Menjodohkan Kayra

Di sebuah hotel di kawasan Knightsbridge kota London. Caroline yang baru saja menyelesaikan pemotretan memasuki kamar hotel bersama sang manager, Arda Wisnu Wardhana.

" Besok sesi pemotretan terakhir 'kan, Wis?" tanya Caroline membuka kamar hotel tempat dia menginap selama empat hari berada di London.

" Iya, besok hari terakhir pemotretan di London, tapi lusa kita akan Brussel," sahut Wisnu.

" Brussel? Belgia? Untuk apa?" tanya Caroline memutar tubuhnya dengan kening berkerut.

" Akan ada top model Hanna Leticia dan Daniella Morientes di sana. Bukankah kau begitu menginginkan bertemu dengan mereka? Di sini kamu sudah bertemu dengan Olivia Fernandes dan Mariana Wilson, tidak akan lengkap kalau kau tidak bertemu Hanna dan Daniella, Caroline." Wisnu yang bekerja sebagai manager, dia yang mengatur jadwal kegiatan yang akan dikerjakan oleh Caroline. Dan Wisnu menjelaskan alasan kenapa Caroline harus pergi ke Ibukota Belgia itu.

" Berapa lama kita di sana?" tanya Caroline. " Tolong bukakan resletingnya." Caroline membelakangi Wisnu meminta bantuan Wisnu untuk membukakan resleting gaun yang dia kenakan untuk pemotretan terakhir tadi.

" Dua atau tiga hari." Wisnu menjawab dengan menarik pengait resleting ke bawah hingga memperlihatkan punggung putih mulus Caroline.

" Oke, thanks." Caroline kemudian mengambil pakaian gantinya lalu berjalan ke arah bathroom untuk mengganti pakaiannya.

Tak berapa lama kemudian dia sudah keluar dari bathroom menenteng pakaian yang tadi dia kenakan untuk pemotretan dan menyerahkannya kepada Wisnu.

" Kau setuju 'kan kita akan ke Brussel?" tanya Wisnu memastikan karena wanita itu belum memberikan jawabannya.

Caroline menghela nafas, jika dia pergi ke Brussel, artinya dia akan semakin lama meninggalkan Erlangga, sang suami. Sedangkan suaminya saja kurang setuju dengan kepergian dirinya ke London.

" Erlangga akan semakin marah kalau aku menunda kepulanganku, Wisnu." ucap Caroline merasa galau. Sebenarnya dia ingin sekali bertemu dengan kedua top model dunia idolanya itu, tapi dia juga tidak enak terlalu lama meninggalkan Erlangga.

" Ini kesempatan besarmu bertemu langsung dan melakukan pemotretan dengan Hanna dan Daniella, Caroline." Wisnu berusaha meyakinkan Caroline agar mengikuti rencananya tersebut. " Masalah Erlangga, kau cari caralah untuk merayu dia. Ajak dia bercinta di ranjang sepuasnya, pasti emosinya akan mereda," sambungnya kemudian.

Caroline melirik ke arah Wisnu saat managernya itu mengusulkan cara ampuh untuk meluluhkan kemarahan suaminya jika dia akan telat pulang tidak sesuai jadwal.

" Okelah, kita berangkat ke Brussel." Akhirnya dia menyetujui rencana Wisnu yang sudah menjadwalkan Caroline untuk bertemu dan melakukan pemotretan dengan dua model dunia papan atas itu.

" Good girl ...!" Wisnu menangkup wajah Caroline dan memberikan kecupan singkat di pipi wanita cantik itu. " Sekarang kau istirahatlah, karena besok pagi jadwal pemotretan sekitar jam sembilan. Jangan sampai bangun telat, oke!?" Wisnu lalu berjalan ke luar kamar meninggalkan Caroline sendiri di dalam kamar hotelnya.

Sepeninggal Wisnu, Caroline mengambil ponselnya untuk menghubungi Erlangga. Saat ini waktu sudah menunjukkan jam sebelas malam waktu London. Diperkirakan saat ini di Jakarta sekitar pukul lima pagi. Dia menduga jika saat ini suaminya belum bangun dari tidurnya. Akhirnya dia menaruh ponselnya kembali di atas nakas dan akan menghubungi suaminya pagi nanti.

