MENJADI ISTRI SIMPANAN SANG CEO
Pengenalan Tokoh
KAYRA AINUN ZAHRA
Wanita cantik berusia 26 tahun yang berprofesi sebagai sekretaris dari seorang pria bernama Erlangga Mahadika Gautama, seorang CEO muda di perusahaan Mahadika Gautama, perusahaan yang bergerak di bidang industri suku cadang otomotif.
ERLANGGA MAHADIKA GAUTAMA
Eksecutif muda berusia 32 tahun, anak dari owner perusahaan Mahadika Gautama yang kini berprofesi sebagai CEO dari perusahaan milik keluarganya tersebut.
CAROLINE WIJAYANTI
Wanita cantik berusia 27 tahun berprofesi sebagai model profesional yang juga merupakan istri dari Erlangga.
ARDA WISNU WARDHANA
Pria berusia 35 tahun, dia adalah sahabat yang juga merangkap sebagai manajer dari Caroline.
AGNES AMELIA
Wanita berusia 27 tahun, yang sebenarnya diharapkan oleh orang tua Erlangga untuk menjadi istri Erlangga. Hingga saat ini masih berusaha merebut hati Erlangga.
...❤️❤️❤️...
PROLOG
Selama lebih dari lima tahun bekerja di perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri suku cadang otomotif, Kayra Ainun Zahra tidak sekalipun terpikirkan di benaknya jika akhirnya dia akan ditakdirkan menjadi istri simpanan dari atasannya sendiri, Erlangga Mahadika Gautama.
Kemelut yang terjadi dalam rumah tangga sang bos, Erlangga dan juga istrinya Caroline membuat Kayra terjebak masuk dalam permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga atasannya itu. Terutama saat Erlangga yang secara tiba-tiba memutuskan untuk menikahinya, karena merasa kecewa dengan kondisi rumah tangganya bersama Caroline, istri sahnya.
Sementara orang tua Erlangga sendiri sebenarnya tidak menyetujui putranya itu menikah dengan Caroline karena profesi Caroline. Orang tua Erlangga sendiri sebenarnya sudah menyiapkan seorang wanita cantik yang ingin dia jodohkan dengan Erlangga. Dan masalah yang terjadi dalam .rumah tangga Erlangga dan Caroline sepertinya akan dimanfaatkan oleh orang tua Erlangga untuk membuat rumah tangga putranya itu bersama Caroline kandas.
Bagi Kayra sendiri menjadi wanita kedua dari seorang pria beristri, apalagi pria itu adalah bosnya sendiri, baginya adalah suatu hal yang sangat memalukan. Bagaimana Kayra menjalani hari-harinya sebagai istri simpanan atasannya itu? Dan bagaimana juga dia mencoba menutupi statusnya dari rekan sekantornya dan juga dari istri sah sang CEO? Dan bagaimana juga dia harus menghadapi wanita lain yang berambisi mengejar cinta Erlangga?
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Sebuah mobil mewah asal pabrikan dari negeri Jerman memasuki gerbang sebuah rumah mewah berlantai dua bergaya Eropa klasik. Seorang pria tampan berusia tiga puluh dua tahun langsung memarkirkan mobilnya di depan rumah mewah tersebut. Saat pria bernama Erlangga Mahadika Gautama itu keluar dari dalam mobilnya, seorang supir langsung menghampiri pria yang berprofesi sebagai CEO di sebuah perusahaan suku cadang itu dan menerima kunci yang diberikan Erlangga, untuk memarkirkan mobilnya ke dalam garasi.
Erlangga berlari kecil memasuki rumahnya dengan tangan kiri menenteng tas kerja dan tangan kanan melonggarkan dasi yang terikat di kerah kemejanya.
" Selamat malam, Tuan." Suara seorang wanita menyapa Erlangga saat pintu rumahnya terbuka.
" Selamat malam, Bu Daus. Apa istriku sudah datang?" tanya Erlangga, karena Caroline hari ini dijadwalkan menghadiri acara launching produk kosmetik terbaru dari brand ternama di mana Caroline yang menjadi model iklannya.
" Nyonya belum datang, Tuan." sahut Bu Daus.
Erlangga memutar lengannya menolehkan pandangan ke arah arloji yang melekat di pergelangan tangan kanannya itu. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Dia menghembuskan nafas panjang, beberapa bulan belakangan ini dia merasakan jadwal istrinya itu teramat padat. Bahkan tak jarang dia sendiri yang lebih dahulu sampai di rumahnya.
Erlangga melanjutkan langkahnya menapaki anak tangga menuju kamarnya.
" Apa Tuan mau makan malam?" tanya Bu Daus dari bawah tangga.
" Tidak, Bu. Saya sudah makan," tolak Erlangga tanpa menolehkan pandangan dan terus melangkah.
Erlangga melempar tas kerjanya ke arah sofa dan mengambil ponsel dari saku blazernya sebelum akhirnya dia melepas blazernya itu. Pria itu segera mencari kontak Caroline dan segera menghubungi nomer sang istri.
Membutuhkan waktu hampir sepuluh menit sebelum telepon Caroline yang dihubunginya tersambung. Suara hentakan musik yang keras, itulah suara pertama yang didengar Erlangga saat panggilan teleponnya itu terangkat.
" Halo, Caroline. Kamu di mana sekarang?" tanya Erlangga dengan nada sedikit ketus karena dia tahu istrinya itu sedang berada dalam sebuah bar jika dilihat dari suara hentakan musik yang begitu kencang tadi.
" Halo, Sayang ... halo, halo ..." Suara Caroline bersautan dengan musik yang menggema dari dalam bar.
