Kayra belum merapihkan mejanya walaupun jam kantor sudah berakhir karena pekerjaannya yang tertunda beberapa hari kemarin belum dia selesaikan semuanya.
Sementara itu di dalam ruangannya, Erlangga berniat untuk segera meninggalkan ruang kerjanya itu, namun langkahnya tertahan saat dia mendengar ponselnya berbunyi.
Ddrrtt ddrrtt
Erlangga mengambil ponselnya yang berbunyi. Dia lalu mende sah saat mengetahui Mamanya lah yang menghubunginya saat ini. Dia sudah tahu apa yang akan dikatakan Mamanya nanti. Erlangga bisa saja mengabaikan panggilan masuk dari Helen, namun dia tetap mengangkat telepon itu.
" Halo ...."
" Erlangga, Mama hanya mengingatkan kalau nanti malam kamu harus datang ke rumah. Tolong jangan kecewakan Agnes, Lang!"
Seperti dugaannya Helen memang mengingatkan Erlangga soal acara makan malam yang direncanakan orang tuanya itu.
Erlangga mendengus sementara matanya menerobos ke luar jendela, menangkap sosok Kayra yang terlihat masih sibuk dengan pekerjaannya.
" Oke." singkat jawaban dari Erlangga.
" Mama tunggu nanti malam, ya!?"
" Oke." Kembali Erlangga mengatakan jawaban yang sama.
" Mama tutup dulu teleponnya. Sampai jumpa nanti malam."
Erlangga langsung mematikan hubungan telepon Mamanya setelah Mamanya mengatakan kalimat terakhirnya itu. Dia kembali menoleh ke arah jendela dan memperhatikan Kayra beberapa saat. Otaknya seketika mendapatkan sebuah ide, membuatnya menarik samar satu sudut bibirnya ke atas.
Erlangga lalu mengambil tasnya dan melangkah ke luar dari ruangannya menghampiri Kayra.
" Kau belum bergegas untuk pulang, Kayra?" tanya Erlangga saat tiba di hadapan meja Kayra.
" Oh, Bapak ..." Kayra yang terlalu serius dengan pekerjaannya sampai tidak menyadari keberadaan Erlangga yang sudah berdiri tepat di depannya. Kayra segera berdiri saat mengetahui Erlangga ada di hadapannya.
" Apa pekerjaanmu masih belum selesai?" Erlangga mengedar pandangan ke meja Kayra.
" Saya masih menyusun agenda untuk Bapak selama dua Minggu ke depan, Pak." Kayra menjelaskan alasannya kenapa masih berkutat di meja kerjanya.
" Apa tidak bisa dikerjakan esok hari?" tanya Erlangga kembali.
" Saya ingin menyelesaikan ini secepatnya, Pak. Karena besok masih ada pekerjaan lain yang harus saya kerjakan." Kayra beralasan.
" Sebaiknya kamu bereskan mejamu dan ikut dengan saya. Ada pekerjaan lain yang harus kamu lakukan." perintah Erlangga kepada Kayra lalu berjalan ke arah sofa menunggu Kayra menyelesaikan pekerjaannya.
" Baik, Pak." Kayra segera menuruti apa yang diinginkan oleh bosnya itu. Dia segera mematikan laptop dan merapihkan mejanya. Setelah itu dia mendekat ke arah Erlangga.
" Apa yang harus saya kerjakan, Pak?" tanya Kayra saat dia sudah sampai di depan Erlangga yang duduk sambil melihat ponselnya.
Erlangga menaikan pandangan menoleh ke arah Kayra kemudian bangkit dari sofa. " Ambil tasmu dan ikutlah dengan saya!" ucapnya kemudian berjalan menuju arah lift. Kayra pun segera mengambil tasnya lalu berjalan mengekor di belakang Erlangga.
" Apa orang yang merawat Ibumu itu menginap di rumahmu?" tanya Erlangga setelah mereka berdua sampai di dalam mobil mewah milik Erlangga.
" Tidak, Pak. Mbak Diah akan pulang setelah saya sampai di rumah." Kayra menjelaskan.
" Kalau begitu kamu beritahu orang itu jika kamu akan pulang telat hari ini!" Erlangga memerintahkan kepada sekretarisnya itu untuk mengabari orang yang merawat Ibu Sari di rumah kontrakan Kayra.
" Baik, Pak." Walaupun bingung dengan perintah Erlangga, namun Kayra tetap menuruti apa yang diminta bosnya itu. Dia segera mengambil ponselnya di dalam tasnya dan menghubungi Diah.
" Assalamualaikum, Mbak. Mbak Diah, maaf hari ini saya akan pulang agak telat. Apa Mbak bisa menunggu sampai saya menyelesaikan pekerjaan saya, Mbak?" tanya Kayra kepada Diah yang mengangkat panggilan teleponnya.
" Waalaikumsalam ... baik, Mbak. Saya akan menunggu Ibu Sari sampai Mbak Kayra pulang ke rumah." Diah menyanggupi apa yang diminta oleh Kayra.
" Saya minta tolong sekalian sampaikan ke Ibu saya ya, Mbak!? Kalau saya akan pulang telat." Kayra sekali lagi meminta tolong kepada Diah untuk menyampaikan kepada Ibunya soal dia yang akan terlambat pulang ke rumah kontrakannya.