***

" Selamat pagi, Pak Heru." Kayra menyapa security yang berjaga di pintu masuk lobby perusahaan Erlangga.

" Selamat pagi, Mbak Kayra. Rajin sekali pagi-pagi sudah datang Mbak Kayra ini," ujar Pak Heru melihat Kayra yang sudah sampai di kantor padahal waktu masih menunjukkan pukul tujuh pagi.

" Iya, Pak. Biar tidak terkena macet" jawab Kayra. " Saya masuk dulu ya, Pak!?" Kayra berpamitan meninggalkan Pak Heru.

" Silahkan, Mbak." Pak Heru mempersilahkan Kayra yang ingin menuju ruangannya di lantai sembilan.

Sesampainya di ruangannya, Kayra segera membuka ruangan Erlangga dan menyuruh petugas kebersihan untuk membersihkan ruangan kerja bosnya itu terlebih dahulu. Setelah ruangannya dan ruangan Erlangga dibersihkan dia menyalakan pendingin ruangan agar ruangan menjadi sejuk.

Kayra membuka laptopnya lalu memulai pekerjaannya. Dia tidak ingin pulang lebih telat sehingga dia berusaha memulai pekerjaan yang masih tertunda pagi hari ini.

***

" Selamat pagi, Pak Wira." Kayra menyapa Wira, executive assistant dari Erlangga yang terlihat ke luar dari lift saat pintu lift terbuka.

" Pagi, apa Pak Erlangga sudah datang, Kayra?" tanya Wira kepada Kayra seraya menoleh ke arah ruangan Erlangga.

" Pak Erlangga belum datang, Pak. Mungkin sebentar lagi." Kayra menoleh jam dinding karena saat ini sudah hampir jam setengah sepuluh. Biasanya bosnya itu akan datang di jam-jam ini.

" Oh, tolong kabari saya jika Pak Erlangga datang, ya!?" perintah Wira.

" Baik, Pak Wira." Kayra menganggukkan kepalanya.

" Oh ya, Kayra. Saya ingin menanyakan hal yang pribadi sama kamu. Kamu tidak keberatan, kan?"

Kayra mengerutkan keningnya saat Wira mengatakan akan menanyakan hal yang bersifat pribadi kepadanya.

" Tentang apa, Pa?" tanyanya kemudian.

" Apa kamu sudah punya kekasih atau tunangan?" Wira menanyakan apa yang ingin dia ketahui tentang Kayra.

Kayra tersipu malu, sebenarnya dia merasa kurang nyaman jika ditanya soal hal tersebut. Namun karena yang menanyakan adalah salah satu atasannya, dia pun mau tidak mau harus menjawab pertanyaan tersebut.

" Hmmm, saya tidak mempunyai pacar atau tunangan, Pak." jawab Kayra jujur.

" Oh, begitu ... kalau saya ingin menjodohkan kamu dengan adik saya, kamu mau tidak? Seumuran Pak Erlangga. Dia seorang dokter, tapi belum mau memikirkan untuk berumah tangga. Jadi pihak keluarga ingin menjodohkan dia dengan seorang wanita yang cocok untuk adik bungsu saya itu. Saya melihat kamu adalah sosok wanita yang baik, santun dan yang sangat taat beribadah. Saya rasa kamu cocok jika menjadi istri adik saya itu." Wira menyebutkan rencananya kepada Kayra yang berniat menjodohkan Kayra dengan adiknya.

Kayra membulatkan bola matanya mendengar niat dari Wira yang ingin menjodohkan dirinya dengan adik dari executive assistant bosnya itu.

" Maaf, Pak Wira. Saya ini hanya perempuan biasa saja. Saya merasa tidak pantas disandingkan dengan adik Bapak yang seorang dokter." Kayra merasa jika dia adalah wanita yang terlahir dari kalangan orang biasa dan tidak pantas menjadi istri orang yang mempunyai profesi sangat terpandang seperti dokter.

