Bekerja Sebaik Mungkin

Di rumah kontrakannya, Ibu Sari ditempatkan di kamar yang biasa ditempati Ibu dari Kayra itu setiap berkunjung menemui Kayra di Jakarta. Sementara Diah yang bertugas seharian tidak menginap di rumah kontrakan Kayra. Diah akan datang jam enam pagi dan akan pulang setelah Kayra pulang dari kantornya.

" Saya permisi dulu ya, Mbak, Ibu. Besok sebelum jam enam saya akan sampai di sini." Diah berpamitan setelah seharian ini membantu Kayra merapihkan barang-barang yang dibawa dari Bandung.

" Baik, Mbak Diah. Terima kasih, ya." Kayra tak lupa mengucapkan rasa terima kasihnya walaupun Diah dibayar untuk mengurus Ibu Sari.

" Sama-sama, Mbak. Assalamualaikum ..." Diah mengucapkan salam sebelum meninggalkan rumah kontrakan Kayra.

" Waalaikumsalam, hati-hati ya, Mbak." Kayra mengantar Diah sampai ke teras rumah.

" Ibu sebaiknya istirahat saja dulu." Kayra menyuruh Ibunya itu untuk beristirahat, dia tidak ingin Ibunya itu merasa kelelahan walaupun jarak tempuh Bandung-Jakarta tidak terlalu memakan waktu lama namun karena Ibunya baru pulang dari rumah sakit, dia mengkhawatirkan kesehatan Ibunya.

" Kamu yang harus istrirahat, Nak. Besok kamu sudah harus ke kantor, kan? Selama di rumah sakit waktu tidur kamu pasti berkurang." Ibu Sari tahu anaknya itu tidak bisa tidur tenang selama menemaninya di rumah sakit.

" Kayra tidak apa-apa kok, Bu. Ibu tenang saja. Ayo Kayra antar Ibu ke kamar." Kayra menemani Ibunya berjalan hingga kamar tidur Ibunya itu.

" Kalau Ibu perlu sesuatu, Ibu telepon Kayra saja ya, Bu!?" Kayra mendekatkan ponsel milik Ibunya di atas nakas dekat tempat tidur Ibunya agar Ibunya itu mudah menghubunginya saat membutuhkan bantuan.

" Iya, nanti Ibu telepon kamu. Sebaiknya kamu juga istirahat sekarang, Kayra." Ibu Sari meminta putrinya itu untuk segera beristirahat karena waktu sudah hampir jam sembilan malam.

" Iya, Bu." Setelah membantu Ibu Sari berbaring di atas tempat tidur Kayra meninggalkan kamar Ibunya dan kembali masuk ke dalam kamarnya.

Sementara itu di tempat berbeda, Erlangga baru saja memasuki kamarnya yang terlihat kosong seperti biasanya. Tak ada Caroline yang menyambutnya saat dia sampai di rumah.

Erlangga menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Sejujurnya dia sangat merasa jenuh dengan kehidupan rumah tangga nya yang akhir-akhir ini terasa hambar. Mungkin hanya rasa cintanya kepada Caroline saja yang membuatnya masih bertahan dengan sikap Caroline.

Ddrrtt ddrrtt

Erlangga mengambil ponselnya saat benda pipih itu berbunyi di saku blazernya bagian dalam. Dia mendapatkan nama Mamanya yang muncul di layar ponselnya itu.

" Ada apa, Ma?" Erlangga langsung menjawab panggilan Helen, Mama dari Erlangga.

" Apa kamu sudah pulang, Erlangga?" tanya Helen.

" Iya, ada apa, Ma?" Erlangga mengulang pertanyaannya.

" Lang, besok malam Mama minta kamu ikut makan malam di rumah Mama, ada tamu spesial yang datang dan kamu harus bertemu dengan dia." Helen meminta putranya itu untuk datang ke acara malam besok malam di rumahnya karena kehadiran seseorang yang menurut Helen sangat spesial untuk Erlangga.

" Siapa?" Kerut di kening Erlangga terlihat saat mempertanyakan tentang sosok spesial yang dimaksud oleh Helen.