" Kamu di mana sekarang, Caroline?" Erlangga mengulang pertanyaannya karena suara Erlangga tidak terdengar di telinga wanita itu.
" Halo? Sayang aku tidak mendengar suaramu ..." sahut Caroline yang masih belum mendengar jelas apa yang diucapkan oleh Erlangga.
" Sebaiknya kau segera pulang, Caroline!" geram Erlangga. Dia merasa kesal karena sang istri memilih pergi ke bar dan bukannya pulang untuk melayaninya di rumah.
" Sayang, aku matikan dulu teleponnya, suara kamu tidak terdengar jelas, Sayang. Tut ... Tut ... Tut ...."
Erlangga menatap ponselnya saat mendengar suara telepon ditutup sepihak oleh sang istri.
" Sial!" Erlangga melempar ponsel ke atas tempat tidur dengan mendengus. Dia mengusap kasar wajahnya karena rasa kecewa yang kali ini dia dapat dari istrinya.
Sementara di Jakarta bagian lain, Kayra bersiap menuju ke peraduan. Wanita itu memang tidak terbiasa tidur hingga larut malam, karena keesokan hari dia harus beraktivitas. Menjadi seorang sekretaris seorang CEO dari sebuah perusahaan ternama membuatnya harus tampil fresh hingga dia harus menjaga pola tidurnya.
Ddrrtt ddrrtt
Kayra menoleh ke arah nakas di mana dia menaruh ponselnya. Dia segera bangkit dan meraih benda pipih itu. Kayra mendapati nama Wati, tetangga di rumah orang tuanya di kampung halamannya yang saat ini menghubungi ponselnya.
Kayra mengeryitkan keningnya. Saat ini jam di dinding kamar kontrakannya sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Membuat dirinya bertanya-tanya ada apa gerangan Wati menghubunginya malam hari? Apa terjadi sesuatu dengan Ibunya? Seketika hati Kayra dilanda kecemasan.
Tak ingin banyak bertanya-tanya Kayra langsung mengangkat panggilan masuk dari nomer tetangga ibunya itu.
" Assalamualaikum, Mbak Wati, Ada apa ya Mbak Wati telepon Kayra malam-malam begini? Apa terjadi sesuatu dengan Ibuku, Mbak?" tanya Kayra penasaran.
" Waalaikumsalam, Kayra. Maaf jika Mbak mengganggu kamu malam-malam. Mbak hanya ingin mengabarkan kalau rumah Ibu Sari kebakaran,"
" Astaghfirullahal adzim, Ya Allah ... lalu bagaimana Ibuku, Mbak Wati? Apa Ibuku baik-baik saja?" Seketika tubuh Kayra melemas, bahkan air matanya pun mulai jatuh berderai mendengar kabar yang disampaikan oleh tetangga di depan rumah orang tuanya itu.
" Ibu Sari mengalami luka bakar, sekarang ini Ibu Sari sudah dilarikan ke rumah sakit xx." Wati menjelaskan kondisi orang tua dari Kayra.
" Ya Allah, Ibu ..." Kayra seketika terisak dengan pundak bergetar karena merasakan kesedihan yang teramat dalam atas musibah yang menimpa orang tuanya. Kayra tidak memikirkan bagaimana keadaan rumahnya karena kebakaran itu, yang dia pikirkan hanya kondisi Ibunya, itu yang lebih penting untuknya.
" Kamu yang sabar ya, Kayra ..." Wati mencoba menenangkan hati Kayra yang sangat terpukul dengan berita yang disampaikannya. " Untuk rumah Bu Sari, hanya bagian dapur dan belakang saja yang terbakar, untungnya tidak sampai merembet ke depan dan tidak sampai ke rumah-rumah tetangga sebelah." Seakan mengerti, Wati pun memberitahukan kondisi rumah orang tua Kayra agar Kayra lebih tenang.
" Iya, Mbak. Terima kasih Mbak Wati sudah mengabari aku." Kayra mengucapkan terima kasih atas keperdulian tetangga di rumah orang tuanya di kampung halamannya.
" Kamu jangan terlalu khawatir, sekarang ini ada Bu RT yang menemani Ibu Sari di rumah sakit. Besok Mbak akan ke sana bergantian menemani Ibu Sari."
" Iya, Mbak. Kayra titip Ibu ya, Mbak. Mungkin besok pagi-pagi aku baru bisa pulang ke sana. Karena malam begini aku bingung harus naik apa?" Seandainya dia mempunyai kendaraan roda empat dan bisa mengendarai mobil sendiri, dia ingin langsung pulang ke Bandung saat ini juga.
" Ya sudah, kamu yang tenang, Sementara ini Ibu Sari sudah ditangani dokter. Ada Mbak dan beberapa warga yang jaga Ibu Sari di rumah sakit ini." Wati memaklumi jika Kayra tidak bisa secepatnya ke Bandung. Dia bahkan meminta agar Kayra bersikap tenang dan tidak mencemaskan siapa yang akan menjaga orang tua Kayra. Karena selama ini keluarga Kayra dikenal sebagai keluarga yang baik dan banyak membantu tetangga sekitar hingga membuat para tetangga pun tak segan untuk membantu Ibu Sari yang sedang tertimpa musibah.
*
*
*
Bersambung ...
Happy Reading❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Puji Rahayu
oteweh...
crito k bos erlangga nih...
2024-04-16
0
Lisa Icha
Aku baru mampir thor baru baca bab pertama udah bikin jatuh cinta ma jalan ceritanya.Semangat berkarya
2024-01-14
0
Aisyah Ajamu
Lokot Harahap
2023-12-10
0