" Orang tua saya mengajarkan kami untuk lebih bijaksana dalam memperlakukan orang lain. Kami tidak pernah memandang orang lain dari status ekonomi mereka tapi dari sikap, akhlak dan pribadi orang itu. Saya mengenal kamu selama kamu kerja di sini adalah pribadi yang baik seperti yang saya katakan tadi. Saya rasa kamu termasuk ke dalam kriteria calon istri yang tepat untuk adik saya," ujar Wira meyakinkan.

Ting

Pintu lift terbuka dan terlihat Erlangga keluar dari lift. Erlangga menatap Wira yang sedang berbincang dengan Kayra. Dia melihat ada sesuatu hal serius yang sedang dibicarakan oleh Asisten dan sekretarisnya itu.

" Selamat pagi, Pak."

Wira dan Kayra segera memberi salam kepada bos mereka saat menyadari kehadiran Erlangga.

" Apa yang sedang kalian perbincangkan?" tanya Erlangga.

" Bukan hal penting, Pak. Kami hanya berbincang ringan saja tadi sembari menunggu Pak Erlangga datang," sahut Wira.

" Pak Wira, jangan membiasakan diri mengobrol dengan sekretaris saya. Dia punya banyak pekerjaan yang harus dikerjakan daripada sekedar mengobrol!" ketus Erlangga yang tidak menyukai Wira sang asisten terlalu akrab dengan Kayra.

" Oh, maaf, Pak." Wira segera meminta maaf kepada Erlangga.

" Maaf, Pak." Kayra juga melakukan hal yang sama seperti Wira dengan segera meminta maaf kepada Erlangga.

Setelah mendengar permintaan maaf Wira dan Kayra, Erlangga pun segera melangkahkan kaki menuju ruangan kerjanya.

" Kita lanjut nanti saat jam istirahat, Kayra." Wira sempat berbicara dengan suara yang pelan sebelum mengikuti langkah Erlangga masuk ke dalam ruang kerja bosnya itu.

Kayra tidak merespon apa-apa terhadap perkataan Wira tadi. Dia sendiri merasa bingung harus berkata apa tentang rencana Wira yang tiba-tiba saja ingin menjodohkan dirinya.

" Apa yang tadi Anda bicarakan dengan Kayra, Pak Wira?" Erlangga yang sempat mendengar ucapan Wira terhadap Kayra sebelum memasuki ruangannya langsung bertanya.

" Oh, itu ... itu masalah pribadi, Pak Erlangga." jawab Wira.

" Pribadi? Masalah pribadi apa?" Erlangga justru semakin curiga saat Wira menyebutkan jika hal yang dibicarakan dengan Kayra adalah hal pribadi. " Jangan bilang kalau Pak Wira menyukai sekretaris saya itu!" Erlangga langsung menduga-duga.

" Oh, tentu tidak, Pak Erlangga. Saya ini sudah berkeluarga, mana mungkin saya menyukai Kayra layaknya seorang pria dewasa terhadap wanita dewasa. Tapi ... saya memang mengangumi sosok Kayra, karena itu saya berniat menjodohkan Kayra dengan adik laki-laki saya, Pak Erlangga." Wira menjelaskan apa yang dia bicarakan tadi dengan Kayra.

Erlangga menyipitkan matanya mengetahui rencana Wira terhadap sekretarisnya.

" Pak Wira berniat membajak sekretaris saya?" tuding Erlangga. Jika Kayra dijodohkan dengan adik dari Wira, kemungkinan Kayra akan berhenti bekerja di kantornya. Dan itu adalah hal yang paling tidak diinginkan oleh Erlangga. Jangankan sampai resign dari kantor, Kayra cuti beberapa hari saja dia sudah sangat kewalahan.

" Maaf, Pak Erlangga. Saya tidak bermaksud seperti itu. Saya hanya ... saya melihat Kayra itu seorang wanita yang baik dan santun. Saya merasa dia sangat cocok untuk Dewa, adik saya, Pak." Wira meluruskan maksudnya. Dia tidak ingin Erlangga salah paham bahkan menganggap dirinya sampai ingin membajak sekretaris bosnya itu.

