Bab 19

Galaxy akhirnya tiba di perusahaannya. Ia bergegas masuk ke dalam bangunan tinggi menjulang itu kemudian naik dengan menggunakan lift menuju ruangannya.

Setibanya di ruangan tersebut, ternyata seseorang sudah menunggunya dengan wajah cemas. Pak Amir tersenyum kecut menatap Galaxy. Lelaki paruh baya itu tampak pasrah akan nasibnya hari ini.

"Se-selamat pagi, Tuan Galaxy."

"Selamat pagi juga, Pak Amir."

Galaxy membalas senyuman lelaki paruh baya tersebut kemudian membuka pintu ruangannya.

"Silakan masuk," ucap Galaxy sembari melenggang masuk. Sementara Pak Amir mengikuti dari belakang dengan lutut yang bergetar.

Galaxy duduk di kursinya kemudian menatap Pak Amir yang masih berdiri di depan meja dengan kepala tertunduk menghadap lantai.

"Silakan duduk, Pak. Jangan berdiri saja, nanti lutut Bapak akan sakit," titah Galaxy.

Ya, Galaxy tahu bahwa Pak Amir selama ini mengidap penyakit asam urat. Lelaki paruh baya itu sering mengeluhkan kaki dan lututnya yang sakit.

"Ee ... iya, terima kasih, Tuan."

Pak Amir pun bergegas duduk dan menatap Galaxy dengan wajah sendu. Sementara Galaxy masih tampak tenang, seolah tidak ada masalah apa pun yang terjadi antara dirinya dengan Jordi tadi malam.

"Ehm ... Tuan Galaxy, saya ingin min—"

Belum habis Pak Amir berucap, Galaxy tiba-tiba menyela ucapannya.

"Pak Amir tidak lupa 'kan dengan berkas-berkas yang aku minta kemarin pagi?" sela Galaxy dengan sangat tenang.

"Oh ya, sebentar, Tuan."

Pak Amir menyerahkan beberapa berkas kepada Galaxy dengan tangan yang bergetar hebat. Bahkan lembaran kertas yang diserahkan oleh Pak Amir tersebut tampak bergerak tak beraturan.

Galaxy tersenyum tipis sembari meraih berkas-berkas tersebut dari tangan Pak Amir. Sesekali ia melirik ekspresi wajah Pak Amir saat itu.

"Ok. Terima kasih, Pak Amir."

"Ehm ... sama-sama, Tuan." Pak Amir tampak heran karena Galaxy sama sekali tidak membahas soal perkelahiannya tadi malam bersama Jordi.

"Kenapa Tuan Galaxy sama sekali tidak membahas soal Jordi, ya? Apa dia sudah lupa? Ah, ya ... semoga saja begitu," gumam Pak Amir dalam hati.

"Bapak boleh pergi sekarang," ucap Galaxy sambil mengangkat kepalanya menatap Pak Amir yang masih terdiam di kursi depan meja kerjanya.

"Ehm, baik, Tuan. Terima kasih," jawab Pak Amir sambil tersenyum kecut.

Lelaki paruh baya itu bingung harus bagaimana. Apakah ia harus membicarakan masalah Jordi kepada Galaxy atau malah sebaliknya, pergi dari ruangan itu dan melupakannya.

Setelah perdebatan sengit terjadi di kepalanya, akhirnya Pak Amir pun memutuskan untuk membicarakan masalah Jordi kepada Galaxy.

"Tuan Galaxy, maaf jika sebelumnya saya begitu lancang. Saya ingin membicarakan soal Jordi, anak lelaki saya yang tadi malam begitu bodoh karena sudah berani menyerang Anda. Atas nama Jordi, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada Anda, Tuan Galaxy," tutur Pak Amir dengan wajah yang memucat menatap Galaxy.

Galaxy terkekeh pelan mendengar penuturan Pak Amir barusan. "Ehm ... ternyata Jordi sudah menceritakan semuanya kepada Anda, ya, Pak Amir."

Galaxy melepaskan berkas-berkas yang sejak tadi menempel di tangannya ke atas meja. Tatapan dingin lelaki itu masih tertuju pada Pak Amir yang masih duduk di hadapannya dengan ekspresi wajah mengiba.

"Sebenarnya saya sangat malas membahas soal ini kepada Anda, Pak Amir. Sebab ini masalah pribadi dan tidak sepantasnya di bawa ke tempat kerja. Namun, jika Anda memang ingin membahasnya, baiklah. Saya persilakan dan saya berharap Jordi tidak bicara secara berlebihan kepada Anda soal kejadian tadi malam."

Pak Amir menggelengkan kepalanya pelan. "Ehm, sebenarnya Jordi tidak bilang apa-apa kepada saya, Tuan. Ia hanya bilang bahwa tadi malam sempat terjadi pertengkaran antara dia dan Anda."

Galaxy menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi kemudian tersenyum miring. "Baguslah kalau begitu. Setidaknya ia tidak menceritakan bagaimana kelakuannya tadi malam di Kafe tersebut."

"Ehm ... maksud Tuan apa? Sa-saya tidak mengerti. Memangnya apa yang sudah dilakukan oleh Jordi, Tuan Galaxy?" Pak Amir tampak kebingungan.

"Anak lelaki Anda telah melecehkan seorang penyanyi di kafe itu. Saya paling tidak suka melihat seorang laki-laki melecehkan seorang wanita seperti yang dilakukan oleh Jordi tadi malam. Selain itu, anak Anda begitu bangga menyertakan nama baik Anda di perbuatan buruknya. Beruntung dia tidak membawa-bawa nama baik perusahaan ini, kalau sampai itu terjadi, maka saya tidak bisa memaafkannya," jelas Galaxy yang membuat seluruh bulu tubuh Pak Amir berdiri setelah mendengarnya.

"Ma-maafkan putra saya, Tuan Galaxy. Saya berjanji kepada Anda bahwa ini terakhir kalinya ia berbuat seperti itu," ucap Pak Amir dengan terbata-bata. Wajahnya tampak memerah menahan malu. Malu akan perbuatan Jordi yang seperti itu.

Galaxy mengangguk sembari mengibaskan tangannya pelan. "Baiklah. Sekarang Pak Amir bisa pergi sekarang. Saya ingin melanjutkan pekerjaan saya," titah Galaxy.

"B-baik, Tuan. Terima kasih banyak." Pak Amir segera bangkit dari kursi tersebut kemudian membungkuk hormat sebelum ia benar-benar meninggalkan ruangan itu.

Sekarang Pak Amir bisa bernapas dengan lega. Ya, walaupun sebenarnya tubuh lelaki paruh baya itu masih terasa panas dingin karena ketakutan.

...***...

Terpopuler

Comments

Nurak Manies

Nurak Manies

💪💪💕💕💕💕

2022-08-14

2

Dwi Pujansih

Dwi Pujansih

galaxy dewasa bgt

2022-08-13

2

4My_4hy🌺

4My_4hy🌺

bapaknya baik sampai ketakutan kaya anak kecil yg mau dibuang Mak nya,,tp anaknya kok Yo sok banget. ya semoga aja Jordi ada niatan baik buat minta maaf sama gala

2022-08-13

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!