" Kamu harus datang kalau kamu penasaran, Lang." Helen tertawa kecil karena merasa Erlangga sangat penasaran tentang tamu spesialnya itu.

" Tapi istriku sedang tidak ada, Ma. Caroline sedang di London. Dia sedang ada acara pemotretan di sana." Erlangga beralasan karena jika mengundangnya makan malam sepatutnya ada sang istri yang ikut menemaninya.

" Apa istrimu itu masih saja berambisi dengan karirnya itu? Mama sudah katakan padamu dulu agar jangan menikahi dia, Erlangga! Sekarang kamu lihat sendiri, kan? Dia lebih mementingkan mengejar karirnya. Apa dia pikir menjadi seorang istri Erlangga itu tidak penting dan tidak membanggakan?" Helen yang memang bertentangan dengan keinginan putranya saat hendak menikah dengan Caroline seakan menemukan cara untuk menyudutkan menantu yang tidak diharapkannya itu.

" Ma, sudahlah ... kepalaku sedang pusing, jangan ditambah dengan kata-kata Mama yang menyudutkan Caroline!" Walaupun kerasa kecewa dengan sikap Caroline, tapi Erlangga tetap merasa tidak suka mendengar Mamanya mengecam sang istri.

" Itulah kelemahanmu, Erlangga! Kamu terlalu lemah dalam menghadapi istrimu! Kamu itu laki-laki dan seorang suami, seharusnya kamu bisa lebih tegas dalam bersikap! Kamu itu seorang CEO, pengusaha terkenal. Keluarga kita ini bukan keluarga sembarangan, keluarga kita ini keluarga terhormat. Apa kamu tidak memikirkan apa yang dilakukan oleh istrimu akan mempengaruhi nama baikmu? Nama baik keluarga kita?" Helen masih belum puas berusaha mempengaruhi sikap Erlangga untuk bertindak tegas terhadap istrinya.

" Ma, sudahlah! Kalau Mama masih saja menjelekkan Caroline, aku akan tutup telepon dari Mama ini!" Erlangga terpancing emosi karena Helen bertubi-tubi mengatakan hal yang buruk tentang Caroline.

De sahan nafas Helen terdengar di ponsel Erlangga mendapat jawaban menohok dari putranya itu.

" Ya sudah, tapi Mama minta kamu harus datang besok malam walaupun tanpa kehadiran istrimu!" Helen memaksa Erlangga untuk tetap datang ke acara makan malam di rumahnya.

" Memangnya siapa tamu yang Mama bilang spesial itu?" tanya Erlangga menuntut jawaban yang jelas dari Mamanya.

" Agnes, Agnes tamu spesial kita itu. Dia sudah kembali ke Jakarta. Kamu harus bertemu dengan dia, Erlangga." Helen terdengar antusias menyebutkan nama Agnes, wanita muda yang sudah lama dia harapkan menjadi istri Erlangga.

" Untuk apa aku bertemu dia, Ma?" Erlangga merasa tidak ada orang yang dia butuhkan selain kehadiran Caroline di sampingnya hingga siapapun orang yang dimaksud oleh Mamanya tidaklah penting untuknya hingga dia harus datang menemui orang itu.

" Tentu saja kamu harus bertemu dengan Agnes, Erlangga! Dia datang kemari untuk berjumpa denganmu jadi kamu jangan sampai mengecewakan dia." Helen berharap Erlangga tidak mengecewakannya juga Agnes.

" Kita lihat besok saja, Ma. Sekarang ini aku ingin mandi, aku tutup dulu teleponnya, Ma." Erlangga berniat mengakhiri sambungan teleponnya karena dia sudah malas berbicara tentang Agnes dengan Mamanya itu.

" Oke, sampai jumpa besok malam." Helen pun mengakhiri hubungan teleponnya dengan Erlangga.

Erlangga kemudian meletakan ponselnya di atas tempat tidur tepat di sisinya yang sedang berbaring. Matanya terpejam seraya menarik nafas panjang. Dia tidak langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri seperti alasan yang dia mengakhiri percakapan telepon dengan Mamanya.

Erlangga lalu menoleh ke arah ponsel di sampingnya, dan diapun mengambil kembali ponsel itu untuk menghubungi seseorang.