" Baik, Mbak. Nanti akan saya sampaikan ke Ibu Sari." sahut Diah kembali.
" Terima kasih ya, Mbak. Saya minta maaf karena harus merepotkan Mbak Diah." Kayra memang selalu berkata santun kepada siapapun termasuk kepada orang yang bertugas merawat Ibunya itu.
" Tidak apa-apa, Mbak Kayra."
" Saya hanya mau menyampaikan itu saja, Mbak Diah. Assalamualaikum ...."
" Waalaikumsalam ...."
Setelah Diah menjawab salamnya, Kayra segera menyudahi percakapan teleponnya dan memasukan kembali benda pipih itu ke dalam tasnya.
" Kenapa perawat Ibumu itu tidak menginap di rumahmu?" tanya Erlangga kemudian setelah Kayra menyelesaikan obrolan via telepon.
" Karena malam hari saya yang akan merawat Ibu saya, Pak." jawab Kayra.
" Saya membayar perawat itu untuk mengurus Ibumu dari pagi sampai keesokan harinya setiap hari kecuali Minggu. Kenapa kamu malah menyuruh dia bekerja hanya siang hari saja?" tanya Erlangga heran.
" Saya tidak enak harus menyerahkan tugas mengurus Ibu saya kepada orang lain selama saya ada di rumah, Pak." Kayra memberikan alasannya kenapa memakai jasa Diah hanya sampai dirinya pulang dari kantor.
" Itu sudah tugas dia, dan saya sudah membayar orang itu untuk bekerja penuh mengurus Ibumu!" tegas Erlangga. " Biar nanti saya yang akan bicara pada perawat itu," sambungnya.
" Baik, Pak." Tak banyak bantahan yang bisa disampaikan oleh Kayra. Walaupun dia tetap merasa tidak enak karena Ibunya tidak sakit parah yang harus dijaga selama dua puluh empat jam oleh Diah.
***
Saat ini hampir jelang waktu Maghrib, dan mobil yang dikendarai Erlangga masih berjalan tanpa Kayra ketahui tujuannya akan ke mana.
" Maaf, Pak. Kita akan ke mana, ya?" Kayra memberanikan diri untuk bertanya seraya menengok ke arah Erlangga yang nampak serius di balik kemudi.
" Ke orang tua saya," sahut Erlangga tanpa menolehkan pandangannya.
" Ada pekerjaan yang harus saya lakukan di sana, Pak?" tanya Kayra kembali, karena dia berpikir untuk apa Erlangga membawa dirinya ke rumah orang tua bosnya itu.
" Nanti kamu akan tahu." Jawaban yang diberikan oleh Erlangga membuat Kayra semakin penasaran. Namun dia hanya bisa diam dan mengikuti saja apa yang diperintahkan oleh atasannya itu.
Beberapa menit kemudian mobil yang dikendarai oleh Erlangga sudah memasuki halaman rumah milik eksekutif muda tersebut.
Kayra mengerutkan keningnya saat mobil Erlangga terparkir di halaman rumah bosnya itu. Kalau dia tidak salah mendengar, tadi bosnya itu mengatakan akan membawanya ke rumah orang tua Erlangga namun saat ini justru mobil Erlangga terparkir di rumah pria tampan itu.
" Apa kamu akan menunggu waktu makan malam di dalam mobil?"
Suara Erlangga membuat Kayra terkesiap. Dia menoleh ke arah Erlangga yang sudah berdiri di luar mobilnya.
" Cepat, turunlah!" perintah Erlangga kemudian.
" B-baik, Pak." Kayra segera melepas seat belt lalu membuka pintu dan turun dari mobil milik Erlangga. Dia lalu mengikuti langkah Erlangga yang masuk ke dalam rumah mewah milik pria itu.
" Selamat sore, Tuan." Saat masuk ke dalam rumah Bu Daus langsung menyapa Erlangga.
Erlangga hanya menganggukan kepala pelan merespon sapaan dari Bu Daus, kepala ART di rumahnya.
" Assalamualaikum, Bu." Sementara Kayra mengucapkan salam kepada Bu Daus. Selama lima tahun bekerja di perusahaan Erlangga sebagai sekretarisnya, Kayra pernah beberapa kali datang ke rumah Erlangga untuk membantu pekerjaan yang Erlangga bawa di rumahnya, sehingga Kayra sudah kenal dengan Bu Daus.
" Waalaikumsalam, Mbak Kayra." sahut Bu Daus ramah.
" Kita akan ke rumah orang tua saya jam setengah delapan. Kamu tunggulah dulu di sini sebentar." Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Erlangga segera melangkah ke arah tangga menuju kamarnya dan meninggalkan Kayra yang masih kebingungan karena saat ini baru memasuki waktu Maghrib.
*
*
*
Bersambung ...
Happy Reading❤️
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Deni Marviana💜
pak erlangga sedingin kulkas 7 pintu.. ntar lama² bucin looh
2023-01-08
0
Pipit Sopiah
wah kayra jangan terjebak dengan permainan Erlangga loh
2022-12-04
1
Yesi Triyanto
bikin cakep and pantes dl dong pak ntar ditindas agnes lagi krna gak selevel
2022-09-02
2