Bugkhhh!
"Aw!" Lelaki itu jatuh tersungkur ke lantai dengan kondisi bibir berdarah. Ia meringis kesakitan sambil memegangi sudut bibirnya yang membiru.
"Kurang ajar! Siapa kamu berani-beraninya memukulku!" Lelaki itu bangkit sembari membentak Galaxy yang masih berdiri di hadapannya dengan posisi siaga.
"Aku bukan siapa-siapa, tapi aku tidak akan pernah membiarkan kamu melakukan hal yang tidak senonoh kepada gadis itu!" sahut Galaxy dengan tegas.
Melody yang merasa ketakutan segera pergi dari tempat itu dan kembali ke belakang panggung untuk menenangkan diri.
Lelaki itu tersenyum sinis. "Oh, jadi kamu belum tahu ya, siapa aku sebenarnya!" Ia menepuk pelan pundak Galaxy dan berdiri tepat di hadapannya.
"Kenalkan namaku Jordi Hermawan putra tunggal Tuan Amir Aziz Hermawan," ucap lelaki itu dengan bangganya memperkenalkan diri kepada Galaxy.
Galaxy tertawa pelan sambil menggelengkan kepalanya. "Ck ck ck! Ayahmu pasti sangat malu punya anak seperti dirimu."
"Apa katamu! Kurang ajar," seru lelaki yang bernama Jordi tersebut, sembari melayangkan tinjunya ke hadapan Galaxy.
Belum sempat kepalan tangan lelaki sombong itu mendarat ke wajah tampannya, Galaxy menyambutnya kemudian memelintir tangan lelaki itu hingga ke belakang punggungnya.
Jordi berteriak kesakitan karena pada saat itu tangannya serasa ingin lepas dari tubuhnya. "Ampun! Ampun! Baiklah, aku akan pergi dan berjanji tidak akan melakukannya lagi!" lirih Jordi dengan air mata yang kini sudah merembes melalui celah sudut matanya.
"Bagus! Sekarang pergilah," ucap Galaxy dengan mantap.
Setelah Galaxy melepaskan tangannya, Jordi pun bergegas keluar dari ruangan itu dengan lari terbirit-birit. Ia takut Galaxy kembali menyerangnya.
Sepeninggal lelaki itu, Galaxy pun segera menyusul Melody yang berada di balik panggung. Gadis itu duduk di sebuah kursi kayu bersama Maya yang selalu setia menemaninya.
"Sekarang kamu sudah mulai baikkan, 'kan, Melody?" tanya Maya sambil mengelus lembut punggung gadis itu.
Melody mengangguk pelan. "Ya. Tadi aku hanya syok saja sebab seumur-umur kita bekerja di sini, tak pernah terjadi kejadian seperti ini, 'kan?"
"Ya, kamu benar," timpal Maya yang ikut menyesal kenapa kejadian seperti itu bisa terjadi. Seandainya ada pengunjung yang nekat naik ke atas panggung pun, mereka bisa bersikap sopan terhadap penyanyinya.
Tepat disaat itu Galaxy tiba di tempat itu bersama Aaron. Menghampiri Melody dan Maya kemudian berdiri di hadapan gadis-gadis itu.
"Melody, apa kamu baik-baik saja?" tanya Galaxy sambil memperhatikan Melody yang tertunduk menatap lantai.
Melihat dua pasangan kaki yang berada tepat di hadapannya, Melody pun segera mengangkat kepalanya dan mendongak menatap kedua lelaki itu.
"Aku baik-baik saja. Terima ka ...."
Melody menghentikan ucapannya. Ia terpelongo dengan mulut menganga setelah menyadari siapa yang sedang berdiri di hadapannya.
"Kamu!" pekik Melody.
Tubuh Melody yang tadinya tampak tegak, tiba-tiba meleleh dan akhirnya jatuh dari kursi ke lantai ruangan dengan kondisi tidak sadarkan diri.
Gadis itu jatuh pingsan dan membuat semua orang yang ada di ruangan itu kalang kabut, termasuk Galaxy.
"Ya ampun, Melody kenapa?" tanya Aaron kepada Maya yang kini sedang berjongkok, mencoba mengangkat tubuh gadis itu.
"Saya tidak tahu, Tuan Aaron," jawab Maya mencoba mengangkat tubuh Melody yang sintal padat berisi. Namun, tidak semudah itu bagi Maya yang tubuhnya lebih langsing dari pada gadis itu. Sekuat apa pun ia mencoba, tubuh Melody tetap tidak bergerak dari posisinya.
"Biar aku saja!" Tanpa basa-basi Galaxy mengangkat tubuh Melody dan berniat membawanya ke sebuah ruangan yang sedikit lebih tenang dari tempat itu.
"Bawa ke ruanganku saja, Gala!" titah Arron yang kini mengikuti langkah Galaxy bersama Maya.
"Baik."
Maya tersenyum simpul dengan wajah memerah menatap gerak-gerik Galaxy yang menurutnya sangat gentleman.
Setibanya di ruangan itu, Galaxy segera merebahkan tubuh Melody ke atas sebuah sofa. Sedangkan Maya duduk di samping gadis itu sembari melepaskan sepatu boot serta memberikannya olesan minyak kayu putih.
"Sebaiknya kita keluar, Aaron. Biarkan ia beristirahat," ucap Galaxy.
"Ya. Kamu benar."
Galaxy dan Aaron pun kembali ke meja mereka. Sementara Maya mendapat tugas baru dari boss-nya untuk menemani Melody yang masih tidak sadarkan diri di ruangan itu.
"Maafkan aku, tapi kuharap kamu tidak tersinggung dengan ucapanku. Aku rasa Melody jatuh pingsan setelah melihatmu, Gala," ucap Aaron kepada Gala yang kini berjalan di sampingnya dengan wajah datar tanpa ekspresi apa pun.
Gala merespon ucapan Aaron. Dia menoleh kemudian tersungging sebuah senyuman tipis di wajahnya.
"Menurutku juga begitu. Tapi kenapa? Apakah gadis itu memiliki dendam kesumat kepadaku, padahal aku tidak pernah melakukan apa pun terhadapnya," sahut Galaxy sambil terkekeh pelan.
"Jadi benar, kalian memang saling kenal?" Aaron menatap Galaxy lekat.
"Tidak. Hanya saja aku pernah bertemu dengannya beberapa kali sebelum ini," jawab Galaxy.
"Oh." Aaron mengangguk pelan.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Itarohmawati Rohmawati
kan ..kena siall😅😅
2022-08-13
5
Eka ELissa
sprti melo pingsan tkut kna sial ktmi glaxi lagi...😁😁😁
2022-08-10
3
Alexandra Juliana
Tuh benar kan kata Maya stlh melihat Galaxy, Melody pasti pingsan 😄😄
2022-08-09
1