Hari ini Ibu Sari akan menjalani operasinya, Sejak pagi Kayra tak henti berdoa dan menyemangati Ibunya itu agar bisa menjalani operasinya dengan lancar.
" Kayra ...."
Kayra terkesiap saat terdengar suara disertai tepukan halus dipundaknya saat dia sedang menghadapi ketegangan menunggu hasil operasi Ibunya.
" Mbak Wati?" Ternyata Wati lah yang datang mengunjunginya siang ini di rumah sakit.
" Bagaimana Ibumu?" tanya Mbak Wati yang mendapati Kayra yang terlihat cemas dengan tangan saling menggenggam satu sama lainnya.
" Ibu sedang di ruangan operasi, Mbak." sahut Kayra kemudian mengajak Wati duduk di kursi tunggu.
" Semoga berjalan lancar operasinya ya, Ra!?" Wati berharap operasi yang dilakukan pada Ibu Sari berhasil dan tidak terjadi masalah.
" Aamiin, Mbak Wati. Makasih untuk doanya dan juga bantuan Mbak Wati kepada Ibuku, Mbak." Kayra mengucapkan terima kasih karena selama dia belum sampai di Bandung, Wati juga sempat menunggu Ibu Sari di rumah sakit.
" Selama masih bisa Mbak bantu, Mbak akan bantu kamu, Ra." ucap Wati. " Lantas rencana ke depannya bagaimana, Ra? Kamu tidak mungkin membiarkan Ibumu tinggal sendirian di rumah dengan kondisi seperti sekarang ini. Mungkin butuh waktu pemulihan berminggu-minggu." Wati menanyakan langkah apa yang akan diambil Kayra untuk Ibu Sari pasca operasi.
Kayra menarik nafas yang terasa berat untuk dia hirup masuk ke dalam rongga pernafasannya.
" Itulah yang membuat aku bingung, Mbak. Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku terlalu lama sementara Ibuku sendiri keadaannya seperti ini." Kayra benar-benar merasa dilema.
" Saat ini pilihannya hanya dua, aku pindah kerja ke sini atau Ibu aku bawa ke Jakarta. Membawa Ibu ke Jakarta sepertinya akan susah. Ibu belum tentu mau aku ajak ke Jakarta. Lagipula di sana aku tinggal di kontrakan, tidak banyak orang yang aku kenal karena aku sibuk di kantor." Kayra memijat pelipisnya, kedua pilihan itu sepertinya akan sulit dia pilih.
" Sebaiknya kamu pindah kerja saja di sini, Ra. Mbak yakin kamu akan mudah mendapatkan pekerjaan di sini. Kamu 'kan cantik dan berpengalaman bekerja di perusahaan besar, pasti tidak sulit untukmu mendapatkan pekerjaan yang baru. Kalau kamu di sini, Ibu Sari 'kan bisa ditemani tetangga bergantian, Ra." Wati mencoba memberikan sarannya agar Kayra memilih bekerja di Bandung hingga Kayra bisa memantau dan ikut mengurus Ibunya setiap hari.
" Aku tidak tahu apa bosku mengijinkan aku keluar, Mbak." Kayra tak yakin dia akan diperbolehkan resign karena Erlangga sangat mengandalkannya sebagai sekretaris Erlangga.
" Kamu harus jelaskan kepada bos kamu, Ra. Kalau keadaan Ibu Sari seperti ini. Mau bagaimana lagi? Keluarga orang tua kamu jauh, kamu sendiri anak tunggal, kalau bukan kamu yang merawat Ibumu, siapa lagi? Maaf ya, Ra. Memang apa yang menimpa Ibumu adalah musibah, tapi kalau saat itu di rumah Ibumu ada yang menemani, bisa saja hal seperti ini tidak akan terjadi."
Kayra menarik nafas panjang, apa yang dikatakan Wati memang benar. Jika saja ada dia di rumah ibunya saat itu, mungkin musibah ini tidak akan terjadi.
Ddrrtt ddrrtt
Kayra segera merogoh tasnya saat merasakan ponselnya bergetar. Dia melihat nama Erlangga yang menghubungi.
" Selamat siang, Pak." sapa Kayra saat mengangkat panggilan telepon dari Erlangga.
" Bagaimana Ibumu? Apa sudah menjalani operasi?" tanya Erlangga seperti biasa tak menjawab ucapan salam Kayra.
" Ibu sedang menjalani operasi, Pak. Hmmm, maaf, Pak. Apa saya bisa mengajukan cuti saya sekarang ini, Pak? Saya harus merawat Ibu saya pasca operasi nanti, karena tidak ada yang akan merawat Ibu saya di sini." Kayra memberanikan diri memohon mengajukan cuti karena ingin mengurus Ibunya.
