Membawa Ibu Ke Jakarta

Keesokan harinya setelah menjalani operasi, Kayra memberanikan diri berbicara dengan Ibunya tentang rencana kepindahan Ibunya itu ke Jakarta.

" Bagaimana keadaan, Ibu?" tanya Kayra duduk di tepi brankar Ibunya berbaring.

" Alhamdulillah Ibu baik-baik saja, Nak." sahut Ibu Sari lemah.

" Bu, nanti Kayra akan bawa Ibu ke Jakarta. Ibu akan tinggal bersama Kayra di sana. Tidak apa-apa ya, Bu?" Kayra meminta persetujuan Ibunya terlebih dahulu, karena dia tahu tidak akan mudah untuk bisa membawa Ibunya tinggal di Jakarta.

Kening Ibu Sari mengerut, sebenarnya dia ingin menolak permintaan anaknya itu karena dia tidak kerasan harus tinggal di kota Jakarta. Ibu Sari lebih senang tinggal di kampung halamannya di Bandung. Namun dia menyadari kondisinya saat ini tidak memungkinkan dia tinggal sendirian di rumah. Apalagi sebagian rumahnya terlahap si jago merah.

" Ibu tidak perlu khawatir, nanti ada orang yang akan mengurusi Ibu selama aku bekerja di sana. Kayra tidak bisa terlalu lama meninggalkan pekerjaan dan Kayra juga tidak bisa meninggalkan Ibu di sini sendirian. Selama Ibu belum sehat dan kita belum merenovasi rumah, Ibu lebih baik ikut Kayra ke Jakarta. Kayra mohon Ibu bisa mengerti." Kayra meminta pengertian dari Ibunya itu.

" Kamu tidak perlu menyuruh orang untuk mengurus Ibu, Nak. Ibu bisa mengurus diri Ibu sendiri. Lagipula yang luka hanya tangan kiri, tangan kanan Ibu masih bisa berfungsi. Jangan mengeluarkan uang untuk hal yang tidak penting, Kayra. Kamu pasti akan butuh dana untuk merenovasi rumah kita." Ibu Sari melarang Kayra mempekerjakan orang untuk mengurusnya karena dia merasa bisa mengurus dirinya sendiri.

" Apalagi kemarin kamu harus membayar biaya rumah sakit Ibu," lanjut Ibu Sari merasa kasihan kepada putrinya karena harus menanggung banyak pengeluaran.

" Ibu tidak perlu memikirkan hal itu. Masalah biaya rumah sakit dan pengobatan Ibu sudah ditanggung pihak kantorku, Bu. Untuk orang yang akan merawat Ibu di jakarta juga itu Bos Kayra yang membiayainya. Jadi Ibu tak perlu cemaskan soal keuangan Kayra. Saat ini Kayra hanya fokus untuk merenovasi rumah saja." Kayra menjelaskan kepada Ibunya jika dia tidak terlalu dipusingkan dengan masalah biaya-biaya perawatan orang tuanya.

Kening Ibu Sari yang sudah memperlihatkan guratan semakin berkerut saat mendengar penuturan putrinya yang mengatakan semua biaya rumah sakit dan pengobatannya ditanggung oleh perusahaan tempat putrinya itu bekerja.

" Ditanggung oleh perusahaan? Tapi bagaimana bisa, Nak? Bukan Ibu yang bekerja di sana tapi kamu, kenapa biaya Ibu juga ditanggung pihak perusahaan?" Ibu Sari tentu merasa aneh dengan kebijaksanaan perusahaan tempat Kayra bekerja walaupun dia merasa bersyukur jika putrinya tidak terbebani besarnya biaya rumah sakit.

" Itu sudah keputusan bosku, Bu. Pak Erlangga sangat membutuhkan tenagaku, karena itu dia bersedia mempermudah pengobatan Ibu agar Kayra bisa kembali fokus dalam bekerja." Kayra mengungkapkan alasan bosnya yang rela mengeluarkan dana lebih banyak demi dirinya kembali ke kantor secepatnya.

" Apa itu tidak membuat cemburu karyawan yang lain kalau kamu mendapatkan perlakuan istimewa seperti ini, Kayra?" Sudah pasti Ibu Kayra merasa khawatir anaknya akan menjadi perpergunjingan di kantornya karena diperlakukan istimewa seperti itu oleh atasannya sendiri.

