Rumah Sakit Universitas Osaka, pukul 09.30 malam
Keiko baru saja menyelesaikan tugasnya hari ini. Melakukan otopsi dan mengambil sampel untuk dilakukan uji DNA. Sora, rekan kerjanya baru saja pulang. Setelah sebelumnya ia menyerahkan sampel DNA ke lab. Dengan membawa catatan hasil otopsi, Keiko ke luar ruang otopsi. Ia melangkahkan masuk ke ruangannya dan menyimpan catatan di laci meja kerjanya.
Begitu laci terbuka, Keiko tertegun melihat ponselnya yang tersimpan di dalam laci. Ponsel tersimpan dalam keadaan off. Ia kemudian menyalakan ponsel. Menunggu beberapa saat, tak lama ponsel menyala dengan wallpaper gambar seorang lelaki blasteran Jerman-Perancis sedang memeluk mesra seorang wanita Jepang sambil tersenyum bahagia ke arah kamera.
Geoffrey Lafayette, Lelaki tinggi besar nan tampan itu telah mencuri hatinya 3 tahun yang lalu. Setahun menjalin kasih, mereka sepakat mengikat cinta dengan sebuah pernikahan. Kapal pesiar Costa Victoria menjadi saksi janji suci mereka saat itu.
2 tahun menjalani biduk rumah tangga, tidak membuat mereka saling memahami.
Belakangan sang suami menuntutnya untuk resign dari pekerjaan dan menjadi nyonya Lafayette yang sesungguhnya. Kesibukan yang padat, membuat mereka jarang bertemu. Apalagi pekerjaan Keiko yang tak kenal waktu membuat Geoffrey harus menelan kekecewaan. Ketika lelah, dia pulang ke rumah tidak ada istri yang menyambutnya di rumah.
Sesungguhnya Keiko memahami keinginan suaminya. Namun, kecintaan yang begitu besar terhadap dunia forensik membuat Keiko gamang untuk memilih.
Keiko sesaat tertegun melihat wallpaper ponselnya, seketika rasa rindu pada sang suami menyeruak reluang hatinya. Keiko melakukan panggilan cepat. Tak lama sambungan telepon terhubung.
Tut.. Tut.. Tut. Sampai pada nada panggil berakhir, panggilan Keiko tidak juga diangkat. Keiko mengulangi panggilannya.
Tut.. Tut.. Tut..
" Ya Hallo.. "
" Hallo, Hani.."
"Hallo, siapa nih?" Jawab seorang lelaki yang dengan suara setengah berteriak.
Terdengar sayup-sayup suara house musik yang menghentak. Kening Keiko seketika berkerut.
"Hani. Aku istrimu. Kamu di mana?"
"Aku ada di surga. Ha ha ha.."
"Hani. Kamu baik-baik saja?" Tanya Keiko khawatir
"Masih ingat sama aku !! Mau aku di mana, gak ada urusannya sama kamu!!" Bentak Geo.
Alangkah terkejutnya Keiko mendapat bentakan dari orang yang sangat dirindukannya. Dulu Geo tidak seperti itu. Geo yang ia kenal adalah lelaki baik yang memiliki hati dan tutur kata yang lembut.
Keiko menyeka sudut matanya yang tiba-tiba berair.
"Bagus ya. Ponsel mati berjam-jam. Sekarang tanya aku di mana. Tingkah mu seperti perempuan yang gak punya suami !! Kamu anggap apa aku, hah. !!"
Mendengar nada suara sang suami yang terdengar aneh, Keiko berusaha tenang.
"Hani, kamu mabuk?"
"Mau mabuk atau tidak bukan urusanmu !!"
" Hani, kamu dimana biar aku jemput" Tanya Keiko
" Gak usah. Aku sudah ada yang menemani. Aku tidak butuh kamu"
"Hani Aku jemput, ya?"
"Aku bilang gak usah ya gak usah !!!"
Tut tut tut tut...
Geo menutup panggilan secara sepihak.
Keiko menghembuskan nafas berat. Ia meletakkan ponsel di atas meja. Dan bergegas masuk ke kamar mandi yang ada di ruangannya. Menyalakan keran yang ada di wastafel dan membasahi wajahnya dengan air. Ia memandang wajahnya yang basah di muka cermin.
"Apa yang akan terjadi dengan nasib pernikahan kita, Hani. Tak bisakah kau sedikit memahami ku" Ucapnya perlahan dengan menahan sesak di dadanya.
Kedua tangannya berpegang pada wastafel dengan kepala menunduk ke lantai. Air yang keluar dari sudut matanya jatuh berlahan membasahi lantai kamar mandi.
Tok tok tok. ..
"Dokter Keiko .. Ini aku Takagi."
Takagi mengetuk pintu ruang kerja Keiko yang tidak terkunci. Keiko mengangkat wajahnya. Ia harus menyudahi kesedihannya untuk sesaat. Menghirup udara perlahan dan menghembuskan pelan. Melakukan sampai beberapa kali. Memandang wajah sendunya di cermin dan berusaha menyunggingkan senyum.