" Sebaiknya Ibumu dibawa ke Jakarta saja, nanti saya akan membayar orang yang akan merawat Ibumu di sini, jadi kamu bisa tetap beraktivitas, Kayra." Tanpa berpikir panjang, Erlangga langsung memberikan jawaban atas permohonan cuti yang diajukan oleh Kayra.
" Maaf, Pak. Saya tidak ingin merepotkan Bapak." Kayra enggan menerima tawaran atasannya itu. Erlangga sudah membiayai pengobatan Ibunya, dia tak ingin atasannya itu ikut terlibat lagi dengan masalah yang terjadi pada Ibunya.
" Ketidakhadiranmu di kantor itu lebih merepotkan untuk saya, Kayra! Karena itu saya minta agar kamu membawa Ibu kamu ke Jakarta. Kamu bisa merawatnya di sini. Saya jamin saya akan mencari orang yang bisa merawat Ibu kamu dengan baik tanpa harus menganggu waktu kerja kamu."
Kayra mendesah, keputusan Erlangga adalah mutlak dan tidak bisa dia bantah lagi.
Kayra menaruh ponselnya kembali ke dalam tasnya setelah panggilan telepon dari Erlangga terputus.
" Bos kamu tadi itu, Ra?" tanya Wati yang sejak tadi mendengar obrolan Kayra di ponsel.
" Iya, Mbak."
" Bagaimana? Kamu dikasih cuti?' tanya Mbak Wati kembali.
Kayra menolehkan wajahnya ke arah Wati, tak lama dia menggelengkan kepala lemah.
" Bosku meminta supaya aku membawa Ibu tinggal di Jakarta, Mbak." jawab Kayra lemah.
" Lalu di Jakarta Ibu Sari sama siapa, Ra? Mending di sini, tetangga bisa bantu ikut menjaga Ibumu." Wati memberikan pendapatnya, dia nampak kurang setuju dengan kehendak bos dari Kayra itu..
" Bosku bilang akan mencarikan orang yang akan merawat Ibu di sana, Mbak." aku Kayra jujur.
" Bos kamu baik banget, Ra. Perhatian sekali sama kamu. Bos kamu itu masih muda apa sudah tua? Masih single apa sudah menikah?" Wati merasa penasaran dengan Erlangga karena sikap bos dari Kayra yang terlihat sangat perduli pada Kayra.
" Pak Erlangga sudah menikah, Mbak." jawab Kayra.
" Masih muda apa sudah tua?" Wati mengulang pertanyaannya karena Kayra belum menjawab pertanyaannya tadi.
Kayra lalu menyodorkan ponselnya kepada Wati dan menunjukkan foto profil WhatsApp Erlangga yang menampakkan pria muda tampan berpakaian santai menggunakan kaos tanpa lengan dan celana training.
" Masya Allah, ini bos kamu, Ra? Masih muda dan ganteng sekali ini, Ra." Wati terkagum mendapati foto Erlangga yang terlihat sangat tampan. Tak akan ada yang menyangka jika pria itu adalah seorang CEO perusahaan besar.
" Iya, Mbak. Itu Pak Erlangga, bos aku." jawab Kayra.
" Pantas kamu betah kerja di sana, Ra. Bosnya tampan begini ..." Wati mengembalikan ponsel milik Kayra. " Bos kamu itu perhatian sekali sama kamu, jangan-jangan dia suka sama kamu, Ra." Wati menduga-duga jika Erlangga menyimpan perasaan kepada Kayra.
" Astaghfirullahal adzim! Mbak Wati jangan suudzon begitu! Pak Erlangga itu sudah berkeluarga lho, Mbak. Tidak mungkin Pak Erlangga bepikiran macam-macam. Lagipula Pak Erlangga itu sangat mencintai istrinya, tidak mungkin Pak Erlangga akan menyukai wanita lain, Mbak!" Kayra dengan cepat menyangkal dugaan Wati yang menganggap jika kebaikan Erlangga karena pria itu diam-diam memiliki perasaan terhadapnya.
*
*
*
Bersambung ...
Happy Reading❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Aisyah Ajamu
Aisyah ajamu
2023-12-10
0
Alifah Azzahra💙💙
Ada Yach seorang bos tiap jam nelfonk bawahannya apalagi coba klw dia itu punya perasaan sama bawahannya
2023-11-28
3
Astri
pst sbnrx pak erlangga dr sejak dlu dia sudah menyukai kayra tp krn dia sudah beristri jd dia hax memendamx saja...
2023-01-24
1