" Semoga tidak ada yang berpikiran seperti itu, Bu. Karena Pak Erlangga memutuskan hal ini karena membutuhkan kehadiran Kayra di kantor." Walaupun sebenarnya Kayra sendiri sepemikiran dengan ibunya namun tentu dia tidak akan berani menampakkan rasa khawatirnya itu di depan Ibunya.

" Semoga saja, Nak. Ibu takut jika ada karyawan lain yang iri kepadamu lalu dia akan berbuat jahat dengan menjatuhkanmu, Kayra." Sebagai seorang Ibu, Ibu Sari tidak ingin anaknya dimusuhi oleh sesama karyawan di kantor milik Erlangga itu.

***

Sesuai dengan janjinya, Erlangga benar-benar serius dengan ucapannya. Dia sampai menyewa mobil ambulas dan perawat untuk menjemput Kayra dan juga Ibu Sari yang akan segera dibawa ke Jakarta.

" Ibu, kita berangkat sekarang." Kayra mendekatkan kursi roda ke arah brankar Ibunya. Setelah lima hari bermalam di rumah sakit akhirnya Ibu Sari akan dibawa Kayra ke rumah kontrakannya di Jakarta.

" Biar saya yang membawa, Mbak!" Diah, orang yang disewa oleh orang suruhan Erlangga untuk merawat dan mengurusi Ibu Sari meminta kursi roda yang sedang dipegang oleh Kayra.

" Oh, terima kasih, Mbak Diah." Kayra mengucapkan rasa terima kasihnya karena tawaran Diah yang akan membantunya membawa Ibu Sari.

" Mari saya bantu, Bu." Diah kemudian membantu Ibu Sari untuk pindah ke kursi roda. Sementara Kayra membawa pakaian Ibu Sari dan miliknya yang selama ini mereka pakai selama beberapa hari menginap di rumah sakit.

" Mbak Diah, saya mau mampir ke rumah dulu. Ada beberapa barang yang ingin saya bawa ke Jakarta." Kayra meminta ijin kepada Diah akan mampir ke rumah orang tuanya terlebih dulu sebelum ke Jakarta karena ada beberapa baju Ibu Sari yang harus dia bawa dan dia juga ingin menitipkan rumahnya kepada tetangga di sekitar rumah orang tuanya itu.

" Baik, Mbak." sahut Diah.

Mereka pun akhirnya meninggalkan kamar inap Ibu Sari yang selama beberapa hari ini ditempatinya.

Selama hampir tiga puluh menit perjalanan akhirnya mereka sampai di depan rumah orang tua Kayra. Kayra dan Ibu Sari menatap beberapa saat rumah yang masih terlihat utuh di depan namun hangus terbakar di bagian belakangannya.

Kayra mengusap pundak Ibu Sari, mencoba menenangkan hati Ibunya yang pasti teramat sedih menatap rumahnya itu.

" Ibu di mobil saja, ya!? Biar Kayra yang turun menemui Pak RT dan tetangga sebelah karena kita akan menitipkan rumah ini kepada mereka sampai kita merenovasi rumah kita ini." Kayra meminta Ibunya untuk menunggu di mobil selama dia mengambil beberapa barang dan berpamitan dengan para tetangganya.

" Ibu ingin berpamitan sama tetangga dulu, Kayra." Ibu Sari merasa selama ini dia banyak dibantu dan ditemani oleh tetangga sekitar rumahnya hingga ingin berpamitan langsung dengan mereka.

" Biar nanti mereka saja yang kemari, Bu." Kayra tidak menginjinkan Ibunya turun.

" Tapi Ibu tidak enak, Kayra." Ibu Sari bersikeras ingin turun menemui tetangga di sekitar rumahnya.

" Mereka pasti mengerti kok, Bu." Kayra tetap melarang Ibunya yang bersikukuh ingin turun.

" Mbak Diah, tolong jaga Ibuku sebentar, ya!? Ibu tetap di sini saja, jangan ke mana-mana!" Kayra dengan tegas melarang Ibu Sari untuk turun, lalu dia pun membuka pintu dan turun dari dalam mobil untuk bertemu dengan Pak RT dan juga mengambil beberapa barang yang akan dia bawa ke Jakarta.

" Pak RT, Bu RT dan Mbak Wati, saya titip rumah, ya? Mungkin saya menunggu beberapa waktu dulu sebelum merenovasi sambil menunggu Ibu sembuh," ucap Kayra saat berpamitan kepada ketua RT dan Mbak Wati yang selama ini banyak membantu Ibunya.