Tok tok tok.. Ceklek ...
Terdengar suara pintu di buka.
"Dokter Keiko, apa anda di dalam ?"
"Iya sebentar..." Sahut nya.
Keiko buru-buru mengusap matanya. Dan membasahi wajahnya sekali lagi dengan air. Mengelap dengan handuk bersih dan bergegas keluar dari kamar mandi.
Kreeeet..
"Detektif.. ? Ada apa malam-malam anda ke sini? Belum pulang?"
Takagi memandang wajah Keiko. Mata Keiko terlihat sembab dan sedikit memerah.
"Are you ok, Dok ?"
"I am ok" Keiko segera menuju mejanya dan meletakkan bokongnya di kursi.
"Silahkan duduk, Detektif. Ada yang bisa aku bantu"
Takagi menarik kursi yang ada di depan meja Keiko dan mendudukinya. Memandang lekat wajah Keiko, ada duka tersamar di matanya. Perkataan Keiko barusan, membuat Takagi enggan bertanya lebih. Alasan privasi, yang mungkin Dokter Keiko tidak ingin membaginya.
Tidak ingin memperpanjang pertanyaan, dia menyerahkan berkas yang dibawanya, beserta 4 sampel rambut dari 4 orang yang berbeda. Keiko membaca berkas yang diserahkan Takagi.
Deg.. Detak jantungnya memompa dengan cepat, ketika matanya mengeja salah satu nama yang tertera di sana.
"Ini daftar nama-nama saksi?"
"Yes"
"Siapa saja mereka ?"
"Nomor 1 – 3 adalah klien korban malam itu. Nomor 3 pelanggan yang terakhir berhubungan badan dengan korban. Korban pulang setelah melayani korban pukul 4 pagi. Nomer 4, orang yang mengaku menemukan tas korban"
Tiba-tiba ada sesak di dada Keiko.
"Apakah mungkin orang yang sama?" Gumam Keiko.
Seolah mendengar gumaman Keiko, Takagi menjawabnya.
"Ada apa Dok, anda mengenali mereka?"
"Salah satunya memiliki nama yang begitu familiar di telingaku"
"Bisa jadi orang yang sama dengan kenalan dokter. Harus dipastikan dulu dengan uji DNA. Bukan begitu kan seharusnya, Dok?"
"Iya. Benar. Baiklah. Ini akan aku bawa ke lab dulu. Aku akan bandingkan DNA cairan yang ditemukan di tubuh korban dengan sampel DNA ini. Hasilnya baru bisa keluar 3 hari lagi, ya detektif " Kata Keiko sambil mengambil sampel dan menumpuknya di atas berkas.
Krieeet .. Lantai berderit begitu Keiko bangkit dari duduknya.
"Anda belum pulang, Dok?"
"Iya setelah menyimpan sampel ini ke lab. Aku akan segera pulang"
Keiko mulai mengemas barang-barangnya ke dalam tas. Dan melangkah keluar ruangan. Takagi mengikuti nya dari belakangan.
"Mau sekalian aku antar ?"
Keiko menghentikan langkahnya. Dan memandang wajah Takagi yang terlihat tulus.
"Aku membawa mobil sendiri, Detektif"
Takagi menggaruk belakang lehernya yang tiba-tiba terasa gatal.
"Hmm ...ya sudah. Bareng ke parkiran aja kalau begitu"
"Boleh. Sebentar. Aku simpan sampel ini ke lab dulu"
"Ayuk. Aku temani"
Keiko tersenyum manis dan melanjutkan langkahnya menuju lab yang terletak di ujung lorong. Setibanya di depan lab.
"Sebentar ya Detektif.. Anda tidak keberatan menunggu di sini ?"
"Tentu saja tidak. Silahkan Dokter"
Keiko membuka pintu lab dan masuk ke dalam nya. Menyerahkan berkas dan sampel kepada petugas lab yang masih bertugas. Tak lama kemudian ia keluar. Begitulah akhirnya mereka jalan beriringan dan berpisah di parkiran, menuju mobil masing-masing.
"Sampai jumpa besok, Dokter. Hati-hati di jalan"
"Terimakasih Detektif.. Anda juga ya.."
"Tentu saja.. " Takagi memberikan senyuman manisnya pada Keiko, dan melambaikan tangannya.
Keiko masuk ke dalam mobilnya dan berlalu meninggalkan Takagi yang juga telah menyalakan mesin mobilnya. Ia terus memandang mobil Keiko yang perlahan menghilang di tikungan jalan.
"Ada yang aneh dengan dia. Aku harus memastikan sesuatu" Gumam Takagi.
Takagi segera menjalankan mobilnya menuju kantor kepolisian Osaka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
adi_nata
salah satu tamu nona Cho adalah suami Keiko..
2024-12-15
0
nath_e
Keiko Takagi JD inget drama jepang yg itu...aah otw liat lagi🤭
2023-07-22
0
🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ
kalau sudah gak nyaman ngapain masih bertahan 🙄
2023-06-01
23