" Selamat malam, Pak." Suara seorang wanita terdengar dari benda pipih yang didekatkan Erlangga di telinganya.

" Apa kau sudah sampai di Jakarta, Kayra?" tanya Erlangga yang ternyata menghubungi sekretarisnya itu.

" Sudah, Pak. Siang tadi saya sampai di Jakarta," jawab Kayra.

" Baiklah, jadi besok kamu bisa kembali ke kantor seperti biasa, kan?" tanya Erlangga kembali.

" Bisa, Pak. Besok saya akan kembali bekerja di kantor," sahut Kayra kembali.

" Oke." Singkat jawaban yang diberikan oleh Erlangga.

" Pak ..." Kayra terdengar ragu melanjutkan kalimatnya.

" Ada apa?" tanya Erlangga karena merasakan Kayra ragu mengkapkan kalimatnya.

" Terima kasih atas perhatian dan bantuan Bapak atas masalah yang menimpa orang tua saya." Kayra mengatakan apa yang ingin dia ungkapkan tadi.

" It's OK. Saya hanya ingin kamu bisa menjalankan pekerjaanmu dengan baik tanpa terganggu dengan masalah yang terjadi dengan orang tuamu." tegas Erlangga dengan kalimat yang lugas.

" Baik, Pak. Saya akan bekerja sebaik mungkin." tekad Kayra. Karena hanya itulah yang bisa Kayra lakukan atas kebaikan hati atasannya itu.

*

*

*

Bersambung ...

Happy Reading❤️

Terpopuler

Comments

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

setara CEO pendidikan tinggi kaya mapan dan msh bnyk lg... ternyata gk bs menjamin dia jg akn pandai dlm hati.... intinya...cinta bs bikin orang bego ...