" Saya tidak setuju dengan rencana Anda, Pak Wira!" tegas Erlangga. " Saya tidak ingin Kayra resign dari sini jika dia menikah dengan adik Pak Wira." Erlangga menjelaskan alasannya kenapa dia menentang rencana Wira.

" Pak Wira carilah karyawati lain di perusahaan ini untuk adik Pak Wira, tapi jangan sekretaris saya!" tegas Erlangga tak ingin ada tentangan.

" Baik, Pak. Maaf." Wira yang sangat mengenal bagaimana karakter Erlangga segera meminta maaf dan tidak ingin memperpanjang masalah ini. Walaupun sebenarnya Erlangga sendiri tidak mempunyai hak mengatur Kayra berjodoh dengan siapa. Erlangga hanya bos yang mempunyai kuasa penuh sebatas urusan pekerjaan Kayra tapi tidak mempunyai hak untuk mengatur hidup Kayra apalagi masalah privacy nya.

***

" Kayra, masuklah!"

Suara Erlangga terdengar di intercom wireless di meja Kayra tak lama setelah Wira keluar dari ruang Erlangga, membuat Kayra pun bergegas masuk ke dalam ruangan kerja bosnya.

" Permisi, ada apa, Pak?" tanya Karya setelah mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan kerja Erlangga.

Erlangga memperhatikan Kayra beberapa saat membuat Kayra merasa jengah diperhatikan seperti itu oleh bosnya.

" Maaf, Pak. Apa ada masalah?" Kayra kembali melontarkan pertanyaan.

" Apa kamu berminat menerima lamaran Pak Wira untuk adiknya?" tanya Erlangga bernada dingin.

Kayra membelalakkan matanya, dia tidak menduga jika Wira akan membicarakan hal ini dengan Erlangga.

" Maaf, Pak. Adik dari Pak Wira itu seorang dokter, dan saya hanya orang biasa. Rasanya saya kurang pantas untuk mendampingi beliau, Pak." Apa yang dikatakan Kayra kepada Erlangga sama persis dengan yang dia sampaikan kepada Wira.

" Bagus! Saya sependapat dengan kamu. Sebaiknya kamu fokus dulu dengan pekerjaanmu dan jangan memikirkan apa yang ditawarkan oleh Pak Wira kepada kamu." Sudah pasti jawaban penolakan seperti itulah yang ingin Erlangga dengar dari Kayra.

Kayra mengerutkan keningnya saat mendapati Erlangga terlihat bersemangat dan sangat senang dengan keputusan yang dia ambil tadi.

" Saya akan menaikan gaji kamu mulai bulan depan."

Bola mata indah Kayra membulat mendengar Erlangga akan menaikan penghasilannya.

" Maaf, Pak. Saya merasa ... Bapak tidak perlu menaikan gaji saya sekarang ini. Bapak sudah mengeluarkan uang untuk mengobati Ibu saya." Bukannya Kayra tidak merasa bersyukur atas apa yang didapatnya namun kebaikan Erlangga membuatnya merasa semakin berhutang budi kepada pria itu .

" Apa kamu berpikir saya tidak mampu menambah gaji kamu?" Mendapat penolakan dari Kayra tentu Erlangga merasa tersinggung.

" Oh, maaf, Pak. Saya tidak bermaksud seperti itu." Kata maaf selalu keluar dari mulut Kayra setiap berbicara dengan Erlangga karena dia takut salah bicara dengan bosnya.

" Saya hanya merasa tidak enak Pak Erlangga terlalu baik terhadap saya." Kayra menundukkan kepalanya tak berani menatap Erlangga yang sepertinya marah dengan ucapannya tadi.

" Saya berbuat baik terhadap kamu karena saya membutuhkan tenaga kamu, tidak lebih! Jadi kamu jangan berpikiran buruk terhadap kebaikan saya!"

Kayra menaikkan pandangannya saat mendengar ucapan Erlangga.

" Tidak, Pak! Saya sama sekali tidak berpikiran buruk dengan sikap Bapak. Saya hanya tidak enak jika ada karyawan lain yang tahu atas pertolongan Bapak terhadap saya dan itu akan menimbulkan kecemburuan antar karyawan, Pak." Kayra menyampaikan kekhawatirannya

" Kamu tidak perlu memikirkan apa kata orang! Jalankan saya pekerjaanmu dengan baik! Saya akan memberikan reward untuk pekerja yang bekerja dengan baik di perusahaan saya. Dan kamu adalah salah satunya." Erlangga beralasan kenapa dia begitu baik ingin membantu Kayra.