" Iya, Kayra. Insya Allah kami akan menjaga rumah Ibu Sari. Semua barang-barang yang berharga sudah diambil, kan?" tanya Pak RT.

" Sudah, Pak. Kemarin saya sempat titipkan di rumah Mbak Wati. Hanya Furniture saja yang tersisa di rumah. Barang-barang elektronik saya titip di rumah Pak RT saja dulu. Maaf kalau saya jadi banyak merepotkan Bapak dan ibu RT juga Mbak Wati." Kayra merasa tidak enak karena dia merasa banyak merepotkan tetangganya.

" Kita bertetangga sudah lama, Kayra. Sejak Ayahmu masih ada, kami sudah saling tolong-menolong." Pak RT mengatakan jika mereka sudah terbiasa saling membantu apalagi selama ini keluarga Kayra dikenal begitu baik dan ringan tangan dengan tetangga sekitar.

" Oh ya, Pak. Ini saya ada sedikit rezeki untuk Pak RT dan Mbak Wati, tolong diterima, ya!?" Kayra menyodorkan dua buah amplop kepada Pak RT dan Mbak Wati berisi uang masing-masing lima ratus ribu untuk Pak RT dan Mbak Wati. Sudah pasti Kayra sangat tahu diri, meminta bantuan dia juga tidak lupa memberikan imbalan walaupun mereka semua ikhlas menolong Ibunya.

" Apa ini, Kayra? Kamu tidak usah seperti ini! Kami semua ikhlas menolong Ibu Sari." Pak RT menolak amplop berisi uang yang disodorkan oleh Kayra.

" Iya, Kayra. Jangan seperti itu! Kami semua menolong Ibumu karena tanggung jawab sebagai tetangga di sini, tidak perlu dikasih ini." Sama seperti Pak RT, Mbak Wati pun menolak pemberian Kayra.

" Kamu 'kan banyak pengeluaran Kayra, sebaiknya kamu simpan saja uang ini." Bu RT menyadari jika akan banyak pengeluaran yang harus ditanggung oleh Kayra, karena itu dia ikut menegaskan penolakan suaminya terhadap imbalan yang diberikan Kayra.

" Tidak apa-apa, Pak RT. Mbak Wati. Selama ini Bapak dan Ibu RT juga Mbak Wati ikhlas menolong Ibu saya, saya juga ikhlas memberi ini untuk Pak RT dan Mbak Wati. Mohon diterima ya, Pak, Mbak." Kayra memaksa kedua orang itu menerima pemberiannya, walaupun terus ditolak akhirnya setelah dibujuk beberapa kali oleh Kayra Pak RT dan Mbak Wati mau menerima pemberiannya.

*

*

*

Bersambung ...

Happy Reading❤️

Terpopuler

Comments

Deni Marviana💜

Deni Marviana💜

kayra nanti dpt gantinya lbh dr 500rb 😁

2023-01-08

0

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

gaspol lagi

2022-12-04

0

Wirda Lubis

Wirda Lubis

pak RT baik ngak pamri ikhlas membantu kalau di dunia nyata begini pak RT ada apa ngak ya

