Entah sudah berapa babak Geo bermain dengan wanita yang ada di ran jangnya malam ini. Wanita yang bernama Fuji itu, memang luar biasa, bisa mengimbangi keper kasaan Geo yang alami. Apakah wanita itu memakai obat ku at, entahlah Geo tidak peduli. Setelah kepergian Cho, Geo kerap menghabiskan malamnya bersama Fuji. Seperti namanya, wanita itu memiliki aset yang tinggi dan besar laksana real mountain kebanggaan rakyat Jepang. Knalpotnya juga luar biasa. Geo yang memiliki telapak tangan yang besar, bisa sangat puas mengolahnya.
Bruk..
Geo tumbang di pelu kan wanita malam itu. Wajahnya terbenam dalam gundukan kembar besar sang pela cur.
"Tuan jangan menghimpit ku. Kau bisa membunuhku"
"Iya aku pindah. Kau memang luar biasa" Geo berguling ke samping kiri, memindahkan tubuh besarnya dari atas tubuh Fuji.
"Aku lapar sekali. Aku mau pesan makanan. Kau mau makan apa, Tuan?" Fuji mengambil ponselnya dan membuka aplikasi layanan pesan antar.
"Sama kan saja dengan pesanan mu"
"Baiklah. Sambil menunggu, aku mau mandi dulu. Tuan mau ikut?" Menger ling dengan mata meng goda.
"Aku lelah Fuji. Memang kau tidak merasa lelah"
"Kan cuma mandi, Tuan. Tuan pikir kita mau apa ? Aku bisa membantu menggosokkan punggungmu"
"Hmm...iya. Itu pasti menyenangkan sekali. Tapi Aku mau tidur sebentar. Nanti saja "
"Baiklah kalau begitu"
Setelah berkata begitu, Geo memejamkan matanya. Dengkuran halus terdengar tak lama kemudian. Rasanya baru saja Geo memejamkan mata, ada yang menepuk-nepuk pipinya.
"Tuan Tuan bangun"
"Ada apa Fuji. Aku sudah bilang kan mau tidur sebentar"
"Tuan Tuan bangun" Wanita itu terus menepuk-nepuk pipi Geo. Mau tidak mau Geo membuka matanya. Terlihat Fuji mengenakan baju tanpa lengan berwarna putih dengan rambut panjang terurai.
"Ada apa Fuji. Kau sudah mandi? Cepat sekali. Hmm Kau wangi sekali" Geo menarik Fuji dalam deka pannya. Kemudian menghujaninya dengan ci uman.
"Tuan. Tuan harus segera pergi. Adik tuan menunggu di sana"
"Apa? Maksudnya apa?"
"Ini Tuan. Lihat lah" Wanita itu menyerahkan selembar kertas pada Geo.
"Ini alamat siapa?"
"Aku tidak tau, Tuan. Seseorang menyerahkannya pada ku. Tuan diminta segera ke sana. Kata orang itu, adik Tuan menunggu di sana. Tuan di minta menjemputnya"
"Bagaimana keadaan Adriana?"
"Aku tidak tau Tuan. Ayo bergegaslah"
"Baiklah"
Geo segera bangkit dari tidurnya. Segera ia mengenakan pakaiannya dengan cepat. Ia menyambar kunci mobil yang ada di nakas tempat tidur dan bergegas keluar kamar. Di depan pintu apartemen ia mengambil jaket kulit berwarna hitam yang tergantung di lemari dan mengenakannya. Segera ia turun ke basement apartemen menuju mobil miliknya yang terparkir di sana.
Mobil sedan Mercedes Bens S Class warna silver metalik milik Geo menembus pekatnya malam. Mobil itu terus melaju entah sudah berapa lama. Mobil berbelok ke jalan sepi tak beraspal di antara rimbunnya pepohonan di kiri kanan jalan. Suara ban yang beradu dengan bebatuan kecil menjadi pengiring lantunan suara burung malam yang saling bersahutan.
Kaaakk kaaakk kaaakk.
Setelah sekian lama mobil yang melaju dengan kecepatan rendah itu, berhenti di depan sebuah rumah yang bergaya Jepang kuno. Rumah itu terlihat tidak terawat.
Entah mengapa Geo mengikuti pesan misterius yang diberikan pada wanita malamnya sehingga Geo melakukan perjalanan dan sampai di rumah yang entah milik siapa.
Rumah itu berpagarkan dinding beton yang memiliki pintu gerbang beratap.
Krieeet..