" Terima kasih atas pujian Bapak. Semoga tidak membuat saya besar kepala," sahut Kayra mengucapkan terima kasih karena Erlangga telah memujinya.

" Dan ingat satu hal! Jangan pernah setujui rencana Pak Wira yang ingin menjodohkan adiknya dengan kamu!" Kalimat Erlangga bernada ancaman.

" Baik, Pak." jawab Kayra.

" Kamu boleh kembali ke tempatmu!" Setelah menyampaikan maksudnya memanggil Kayra, Erlangga lalu menyuruh Kayra agar melanjutkan aktivitasnya.

" Baik, Pak. Permisi ..." Kayra pun lalu berpamitan dan berjalan keluar dari ruangan Erlangga.

Erlangga menarik satu sudut bibirnya ke atas. Secepatnya dia akan memperbaharui kontrak kerja Kayra di perusahaannya. Tentu saja dia harus antisipasi jangan sampai Kayra resign dari kantornya jika wanita itu memutuskan untuk menikah.

*

*

*

Bersambung ...

Happy Reading❤️

Terpopuler

Comments

Puji Rahayu

Puji Rahayu

licik...bwt dewekkk....😄😄😄

2024-04-18

0

Widi Andriani

Widi Andriani

masak nggak boleh nikah pak Er pak Er suruh kerja terus 🫨

2023-12-08

0

Alifah Azzahra💙💙

Alifah Azzahra💙💙

wah pak CEO udah mulai posesif

2023-11-28

0

lihat semua
Episodes
1 Musibah
2 Pulang Ke Bandung
3 Segeralah Kembali Ke Jakarta
4 Pindah Ke Jakarta
5 Membawa Ibu Ke Jakarta
6 Bekerja Sebaik Mungkin
7 Menghemat Pengeluaran
8 Ikutlah Dengan Saya!
9 Kenapa Kamu Malah Duduk?
10 Rencana Helen
11 Rumah Gubuk
12 Menjodohkan Kayra
13 Kemarahan Erlangga
14 Tanpa Harus Membayar
15 Tugas Dari Erlangga
16 Telepon Dari Siapa?
17 Rasanya Aneh
18 Sikap Erlangga Yang Berlebihan
19 Harus Berbohong
20 Kamu Mau Menemani Saya?
21 Jangan Terlalu Dekat Dengan Erlangga
22 Karena Salah Minum
23 Tidak Akan Ada Affair
24 Semalam Dari Mana?
25 Aku Tahu Kau Sedang Berbohong
26 Berhentilah Ikut Campur Masalah Pribadi Saya!
27 Temani Saya, Jangan Ke Mana-Mana
28 Apa Yang Kalian Lakukan?
29 Pindah Tugas
30 Mulutmu Selalu Menampik
31 Halusinasi Erlangga
32 Larangan Menjalin Hubungan
33 Memperistri Kayra
34 Rencana Kabur
35 Rencana Kabur
36 Tidak Ada Larangan Untuk Menikahimu
37 Pelarian
38 Istri Erlangga
39 Kapan Kamu Akan Siap?
40 Dasar Pria Aneh
41 Kenapa Kamu Melepas Cincinmu?
42 Rasa Penasaran Wira
43 Nyonya
44 Belum Pernah Melakukannya Denganmu
45 Saya Akan Melayani Bapak
46 Diamlah! Dan Nikmati Saja!
47 Jadilah Istri Yang Baik
48 Apa Yang Saya Makan, Itu Juga Yang Harus Kamu Makan
49 Wanita Lain
50 Ingin Bersamamu
51 Lupakan Ambisimu!
52 Apa Yang Kau Lakukan Dengan Wira?
53 Merasakan Kenikmatan
54 Ingkar Janji
55 Harus Berani Melawan
56 Kedai Soto
57 Berada Di Sarang Cinta
58 Orang Yang Mencurigakan
59 Pemecatan Rivaldi
60 Mencari Tahu Siapa Jimmy
61 Pasrah Menerima Nasib
62 Menolak Agnes
63 Rasa Kagum Erlangga
64 Undangan Ke Bandung
65 Uang Bulanan
66 Penyusup
67 Kedatangan Caroline
68 Sebaiknya Batalkan Rencana Perceraian Bapak
69 Mandi Bersama
70 Nyonya Erlangga Mahadika Gautama