2023-12-02

2

Julik Rini

Julik Rini

Tanda tanda 😍😍

2023-01-01

0

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

hati hati kyra takutnya ada udang di balik bakwan nih

2022-12-04

0

lihat semua
Episodes
1 Musibah
2 Pulang Ke Bandung
3 Segeralah Kembali Ke Jakarta
4 Pindah Ke Jakarta
5 Membawa Ibu Ke Jakarta
6 Bekerja Sebaik Mungkin
7 Menghemat Pengeluaran
8 Ikutlah Dengan Saya!
9 Kenapa Kamu Malah Duduk?
10 Rencana Helen
11 Rumah Gubuk
12 Menjodohkan Kayra
13 Kemarahan Erlangga
14 Tanpa Harus Membayar
15 Tugas Dari Erlangga
16 Telepon Dari Siapa?
17 Rasanya Aneh
18 Sikap Erlangga Yang Berlebihan
19 Harus Berbohong
20 Kamu Mau Menemani Saya?
21 Jangan Terlalu Dekat Dengan Erlangga
22 Karena Salah Minum
23 Tidak Akan Ada Affair
24 Semalam Dari Mana?
25 Aku Tahu Kau Sedang Berbohong
26 Berhentilah Ikut Campur Masalah Pribadi Saya!
27 Temani Saya, Jangan Ke Mana-Mana
28 Apa Yang Kalian Lakukan?
29 Pindah Tugas
30 Mulutmu Selalu Menampik
31 Halusinasi Erlangga
32 Larangan Menjalin Hubungan
33 Memperistri Kayra
34 Rencana Kabur
35 Rencana Kabur
36 Tidak Ada Larangan Untuk Menikahimu
37 Pelarian
38 Istri Erlangga
39 Kapan Kamu Akan Siap?
40 Dasar Pria Aneh
41 Kenapa Kamu Melepas Cincinmu?
42 Rasa Penasaran Wira
43 Nyonya
44 Belum Pernah Melakukannya Denganmu
45 Saya Akan Melayani Bapak
46 Diamlah! Dan Nikmati Saja!
47 Jadilah Istri Yang Baik
48 Apa Yang Saya Makan, Itu Juga Yang Harus Kamu Makan
49 Wanita Lain
50 Ingin Bersamamu
51 Lupakan Ambisimu!
52 Apa Yang Kau Lakukan Dengan Wira?
53 Merasakan Kenikmatan
54 Ingkar Janji
55 Harus Berani Melawan
56 Kedai Soto
57 Berada Di Sarang Cinta
58 Orang Yang Mencurigakan
59 Pemecatan Rivaldi
60 Mencari Tahu Siapa Jimmy
61 Pasrah Menerima Nasib
62 Menolak Agnes
63 Rasa Kagum Erlangga
64 Undangan Ke Bandung
65 Uang Bulanan
66 Penyusup
67 Kedatangan Caroline
68 Sebaiknya Batalkan Rencana Perceraian Bapak
69 Mandi Bersama
70 Nyonya Erlangga Mahadika Gautama
71 Apa Kurangnya Menjadi Istri Erlangga?
72 Istri Simpanan CEO
73 Menginap Di Villa
74 Sidang Perceraian
75 Ada Apa Di Antara Kamu Dan Erlangga?
76 Restu
77 Ke Salon
78 Sekretaris Kedua
79 Bukan Nyonya Erlangga Lagi
80 Berkunjung Ke Kantor Krisna
81 Takut Kehilangan
82 Isi Dalam Box
83 Pelampiasan Emosi
84 Membuka Lembaran Baru
85 Kisah Kita Sudah Usai
86 Mabuk Perjalanan
87 Sayang
88 Keputusan Resign
89 Mas Erlangga
90 Periksa Kandungan
91 Sesuatu Yang Paling Berharga