2022-11-28

1

lihat semua
Episodes
1 Musibah
2 Pulang Ke Bandung
3 Segeralah Kembali Ke Jakarta
4 Pindah Ke Jakarta
5 Membawa Ibu Ke Jakarta
6 Bekerja Sebaik Mungkin
7 Menghemat Pengeluaran
8 Ikutlah Dengan Saya!
9 Kenapa Kamu Malah Duduk?
10 Rencana Helen
11 Rumah Gubuk
12 Menjodohkan Kayra
13 Kemarahan Erlangga
14 Tanpa Harus Membayar
15 Tugas Dari Erlangga
16 Telepon Dari Siapa?
17 Rasanya Aneh
18 Sikap Erlangga Yang Berlebihan
19 Harus Berbohong
20 Kamu Mau Menemani Saya?
21 Jangan Terlalu Dekat Dengan Erlangga
22 Karena Salah Minum
23 Tidak Akan Ada Affair
24 Semalam Dari Mana?
25 Aku Tahu Kau Sedang Berbohong
26 Berhentilah Ikut Campur Masalah Pribadi Saya!
27 Temani Saya, Jangan Ke Mana-Mana
28 Apa Yang Kalian Lakukan?
29 Pindah Tugas
30 Mulutmu Selalu Menampik
31 Halusinasi Erlangga
32 Larangan Menjalin Hubungan
33 Memperistri Kayra
34 Rencana Kabur
35 Rencana Kabur
36 Tidak Ada Larangan Untuk Menikahimu
37 Pelarian
38 Istri Erlangga
39 Kapan Kamu Akan Siap?
40 Dasar Pria Aneh
41 Kenapa Kamu Melepas Cincinmu?
42 Rasa Penasaran Wira
43 Nyonya
44 Belum Pernah Melakukannya Denganmu
45 Saya Akan Melayani Bapak
46 Diamlah! Dan Nikmati Saja!
47 Jadilah Istri Yang Baik
48 Apa Yang Saya Makan, Itu Juga Yang Harus Kamu Makan
49 Wanita Lain
50 Ingin Bersamamu
51 Lupakan Ambisimu!
52 Apa Yang Kau Lakukan Dengan Wira?
53 Merasakan Kenikmatan
54 Ingkar Janji
55 Harus Berani Melawan
56 Kedai Soto
57 Berada Di Sarang Cinta
58 Orang Yang Mencurigakan
59 Pemecatan Rivaldi
60 Mencari Tahu Siapa Jimmy
61 Pasrah Menerima Nasib
62 Menolak Agnes
63 Rasa Kagum Erlangga
64 Undangan Ke Bandung
65 Uang Bulanan
66 Penyusup
67 Kedatangan Caroline
68 Sebaiknya Batalkan Rencana Perceraian Bapak
69 Mandi Bersama
70 Nyonya Erlangga Mahadika Gautama
71 Apa Kurangnya Menjadi Istri Erlangga?
72 Istri Simpanan CEO
73 Menginap Di Villa
74 Sidang Perceraian
75 Ada Apa Di Antara Kamu Dan Erlangga?
76 Restu
77 Ke Salon
78 Sekretaris Kedua
79 Bukan Nyonya Erlangga Lagi
80 Berkunjung Ke Kantor Krisna
81 Takut Kehilangan
82 Isi Dalam Box
83 Pelampiasan Emosi
84 Membuka Lembaran Baru
85 Kisah Kita Sudah Usai
86 Mabuk Perjalanan
87 Sayang
88 Keputusan Resign
89 Mas Erlangga
90 Periksa Kandungan
91 Sesuatu Yang Paling Berharga
92 Sedang Menginginkan
93 Pengaruh Hormon
94 Hanya Halusinasi
95 Jangan Mengusik Kami