71 Apa Kurangnya Menjadi Istri Erlangga?
72 Istri Simpanan CEO
73 Menginap Di Villa
74 Sidang Perceraian
75 Ada Apa Di Antara Kamu Dan Erlangga?
76 Restu
77 Ke Salon
78 Sekretaris Kedua
79 Bukan Nyonya Erlangga Lagi
80 Berkunjung Ke Kantor Krisna
81 Takut Kehilangan
82 Isi Dalam Box
83 Pelampiasan Emosi
84 Membuka Lembaran Baru
85 Kisah Kita Sudah Usai
86 Mabuk Perjalanan
87 Sayang
88 Keputusan Resign
89 Mas Erlangga
90 Periksa Kandungan
91 Sesuatu Yang Paling Berharga
92 Sedang Menginginkan
93 Pengaruh Hormon
94 Hanya Halusinasi
95 Jangan Mengusik Kami
96 Status Kayra
97 Di Mana Kayra?
98 Kayra, Sedang Apa Kamu Di Sini?
99 Kalang Kabut
100 Pembalasan Henry
101 Krisis Percaya Diri
102 Apa Kamu Takut Aku Akan Berpaling?
103 Jadi Bos
104 Merasa Sangat Dibutuhkan
105 Wanita Licik
106 Jaya Raya Garment
107 Menggantikan Posisi Kayra
108 Rencana Menculik
109 Kita Lihat Saja Nanti
110 Bakso Beranak
111 Jangan Makan Pedas!
112 Mulai Beraksi
113 Seperti Seorang Ratu
114 Undangan Makan Malam
115 Bukan Menantu Yang Diinginkan
116 Bagaikan Langit Dan Bumi
117 Apa Enaknya Menjadi Istri CEO?
118 Mempersulit Keadaan
119 Membatasi Gerakan Rivaldi
120 Adik Perempuan
121 Mencari Detektif
122 Aktivitas Agnes
123 Semakin Aman
124 Firman Dan Rena
125 Penyamaran Rizal
126 Cerita Masa Lalu
127 Tawaran Menghadiri Pesta Pernikahan
128 Cinderella Dan Pangeran
129 Arina
130 Ketakutan Arina
131 Pengaruh Kehamilan
132 Siapa Mama Rivaldi?
133 Sus Rina
134 Ancaman Agnes
135 Siap Mempertaruhkan Nyawa
136 Otak Cemerlang Rizal
137 Sosok Istri Dan Menantu Idaman
138 Ancaman Erlangga
139 Mengorek Kehidupan Pribadi Rivaldi
140 Sudah Bertobat
141 Sesuatu Yang Janggal
142 Mengurus Anak Sendiri
143 Bertemu Arina
144 Kisah Arina
145 Kania Pratiwi
146 Ketakutan Erlangga
147 Mirip Siapa?
148 Penyesalan Helen
149 Menemani Helen Berbelanja
150 Merasa Terancam
151 Hasil DNA
152 Kejujuran Ibu Sari
153 Berbicara Empat Mata Dengan Nugraha
154 Bertemu Dengan Siapa Tadi?
155 Kayra Yang Cemburu
156 Sosok Sebaik Erlangga
157 Pertemuan Kedua Ibu Mertua
158 Saat Melamar
159 Tamu Istimewa
160 Perasaan Yang Aneh
161 Pelindung Kayra
162 Mana Yang Diutamakan?
163 Berkunjung Ke Suatu Tempat
164 INFO NOVEL BARU
165 Sama-Sama Ibu Bagi Kayra
166 Apa Benar Aku Bukan Anak Ibu?
167 Merasa Tidak Diinginkan Oleh Orang Tuanya
168 Tidak Mengurangi Rasa Cintaku
169 Kamu Wanita Hebat
170 Bisa Berdamai
171 Papa Danny
172 Suami Idaman
173 Rumah Singgah
174 Wanita Yang Disukai Aldi
175 Demi Istri Tercinta
176 Devanka Affandra Mahadika ( Tamat )
177 Kontraksi Palsu
178 Devanka Affandra Mahadika ( TAMAT )
179 Bonchap 1 -- Terbiasa Dengan Suasana Kantor
180 Bonchap 2 -- Menegur Erlangga
181 INFO NOVEL BARU
182 Bonchap 3 -- Undangan
183 INFO NOVEL BARU
184 Bonchap 4 - Sepak Bola
185 Bonchap 5 - Gencatan Senjata
186 INFO NOVEL BARU
187 INFO NOVEL BARU
188 Kepoin novel baru, yuk!
Episodes

