Selamat memperingati hari kelahiran untuk adikku Samy. Semoga rahmad dan rahimNya senantiasa menaungi dirimu dan keluarga. Sehat selalu, diberi rizki dan kebahagian yang berlimpah dan selalu dalam perlindungan Allah SWT. Terimakasih selalu bersama ku sampai saat ini. Bab ini aku persembahkan spesial untukmu. 🥰🥰🥰
🎂🎂🎂
Adriana memasuki unit apartemennya dengan terburu-buru. Bayangan kejadian yang begitu menge rikan itu terus menari di pelupuk matanya. Wajah pria itu ditutupi oleh poninya yang panjang. Hanya ekspresi yang terlihat begitu mena kutkan, melalui tatapan matanya yang memb unuh.
Bergegas dia membuka lemari pendingin dan meneguk air mineral yang diambilnya tanpa menyisakan setetes pun. Ia berusaha menangkan dirinya. Kejadian yang baru beberapa menit lalu dilihatnya tanpa sengaja itu, cukup membuat shock jiwanya.
"Sebaiknya aku mandi dulu. Semoga setelahnya otakku bisa sedikit waras"
Setelah berada dalam kamar mandi, bathup seakan-akan memanggil dirinya untuk disentuh. Tanpa ragu, dia mengisi bak itu dengan air hangat, menambahkan bubble bath, sedikit bath salt, bath oil, bath bomb, dan tak lupa body wash. Setelah semua bahan itu dimasukkan, Adriana merendamkan tubuhnya ke sana.
Adriana memejamkan matanya, menikmati sensasi hangatnya air bercampur wewangian beraroma mawar. Perpaduan semua bahan itu menimbulkan efek relaks di seluruh tubuhnya.
Pikirannya melayang ke tiga tahun yang lalu, saat dirinya pertama kali memutuskan untuk menetap di Osaka. Tepatnya bukan untuk menetap, melainkan untuk melarikan diri.
Penghianatan yang dilakukan oleh kekasihnya Carl Rainart dengan sahabat karibnya Greta, merobek harga dirinya.
Sebenarnya perselingkuhan mereka ia ketahui tanpa sengaja, tepatnya beberapa hari sebelum prom night yang akan dilaksanakan di sekolahnya, untuk merayakan kelulusan mereka. Adriana yang waktu itu tiba di sekolah, tidak menemukan sahabatnya. Mencoba menghubungi ponselnya, akan tetapi tidak ada jawaban. Ia berkeliling, matanya menelisik ke setiap sudut sekolah, tanpa sengaja menemukan Greta berada di belakang sekolah bersama dengan Carl sedang melakukan hal yang tak seno noh dan menji jikkan di matanya.
Adriana bukanlah tipe orang yang suka menunjukkan kelemahannya pada orang lain. Alih-alih melabrak mereka yang sedang berbuat mesum, ia memilih pergi dari tempat itu sambil menahan gumpalan emosi yang bercokol di rongga dadanya. Bukan tanpa alasan ia melakukan itu. Adriana takut air matanya akan tumpah apabila hal itu dia lakukan.
Seorang teman lelakinya, melihat Adriana yang sedang setengah berlari meninggalkan sekolah mereka.
"Adriana !! Tunggu!!" Panggil Choky
Pria itu berlari mengejar Adriana yang tak menghentikan langkah kakinya.
"Adriana !!" Lelaki itu meraih lengan Adriana untuk menghentikan langkahnya.
"Lepaskan!!" Teriak Adriana
"Ada apa denganmu. Kenapa kau terlihat terburu-buru?" Masih menggenggam dengan erat pergelangan tangan Adriana
"Lepaskan !!! Sakit tau!!"
"Ups. Sorry. Bukan maksudku menyakitimu" Sesal Choky sembari melepaskan genggaman tangannya.
"Ada apa denganmu Adriana. Jawab aku "
"Bukan urusanmu !! Aku peringatkan sekali lagi pada mu. Berhenti mencampuri semua urusanku !!" Sambil menunjukkan wajah Choky dan segera berlalu dari hadapan lelaki itu.