96 Status Kayra
97 Di Mana Kayra?
98 Kayra, Sedang Apa Kamu Di Sini?
99 Kalang Kabut
100 Pembalasan Henry
101 Krisis Percaya Diri
102 Apa Kamu Takut Aku Akan Berpaling?
103 Jadi Bos
104 Merasa Sangat Dibutuhkan
105 Wanita Licik
106 Jaya Raya Garment
107 Menggantikan Posisi Kayra
108 Rencana Menculik
109 Kita Lihat Saja Nanti
110 Bakso Beranak
111 Jangan Makan Pedas!
112 Mulai Beraksi
113 Seperti Seorang Ratu
114 Undangan Makan Malam
115 Bukan Menantu Yang Diinginkan
116 Bagaikan Langit Dan Bumi
117 Apa Enaknya Menjadi Istri CEO?
118 Mempersulit Keadaan
119 Membatasi Gerakan Rivaldi
120 Adik Perempuan
121 Mencari Detektif
122 Aktivitas Agnes
123 Semakin Aman
124 Firman Dan Rena
125 Penyamaran Rizal
126 Cerita Masa Lalu
127 Tawaran Menghadiri Pesta Pernikahan
128 Cinderella Dan Pangeran
129 Arina
130 Ketakutan Arina
131 Pengaruh Kehamilan
132 Siapa Mama Rivaldi?
133 Sus Rina
134 Ancaman Agnes
135 Siap Mempertaruhkan Nyawa
136 Otak Cemerlang Rizal
137 Sosok Istri Dan Menantu Idaman
138 Ancaman Erlangga
139 Mengorek Kehidupan Pribadi Rivaldi
140 Sudah Bertobat
141 Sesuatu Yang Janggal
142 Mengurus Anak Sendiri
143 Bertemu Arina
144 Kisah Arina
145 Kania Pratiwi
146 Ketakutan Erlangga
147 Mirip Siapa?
148 Penyesalan Helen
149 Menemani Helen Berbelanja
150 Merasa Terancam
151 Hasil DNA
152 Kejujuran Ibu Sari
153 Berbicara Empat Mata Dengan Nugraha
154 Bertemu Dengan Siapa Tadi?
155 Kayra Yang Cemburu
156 Sosok Sebaik Erlangga
157 Pertemuan Kedua Ibu Mertua
158 Saat Melamar
159 Tamu Istimewa
160 Perasaan Yang Aneh
161 Pelindung Kayra
162 Mana Yang Diutamakan?
163 Berkunjung Ke Suatu Tempat
164 INFO NOVEL BARU
165 Sama-Sama Ibu Bagi Kayra
166 Apa Benar Aku Bukan Anak Ibu?
167 Merasa Tidak Diinginkan Oleh Orang Tuanya
168 Tidak Mengurangi Rasa Cintaku
169 Kamu Wanita Hebat
170 Bisa Berdamai
171 Papa Danny
172 Suami Idaman
173 Rumah Singgah
174 Wanita Yang Disukai Aldi
175 Demi Istri Tercinta
176 Devanka Affandra Mahadika ( Tamat )
177 Kontraksi Palsu
178 Devanka Affandra Mahadika ( TAMAT )
179 Bonchap 1 -- Terbiasa Dengan Suasana Kantor
180 Bonchap 2 -- Menegur Erlangga
181 INFO NOVEL BARU
182 Bonchap 3 -- Undangan
183 INFO NOVEL BARU
184 Bonchap 4 - Sepak Bola
185 Bonchap 5 - Gencatan Senjata
186 INFO NOVEL BARU
187 INFO NOVEL BARU
188 Kepoin novel baru, yuk!
Episodes