Geo membuka pintu gerbang yang terbuat dari kayu itu. Begitu masuk ke halaman dalam, terdapat taman yang di lengkapi dengan kolam ikan yang sudah tidak terawat. Atap rumah yang terbuat dari keramik itu, terlihat dipenuhi dengan guguran daun-daun kering dan debu yang tebal.
Di depan taman itu terdapat pintu depan yang berbentuk pintu geser dengan panel kayu dan celah-celah kecil.
Geo menggeser pintu itu sedikit. Di balik pintu geser itu terdapat satu buah anak tangga, yang berada ruang transisi antara bagian luar dan dalam rumah. Di situ terdapat lemari untuk meletakkan sepatu serta benda-benda dekoratif lain seperti keramik, bunga, atau karya seni, yang juga terlihat tidak terawat.
"Permisi. Apakah ada orang di rumah?"
Sunyi. Sepi. Tidak ada jawaban. Geo memberanikan diri masuk ke dalam rumah. Di depan anak tangga, Geo melepaskan sepatunya. Dan menggantinya dengan slipper yang terdapat di sana.
" Permisi tuan. Apakah ada orang di rumah?"
Tap.. Tap.. Tap..
Geo melangkahkan kaki memasuki bagian dalam rumah. Kakinya perlahan menginjak lantai tatami yang terbuat dari anyaman rerumputan igusa. Di dalam rumah itu terdapat beberapa ruangan dan kamar yang di hubungkan dengan lorong-lorong luas.
Suasana dalam rumah gelap dan pengap. Geo memeriksa setiap ruangan dengan menyalakan senter dari ponselnya. Tidak ada tanda-tanda rumah itu ada penghuninya. Geo berniat untuk pulang.
"Sial. Tidak ada siapa-siapa. Kenapa aku sampai mengikuti surat misterius yang entah dari siapa. Sia-sia saja saja aku datang jauh-jauh ke sini. Lebih baik aku pulang saja"
Tiba-tiba ...
" Bruder. Bruder Geo hilft mir (Kak. Kak Geo tolong aku)" Sayup terdengar suara perempuan memanggilnya dengan suara lemah.
"Adriana? Adriana wo bist du? (Adriana? Adriana kau di mana?)"
Geo mencari arah datangnya suara.
"Bruder. Bruder Geo hilft mir (Kak. Kak Geo tolong aku)" Suara itu kembali memanggilnya.
"Adriana, Adriana ist mein Bruder, wo bist du?
(Adriana ini kakak. Kau di mana?)" Geo terus mencari.
Tap tap tap.. Kakinya melangkah dengan cepat mencari di setiap ruangan.
Tik tik tik.. Terdengar suara tetesan air dari kamar mandi. Geo bergegas menuju arah datangnya suara. Semakin dekat Geo ke arah datangnya suara tetesan air, samar-samar tercium bau anyir.
Geo menggeser pintu yang dia duga kuat adalah pintu kamar mandi.
Sreeeet.. Pintu terbuka. Samar terlihat ada sosok perempuan di dalam bak mandi yang berbentuk lingkaran. Geo mengarahkan cahaya ponselnya ke arah perempuan itu.
"Adriana....!!" Geo berlari ke arah bak mandi.
Di dapatinya Adriana dengan tubuh pucat kaku, bibir biru berendam dengan air yang bercampur dengan da rah.
"Adriana. Adriana. Was ist mit dir passiert (Adriana. Apa yang terjadi padamu!!) "
Geo membopong tubuh polos adriana ke luar dari dalam bak mandi, dan meletakkan di pangkuannya. Dengan cepat Geo melepas tali plastik warna kuning yang mengikat kedua tangan adiknya.
"Adriana wacht auf, Schwesterchen. Ich bitte Sie, die Augen zu (Adriana bangun, Dik. aku mohon bukalah matamu)"
Geo menguncang-guncang tubuh Adriana dan menepuk pipinya. Geo menempelkan telinganya ke da da Adriana. Wajahnya seketika pias. Tidak terdapat tanda-tanda jantung adiknya berdetak.
"Neeeeeein !!!!! (Tidaaaaak!!!)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
nath_e
eeh lah kok dah tewas😅
2023-08-30
0
🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤ𝕸у💞ᵇᵃˢᵉ
siapa yg udah mencelakai Adriana yaa 🤔🤔🤔
2023-04-24
3
🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤ𝕸у💞ᵇᵃˢᵉ
iihh Geo kan blm mandi bau keringet atuh kan habis anu 🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️
2023-04-24
3