Adriana melajukan mobilnya ke rumah. Menangis sejadi-jadinya di dalam kamarnya. Ia mengurung diri selama berhari-hari, tidak mau menerima telepon dan tamu siapapun. Termasuk dari Greta dan Carl. Tanpa Adriana ketahui, ternyata Choky mencari sendiri jawaban dari rasa penasarannya. Choky menghubunginya lewat chat, dan mengatakan dia akan melakukan sesuatu untuk membalas perbuatan mereka.
"Datanglah nanti malam. Berdandanlah secantik mungkin. Dan bersikaplah seolah-olah tidak terjadi apapun. Aku berjanji, kau tidak akan menyesal karena datang malam ini"
Karena penasaran apa yang akan dilakukan Choky, Adriana datang ke acara prom night mereka. Sesuai permintaan Choky, ia bersikap seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Berbaur, tertawa bersama teman-temannya. Termasuk dengan Carl dan Greta. Hingga pada suatu kesempatan terjadi hal yang mengejutkan. Carl dan Greta melakukan hal yang tidak seno noh dihadapan teman-teman mereka. Melihat kejadian itu, semua yang hadir terkejut. Tidak menduga Carl dan Greta akan nekad melakukannya dihadapan banyak orang. Di tengah has rat yang menggebu, Carl berteriak
"Adriana, ini ulah mu kan?? Kur ang ajar !! Akan aku balas perbuatan mu ini!!"
Adriana kaget. Semua mata tertuju padanya. Seakan-akan menuduh dirinya yang menjebak Carl dan Greta, dengan memberikan obat perang sang dosis tinggi pada minuman mereka. Melihat hal itu Adriana langsung meninggalkan tempat itu, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Pulang ke rumahnya.
Berita itu langsung viral, tersebar di semua media sosial. Ada yang mengunggah kejadian itu lengkap dengan narasi yang menggiring opini publik. Adriana tersudutkan atas pemberitaan yang sepihak itu. Tidak ingin menanggung kemarahan kedua orang tuanya yang akan kembali dari perjalanan bisnis ke luar negeri, malam itu juga Adriana memutuskan untuk melarikan diri ke Jepang, dengan mengantongi tiket terakhir menuju Osaka yang dibelinya melalui aplikasi online dengan harga mahal. Sambil menunggu pesawatnya lepas landas, di ruang tunggu menumpang, Adriana menyempatkan diri menghubungi teman yang ia kenal melalui Twitter. Seorang pria Jepang yang sering bertukar kabar dengannya. Pria itu juga yang menjemputnya di bandara dan mencarikan apartemen untuk ia tinggal. Dan membantunya memilih kampus terbaik di Osaka. Berita terakhir yang dia dengar Carl dan Greta telah menikah beberapa bulan setelah kejadian itu, karena Greta mengandung buah cinta mereka.
***
Dua jam berlalu, dengan membawa nampan berisi segelas cappuccino dan sepiring pancake, Adriana terpaku duduk di sofa menatap lekat layar televisi yang menayangkan berita kriminal.
"Ya Tuhan, apa kah itu jenazah wanita yang tadi aku lihat?"
Seorang petugas kepolisian di wawancara para wartawan. Dari ciri-ciri penyebab kematian korban yang diungkapkan petugas polisi itu, cocok dengan kejadian yang dia lihat.
" Apa kah aku harus melaporkan kejadian yang aku lihat? Berarti aku bisa menjadi saksi pembu nuhan itu. Tidak. Tidak. Kalau berita ini ke blow up sampai ke Cologne, Carl dan Greta bisa menemukanku. Aku tidak mau. Biarkan ini menjadi urusan polisi. Mereka pasti akan segera menemukan pelakunya "
Kriiing... Kriiing...
Dering telepon portable yang terletak di nakas samping sofa, mengejutkan lamunannya.
Ia tersenyum, begitu mengetahui siapa yang telah menghubunginya. Menekan tombol terima, ia menjawab panggilan itu.
"Ya, Tetsuya-san. Ich bin hier"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
adi_nata
Shuji Tetsuya ?
2024-12-16
0
nath_e
ada saksi mata rupanya, hati2 Adriana
2023-08-13
0
🏘⃝AⁿᵘKᵝ⃟ᴸℝ𝕒𝕪𝕚𝕚☠ᵏᵋᶜᶟ🍂
Pasti ketakutan kalau jadi Adriana, apalagi si pelaku sempat lihat mukanya.l
2023-05-01
3