92 Sedang Menginginkan
93 Pengaruh Hormon
94 Hanya Halusinasi
95 Jangan Mengusik Kami
96 Status Kayra
97 Di Mana Kayra?
98 Kayra, Sedang Apa Kamu Di Sini?
99 Kalang Kabut
100 Pembalasan Henry
101 Krisis Percaya Diri
102 Apa Kamu Takut Aku Akan Berpaling?
103 Jadi Bos
104 Merasa Sangat Dibutuhkan
105 Wanita Licik
106 Jaya Raya Garment
107 Menggantikan Posisi Kayra
108 Rencana Menculik
109 Kita Lihat Saja Nanti
110 Bakso Beranak
111 Jangan Makan Pedas!
112 Mulai Beraksi
113 Seperti Seorang Ratu
114 Undangan Makan Malam
115 Bukan Menantu Yang Diinginkan
116 Bagaikan Langit Dan Bumi
117 Apa Enaknya Menjadi Istri CEO?
118 Mempersulit Keadaan
119 Membatasi Gerakan Rivaldi
120 Adik Perempuan
121 Mencari Detektif
122 Aktivitas Agnes
123 Semakin Aman
124 Firman Dan Rena
125 Penyamaran Rizal
126 Cerita Masa Lalu
127 Tawaran Menghadiri Pesta Pernikahan
128 Cinderella Dan Pangeran
129 Arina
130 Ketakutan Arina
131 Pengaruh Kehamilan
132 Siapa Mama Rivaldi?
133 Sus Rina
134 Ancaman Agnes
135 Siap Mempertaruhkan Nyawa
136 Otak Cemerlang Rizal
137 Sosok Istri Dan Menantu Idaman
138 Ancaman Erlangga
139 Mengorek Kehidupan Pribadi Rivaldi
140 Sudah Bertobat
141 Sesuatu Yang Janggal
142 Mengurus Anak Sendiri
143 Bertemu Arina
144 Kisah Arina
145 Kania Pratiwi
146 Ketakutan Erlangga
147 Mirip Siapa?
148 Penyesalan Helen
149 Menemani Helen Berbelanja
150 Merasa Terancam
151 Hasil DNA
152 Kejujuran Ibu Sari
153 Berbicara Empat Mata Dengan Nugraha
154 Bertemu Dengan Siapa Tadi?
155 Kayra Yang Cemburu
156 Sosok Sebaik Erlangga
157 Pertemuan Kedua Ibu Mertua
158 Saat Melamar
159 Tamu Istimewa
160 Perasaan Yang Aneh
161 Pelindung Kayra
162 Mana Yang Diutamakan?
163 Berkunjung Ke Suatu Tempat
164 INFO NOVEL BARU
165 Sama-Sama Ibu Bagi Kayra
166 Apa Benar Aku Bukan Anak Ibu?
167 Merasa Tidak Diinginkan Oleh Orang Tuanya
168 Tidak Mengurangi Rasa Cintaku
169 Kamu Wanita Hebat
170 Bisa Berdamai
171 Papa Danny
172 Suami Idaman
173 Rumah Singgah
174 Wanita Yang Disukai Aldi
175 Demi Istri Tercinta
176 Devanka Affandra Mahadika ( Tamat )
177 Kontraksi Palsu
178 Devanka Affandra Mahadika ( TAMAT )
179 Bonchap 1 -- Terbiasa Dengan Suasana Kantor
180 Bonchap 2 -- Menegur Erlangga
181 INFO NOVEL BARU
182 Bonchap 3 -- Undangan
183 INFO NOVEL BARU
184 Bonchap 4 - Sepak Bola
185 Bonchap 5 - Gencatan Senjata
186 INFO NOVEL BARU
187 INFO NOVEL BARU
188 Kepoin novel baru, yuk!
Episodes