Updated 188 Episodes

1
Musibah
2
Pulang Ke Bandung
3
Segeralah Kembali Ke Jakarta
4
Pindah Ke Jakarta
5
Membawa Ibu Ke Jakarta
6
Bekerja Sebaik Mungkin
7
Menghemat Pengeluaran
8
Ikutlah Dengan Saya!
9
Kenapa Kamu Malah Duduk?
10
Rencana Helen
11
Rumah Gubuk
12
Menjodohkan Kayra
13
Kemarahan Erlangga
14
Tanpa Harus Membayar
15
Tugas Dari Erlangga
16
Telepon Dari Siapa?
17
Rasanya Aneh
18
Sikap Erlangga Yang Berlebihan
19
Harus Berbohong
20
Kamu Mau Menemani Saya?
21
Jangan Terlalu Dekat Dengan Erlangga
22
Karena Salah Minum
23
Tidak Akan Ada Affair
24
Semalam Dari Mana?
25
Aku Tahu Kau Sedang Berbohong
26
Berhentilah Ikut Campur Masalah Pribadi Saya!
27
Temani Saya, Jangan Ke Mana-Mana
28
Apa Yang Kalian Lakukan?
29
Pindah Tugas
30
Mulutmu Selalu Menampik
31
Halusinasi Erlangga
32
Larangan Menjalin Hubungan
33
Memperistri Kayra
34
Rencana Kabur
35
Rencana Kabur
36
Tidak Ada Larangan Untuk Menikahimu
37
Pelarian
38
Istri Erlangga
39
Kapan Kamu Akan Siap?
40
Dasar Pria Aneh
41
Kenapa Kamu Melepas Cincinmu?
42
Rasa Penasaran Wira
43
Nyonya
44
Belum Pernah Melakukannya Denganmu
45
Saya Akan Melayani Bapak
46
Diamlah! Dan Nikmati Saja!
47
Jadilah Istri Yang Baik
48
Apa Yang Saya Makan, Itu Juga Yang Harus Kamu Makan
49
Wanita Lain
50
Ingin Bersamamu
51
Lupakan Ambisimu!
52
Apa Yang Kau Lakukan Dengan Wira?
53
Merasakan Kenikmatan
54
Ingkar Janji
55
Harus Berani Melawan
56
Kedai Soto
57
Berada Di Sarang Cinta
58
Orang Yang Mencurigakan
59
Pemecatan Rivaldi
60
Mencari Tahu Siapa Jimmy
61
Pasrah Menerima Nasib
62
Menolak Agnes
63
Rasa Kagum Erlangga
64
Undangan Ke Bandung
65
Uang Bulanan
66
Penyusup
67
Kedatangan Caroline
68
Sebaiknya Batalkan Rencana Perceraian Bapak
69
Mandi Bersama
70
Nyonya Erlangga Mahadika Gautama
71
Apa Kurangnya Menjadi Istri Erlangga?
72
Istri Simpanan CEO
73
Menginap Di Villa
74
Sidang Perceraian
75
Ada Apa Di Antara Kamu Dan Erlangga?
76
Restu
77
Ke Salon
78
Sekretaris Kedua
79
Bukan Nyonya Erlangga Lagi
80
Berkunjung Ke Kantor Krisna
81
Takut Kehilangan
82
Isi Dalam Box
83
Pelampiasan Emosi
84
Membuka Lembaran Baru
85
Kisah Kita Sudah Usai
86
Mabuk Perjalanan
87
Sayang
88
Keputusan Resign
89
Mas Erlangga
90
Periksa Kandungan
91
Sesuatu Yang Paling Berharga
92
Sedang Menginginkan
93
Pengaruh Hormon
94
Hanya Halusinasi
95
Jangan Mengusik Kami
96
Status Kayra
97