Updated 188 Episodes

1
Musibah
2
Pulang Ke Bandung
3
Segeralah Kembali Ke Jakarta
4
Pindah Ke Jakarta
5
Membawa Ibu Ke Jakarta
6
Bekerja Sebaik Mungkin
7
Menghemat Pengeluaran
8
Ikutlah Dengan Saya!
9
Kenapa Kamu Malah Duduk?
10
Rencana Helen
11
Rumah Gubuk
12
Menjodohkan Kayra
13
Kemarahan Erlangga
14
Tanpa Harus Membayar
15
Tugas Dari Erlangga
16
Telepon Dari Siapa?
17
Rasanya Aneh
18
Sikap Erlangga Yang Berlebihan
19
Harus Berbohong
20
Kamu Mau Menemani Saya?
21
Jangan Terlalu Dekat Dengan Erlangga
22
Karena Salah Minum
23
Tidak Akan Ada Affair
24
Semalam Dari Mana?
25
Aku Tahu Kau Sedang Berbohong
26
Berhentilah Ikut Campur Masalah Pribadi Saya!
27
Temani Saya, Jangan Ke Mana-Mana
28
Apa Yang Kalian Lakukan?
29
Pindah Tugas
30
Mulutmu Selalu Menampik
31
Halusinasi Erlangga
32
Larangan Menjalin Hubungan
33
Memperistri Kayra
34
Rencana Kabur
35
Rencana Kabur
36
Tidak Ada Larangan Untuk Menikahimu
37
Pelarian
38
Istri Erlangga
39
Kapan Kamu Akan Siap?
40
Dasar Pria Aneh
41
Kenapa Kamu Melepas Cincinmu?
42
Rasa Penasaran Wira
43
Nyonya
44
Belum Pernah Melakukannya Denganmu
45
Saya Akan Melayani Bapak
46
Diamlah! Dan Nikmati Saja!
47
Jadilah Istri Yang Baik
48
Apa Yang Saya Makan, Itu Juga Yang Harus Kamu Makan
49
Wanita Lain
50
Ingin Bersamamu
51
Lupakan Ambisimu!
52
Apa Yang Kau Lakukan Dengan Wira?
53
Merasakan Kenikmatan
54
Ingkar Janji
55
Harus Berani Melawan
56
Kedai Soto
57
Berada Di Sarang Cinta
58
Orang Yang Mencurigakan
59
Pemecatan Rivaldi
60
Mencari Tahu Siapa Jimmy
61
Pasrah Menerima Nasib
62
Menolak Agnes
63
Rasa Kagum Erlangga
64
Undangan Ke Bandung
65
Uang Bulanan
66
Penyusup
67
Kedatangan Caroline
68
Sebaiknya Batalkan Rencana Perceraian Bapak
69
Mandi Bersama
70
Nyonya Erlangga Mahadika Gautama
71
Apa Kurangnya Menjadi Istri Erlangga?
72
Istri Simpanan CEO
73
Menginap Di Villa
74
Sidang Perceraian
75
Ada Apa Di Antara Kamu Dan Erlangga?
76
Restu
77
Ke Salon
78
Sekretaris Kedua
79
Bukan Nyonya Erlangga Lagi
80
Berkunjung Ke Kantor Krisna
81
Takut Kehilangan
82
Isi Dalam Box
83
Pelampiasan Emosi
84
Membuka Lembaran Baru
85
Kisah Kita Sudah Usai
86
Mabuk Perjalanan
87
Sayang
88
Keputusan Resign
89
Mas Erlangga
90
Periksa Kandungan
91
Sesuatu Yang Paling Berharga
92
Sedang Menginginkan
93
Pengaruh Hormon
94
Hanya Halusinasi
95
Jangan Mengusik Kami
96
Status Kayra
97
Di Mana Kayra?
98
Kayra, Sedang Apa Kamu Di Sini?
99
Kalang Kabut
100
Pembalasan Henry
101
Krisis Percaya Diri
102
Apa Kamu Takut Aku Akan Berpaling?
103
Jadi Bos
104
Merasa Sangat Dibutuhkan
105
Wanita Licik
106
Jaya Raya Garment
107
Menggantikan Posisi Kayra
108
Rencana Menculik
109
Kita Lihat Saja Nanti
110
Bakso Beranak
111
Jangan Makan Pedas!
112
Mulai Beraksi
113
Seperti Seorang Ratu
114
Undangan Makan Malam
115
Bukan Menantu Yang Diinginkan
116
Bagaikan Langit Dan Bumi
117
Apa Enaknya Menjadi Istri CEO?
118
Mempersulit Keadaan
119
Membatasi Gerakan Rivaldi
120
Adik Perempuan
121
Mencari Detektif
122
Aktivitas Agnes
123
Semakin Aman
124
Firman Dan Rena
125
Penyamaran Rizal
126
Cerita Masa Lalu
127
Tawaran Menghadiri Pesta Pernikahan
128
Cinderella Dan Pangeran
129
Arina
130
Ketakutan Arina
131
Pengaruh Kehamilan
132
Siapa Mama Rivaldi?
133
Sus Rina
134
Ancaman Agnes
135
Siap Mempertaruhkan Nyawa
136
Otak Cemerlang Rizal
137
Sosok Istri Dan Menantu Idaman
138
Ancaman Erlangga
139
Mengorek Kehidupan Pribadi Rivaldi
140
Sudah Bertobat
141
Sesuatu Yang Janggal
142
Mengurus Anak Sendiri
143
Bertemu Arina
144
Kisah Arina
145
Kania Pratiwi
146
Ketakutan Erlangga
147
Mirip Siapa?
148
Penyesalan Helen
149
Menemani Helen Berbelanja
150
Merasa Terancam
151
Hasil DNA
152
Kejujuran Ibu Sari
153
Berbicara Empat Mata Dengan Nugraha
154
Bertemu Dengan Siapa Tadi?
155
Kayra Yang Cemburu
156
Sosok Sebaik Erlangga
157
Pertemuan Kedua Ibu Mertua
158
Saat Melamar
159
Tamu Istimewa
160
Perasaan Yang Aneh
161
Pelindung Kayra
162
Mana Yang Diutamakan?
163
Berkunjung Ke Suatu Tempat
164
INFO NOVEL BARU
165
Sama-Sama Ibu Bagi Kayra
166
Apa Benar Aku Bukan Anak Ibu?
167
Merasa Tidak Diinginkan Oleh Orang Tuanya
168
Tidak Mengurangi Rasa Cintaku
169
Kamu Wanita Hebat
170
Bisa Berdamai
171
Papa Danny
172
Suami Idaman
173
Rumah Singgah
174
Wanita Yang Disukai Aldi
175
Demi Istri Tercinta
176
Devanka Affandra Mahadika ( Tamat )
177
Kontraksi Palsu
178
Devanka Affandra Mahadika ( TAMAT )
179
Bonchap 1 -- Terbiasa Dengan Suasana Kantor
180
Bonchap 2 -- Menegur Erlangga
181
INFO NOVEL BARU
182
Bonchap 3 -- Undangan
183
INFO NOVEL BARU
184
Bonchap 4 - Sepak Bola
185
Bonchap 5 - Gencatan Senjata
186
INFO NOVEL BARU
187
INFO NOVEL BARU
188
Kepoin novel baru, yuk!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!