Updated 188 Episodes

1
Musibah
2
Pulang Ke Bandung
3
Segeralah Kembali Ke Jakarta
4
Pindah Ke Jakarta
5
Membawa Ibu Ke Jakarta
6
Bekerja Sebaik Mungkin
7
Menghemat Pengeluaran
8
Ikutlah Dengan Saya!
9
Kenapa Kamu Malah Duduk?
10
Rencana Helen
11
Rumah Gubuk
12
Menjodohkan Kayra
13
Kemarahan Erlangga
14
Tanpa Harus Membayar
15
Tugas Dari Erlangga
16
Telepon Dari Siapa?
17
Rasanya Aneh
18
Sikap Erlangga Yang Berlebihan
19
Harus Berbohong
20
Kamu Mau Menemani Saya?
21
Jangan Terlalu Dekat Dengan Erlangga
22
Karena Salah Minum
23
Tidak Akan Ada Affair
24
Semalam Dari Mana?
25
Aku Tahu Kau Sedang Berbohong
26
Berhentilah Ikut Campur Masalah Pribadi Saya!
27
Temani Saya, Jangan Ke Mana-Mana
28
Apa Yang Kalian Lakukan?
29
Pindah Tugas
30
Mulutmu Selalu Menampik
31
Halusinasi Erlangga
32
Larangan Menjalin Hubungan
33
Memperistri Kayra
34
Rencana Kabur
35
Rencana Kabur
36
Tidak Ada Larangan Untuk Menikahimu
37
Pelarian
38
Istri Erlangga
39
Kapan Kamu Akan Siap?
40
Dasar Pria Aneh
41
Kenapa Kamu Melepas Cincinmu?
42
Rasa Penasaran Wira
43
Nyonya
44
Belum Pernah Melakukannya Denganmu
45
Saya Akan Melayani Bapak
46
Diamlah! Dan Nikmati Saja!
47
Jadilah Istri Yang Baik
48
Apa Yang Saya Makan, Itu Juga Yang Harus Kamu Makan
49
Wanita Lain
50
Ingin Bersamamu
51
Lupakan Ambisimu!
52
Apa Yang Kau Lakukan Dengan Wira?
53
Merasakan Kenikmatan
54
Ingkar Janji
55
Harus Berani Melawan
56
Kedai Soto
57
Berada Di Sarang Cinta
58
Orang Yang Mencurigakan
59
Pemecatan Rivaldi
60
Mencari Tahu Siapa Jimmy
61
Pasrah Menerima Nasib
62
Menolak Agnes
63
Rasa Kagum Erlangga
64
Undangan Ke Bandung
65
Uang Bulanan
66
Penyusup
67
Kedatangan Caroline
68
Sebaiknya Batalkan Rencana Perceraian Bapak
69
Mandi Bersama
70
Nyonya Erlangga Mahadika Gautama
71
Apa Kurangnya Menjadi Istri Erlangga?
72
Istri Simpanan CEO
73
Menginap Di Villa
74
Sidang Perceraian
75
Ada Apa Di Antara Kamu Dan Erlangga?
76
Restu
77
Ke Salon
78
Sekretaris Kedua
79
Bukan Nyonya Erlangga Lagi
80
Berkunjung Ke Kantor Krisna
81
Takut Kehilangan
82
Isi Dalam Box
83
Pelampiasan Emosi
84
Membuka Lembaran Baru
85
Kisah Kita Sudah Usai
86
Mabuk Perjalanan
87
Sayang
88
Keputusan Resign
89
Mas Erlangga
90
Periksa Kandungan
91
Sesuatu Yang Paling Berharga
92
Sedang Menginginkan
93
Pengaruh Hormon
94
Hanya Halusinasi
95
Jangan Mengusik Kami
96
Status Kayra
97
Di Mana Kayra?
98
Kayra, Sedang Apa Kamu Di Sini?
99
Kalang Kabut
100
Pembalasan Henry
101
Krisis Percaya Diri
102
Apa Kamu Takut Aku Akan Berpaling?
103
Jadi Bos
104
Merasa Sangat Dibutuhkan
105
Wanita Licik
106
Jaya Raya Garment
107
Menggantikan Posisi Kayra
108
Rencana Menculik
109
Kita Lihat Saja Nanti
110
Bakso Beranak
111
Jangan Makan Pedas!
112
Mulai Beraksi
113
Seperti Seorang Ratu
114
Undangan Makan Malam
115
Bukan Menantu Yang Diinginkan
116
Bagaikan Langit Dan Bumi
117
Apa Enaknya Menjadi Istri CEO?
118
Mempersulit Keadaan
119
Membatasi Gerakan Rivaldi
120
Adik Perempuan
121
Mencari Detektif
122
Aktivitas Agnes
123
Semakin Aman
124
Firman Dan Rena
125
Penyamaran Rizal
126
Cerita Masa Lalu
127
Tawaran Menghadiri Pesta Pernikahan
128
Cinderella Dan Pangeran
129
Arina
130
Ketakutan Arina
131
Pengaruh Kehamilan
132
Siapa Mama Rivaldi?
133
Sus Rina
134
Ancaman Agnes
135
Siap Mempertaruhkan Nyawa
136
Otak Cemerlang Rizal
137
Sosok Istri Dan Menantu Idaman
138
Ancaman Erlangga
139
Mengorek Kehidupan Pribadi Rivaldi
140
Sudah Bertobat
141
Sesuatu Yang Janggal
142
Mengurus Anak Sendiri
143
Bertemu Arina
144
Kisah Arina
145
Kania Pratiwi
146
Ketakutan Erlangga
147
Mirip Siapa?
148
Penyesalan Helen
149
Menemani Helen Berbelanja
150
Merasa Terancam
151
Hasil DNA
152
Kejujuran Ibu Sari
153
Berbicara Empat Mata Dengan Nugraha
154
Bertemu Dengan Siapa Tadi?
155
Kayra Yang Cemburu
156
Sosok Sebaik Erlangga
157
Pertemuan Kedua Ibu Mertua
158
Saat Melamar
159
Tamu Istimewa
160
Perasaan Yang Aneh
161
Pelindung Kayra
162
Mana Yang Diutamakan?
163
Berkunjung Ke Suatu Tempat
164
INFO NOVEL BARU
165
Sama-Sama Ibu Bagi Kayra
166
Apa Benar Aku Bukan Anak Ibu?
167
Merasa Tidak Diinginkan Oleh Orang Tuanya
168
Tidak Mengurangi Rasa Cintaku
169
Kamu Wanita Hebat
170
Bisa Berdamai
171
Papa Danny
172
Suami Idaman
173
Rumah Singgah
174
Wanita Yang Disukai Aldi
175
Demi Istri Tercinta
176
Devanka Affandra Mahadika ( Tamat )
177
Kontraksi Palsu
178
Devanka Affandra Mahadika ( TAMAT )
179
Bonchap 1 -- Terbiasa Dengan Suasana Kantor
180
Bonchap 2 -- Menegur Erlangga
181
INFO NOVEL BARU
182
Bonchap 3 -- Undangan
183
INFO NOVEL BARU
184
Bonchap 4 - Sepak Bola
185
Bonchap 5 - Gencatan Senjata
186
INFO NOVEL BARU
187
INFO NOVEL BARU
188
Kepoin novel baru, yuk!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!