pribadi tidak. Memangnya ada apa detektif ?"
"Tidak ada apa-apa. Cuma mau tanya aja"
" Benarkah?" Tanya Kaoru dengan tatapan menyelidik.
" Iya benar"
"Kok aku gak percaya, ya?" Kaoru tersenyum penuh arti.
"Gak percaya ya sudah"
"Ha ha ha.. Baiklah Detektif, aku ke luar dulu"
Kaoru pergi meninggalkan ruangan Takagi.
Sepeninggal Kaoru, Takagi segera mengetik suatu nama di mesin pencari milik kepolisian Jepang. Tak beberapa lama kemudian, layar monitor komputer lipat telah menunjukkan apa yang dicari Takagi. Takagi membaca dengan teliti setiap informasi yang diberikan.
"Bagaimana perasaan dokter Keiko saat ini, jika hasil tes DNA, membenarkan dugaannya" Gumam Takagi.
***
Sementara itu, di waktu yang sama di tempat yang berbeda, Keiko baru menginjakkan kaki ke apartemennya. Lelah baru terasa begitu ia sampai di rumah. Lelah yang menggerogoti raga dan jiwanya. Pulang dengan kondisi apartemen kosong menambah sepi hatinya.
Keiko segera menuju ke kamarnya, melepaskan seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya. Ia masuk ke kamar mandi, mengisi air hangat di bath up dan merendamkan diri di dalamnya. Terasa hangat dan nyaman. Keiko sangat menyukai aktivitas ini setiap pulang bekerja. Bahkan ia bisa berendam berjam-jam sampai tertidur.
Angannya melayang kepada suaminya. Lelaki yang telah menikahinya itu, sekarang entah berada di mana. Kenyataan yang ditemuinya hari ini cukup membuat dirinya shock. Pertama, kondisi suaminya ketika dia menelepon tadi siang dan yang ke dua, data yang diberikan Takagi. Keduanya seakan saling berhubungan. Menyingkap tabir, kecurangan yang dilakukan sang suami di belakangnya.
Kepercayaan, itulah yang selalu dia tanamkan di hatinya dalam mengarungi biduk rumah tangga mereka selama 3 tahun belakangan. Begitu juga halnya yang dia harapkan dari pasangannya.
Keiko menangis dalam kesendiriannya. Ia sesegukan sambil meringkuk di bath up.
Melepaskan semua sesak di dada.
"Apa yang salah dengan pernikahan ini. Apakah aku salah memilih atau aku yang tidak mencoba mengerti dirimu, Hani"
"Aku benci keadaan ini. Aku benci dirimu yang seakan lari dari kenyataan. Tapi, aku sangat merindukanmu, Hani. Apa yang harus aku lakukan. Hani, pulanglah.."
Tiada siapa yang bisa menjawab pintanya saat ini. Tidak juga cicak yang mengintip di balik pintu kamar mandi yang sedikit terbuka itu.
****
Sudah sedikit terbuka kan? 🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
nath_e
rada split yaa...but its ok, keknya si anu deh🤭
2023-07-22
0
🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ
curiga sama suaminya keiko
2023-06-01
14
Ita Widya 2
lepaskan orang yang buat km sedih dok..
orang seperti itu tidak pantas di pertahankan..
2023-03-15
13