Di Mana Kayra?
98
Kayra, Sedang Apa Kamu Di Sini?
99
Kalang Kabut
100
Pembalasan Henry
101
Krisis Percaya Diri
102
Apa Kamu Takut Aku Akan Berpaling?
103
Jadi Bos
104
Merasa Sangat Dibutuhkan
105
Wanita Licik
106
Jaya Raya Garment
107
Menggantikan Posisi Kayra
108
Rencana Menculik
109
Kita Lihat Saja Nanti
110
Bakso Beranak
111
Jangan Makan Pedas!
112
Mulai Beraksi
113
Seperti Seorang Ratu
114
Undangan Makan Malam
115
Bukan Menantu Yang Diinginkan
116
Bagaikan Langit Dan Bumi
117
Apa Enaknya Menjadi Istri CEO?
118
Mempersulit Keadaan
119
Membatasi Gerakan Rivaldi
120
Adik Perempuan
121
Mencari Detektif
122
Aktivitas Agnes
123
Semakin Aman
124
Firman Dan Rena
125
Penyamaran Rizal
126
Cerita Masa Lalu
127
Tawaran Menghadiri Pesta Pernikahan
128
Cinderella Dan Pangeran
129
Arina
130
Ketakutan Arina
131
Pengaruh Kehamilan
132
Siapa Mama Rivaldi?
133
Sus Rina
134
Ancaman Agnes
135
Siap Mempertaruhkan Nyawa
136
Otak Cemerlang Rizal
137
Sosok Istri Dan Menantu Idaman
138
Ancaman Erlangga
139
Mengorek Kehidupan Pribadi Rivaldi
140
Sudah Bertobat
141
Sesuatu Yang Janggal
142
Mengurus Anak Sendiri
143
Bertemu Arina
144
Kisah Arina
145
Kania Pratiwi
146
Ketakutan Erlangga
147
Mirip Siapa?
148
Penyesalan Helen
149
Menemani Helen Berbelanja
150
Merasa Terancam
151
Hasil DNA
152
Kejujuran Ibu Sari
153
Berbicara Empat Mata Dengan Nugraha
154
Bertemu Dengan Siapa Tadi?
155
Kayra Yang Cemburu
156
Sosok Sebaik Erlangga
157
Pertemuan Kedua Ibu Mertua
158
Saat Melamar
159
Tamu Istimewa
160
Perasaan Yang Aneh
161
Pelindung Kayra
162
Mana Yang Diutamakan?
163
Berkunjung Ke Suatu Tempat
164
INFO NOVEL BARU
165
Sama-Sama Ibu Bagi Kayra
166
Apa Benar Aku Bukan Anak Ibu?
167
Merasa Tidak Diinginkan Oleh Orang Tuanya
168
Tidak Mengurangi Rasa Cintaku
169
Kamu Wanita Hebat
170
Bisa Berdamai
171
Papa Danny
172
Suami Idaman
173
Rumah Singgah
174
Wanita Yang Disukai Aldi
175
Demi Istri Tercinta
176
Devanka Affandra Mahadika ( Tamat )
177
Kontraksi Palsu
178
Devanka Affandra Mahadika ( TAMAT )
179
Bonchap 1 -- Terbiasa Dengan Suasana Kantor
180
Bonchap 2 -- Menegur Erlangga
181
INFO NOVEL BARU
182
Bonchap 3 -- Undangan
183
INFO NOVEL BARU
184
Bonchap 4 - Sepak Bola
185
Bonchap 5 - Gencatan Senjata
186
INFO NOVEL BARU
187
INFO NOVEL BARU
188
Kepoin novel baru, yuk!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!