Bab 5

Beberapa hari berikutnya.

"Gala, hari ini usiamu sudah genap 27 tahun. Apakah kamu masih belum kepikiran untuk menikah?" tanya Dania sembari membantu Gala merapikan kemeja yang melekat di tubuhnya.

Gala tersenyum tipis. "Nanti saja, Mom. Aku masih ingin menikmati masa mudaku," jawabnya tanpa beban.

Dania menghela napas berat. "Itu lagi."

Sudah ribuan kali Dania menanyakan hal itu kepada Gala dan ribuan kali pula Gala menjawabnya dengan jawaban yang sama. Dania bahkan sudah hapal serta sudah sangat bosan mendengar jawaban dari anak lelakinya itu.

"Lalu Mommy ingin mendengar jawaban yang seperti apa dariku?" Gala kembali tersenyum kemudian menyentuh kedua pundak Dania dengan lembut.

"Aku akan segera menikah. Itulah jawaban yang sangat ingin Mommy dengar darimu, Gala." Dania menatap serius wajah anak lelakinya itu bahkan tanpa berkedip sedikitpun.

Gala terkekeh pelan. "Sebaiknya kita sarapan dulu, Mom. Aku sudah lapar dan butuh asupan untuk memulai aktivitas luar biasaku hari ini."

"Gala, jangan mencoba mengalihkan pembicaraan." Dania mulai kesal.

Namun, Gala tampak tidak peduli. Ia meraih tas jinjing miliknya kemudian melenggang keluar dari ruangan itu. Sementara Dania masih menatap kesal kepada Gala yang kini menghilang dari balik pintu.

"Dasar, ya, bocah itu! Kenapa dia suka sekali bikin aku kesal," gerutu Dania yang kemudian segera menyusul Gala keluar dari ruangan tersebut kemudian menutup pintunya.

Dania melangkah menuju ruang makan dan secara tidak sengaja dia bertemu dengan Daniel yang juga ingin menuju ruangan tersebut. Dania tersenyum menatap suaminya itu, sementara Daniel membuang muka sambil mencebikkan bibirnya.

"Kenapa?" tanya Dania sembari memeluk lengan kekar Daniel.

"Sekarang kamu itu lebih memilih putra kesayanganmu dari pada suamimu sendiri, ya. Setiap pagi kamu selalu menghabiskan waktu untuk menemani Gala, sementara aku? Aku dibiarkan sendiri," celetuk Daniel.

Dania terkekeh pelan. "Jangan cemburu begitu, Tuan Daniel. Bukankah semua kebutuhanmu sudah aku siapkan sebelum aku keluar menemui Gala? Air hangat, pakaian, sepatu dan semuanya tinggal digunakan saja."

"Tapi aku rindu ketika kamu mengancingkan kemejaku, memasangkan dasiku, merapikan setelan jasku. Aku rindu itu semua, Dania. Dan Gala sudah mengambil semua itu dariku," celetuknya lagi.

"Iya-iya, baiklah. Besok aku akan ada untukmu, hanya untukmu. Bukan untuk Gala, bukan untuk Berlian, hanya kamu. Sekarang tersenyumlah," ucap Dania sambil tersenyum hangat menatap wajah Daniel.

"Janji, ya! Awas, kalau kamu menghilang lagi. Jika kamu tidak menepati janjimu, maka aku akan mengunci pintu kamar kita dan menyimpan kunci itu di tempat yang tidak kamu ketahui. Oh ya, ngomong-ngomong soal Berlian, di mana anak itu?"

Dania menghela napas kasar. "Di mana lagi kalau bukan di tempat tidurnya yang empuk dan hangat."

Daniel menggelengkan kepalanya. "Kenapa dengan anak gadismu itu? Kenapa dia tidak seperti dirimu yang suka bekerja keras. Apa kita yang salah mendidiknya, ya?"

Dania menyandarkan kepalanya di pundak Daniel dan kaki mereka terus melangkah menuju ruang makan. "Biarkan saja dia, Mas. Mungkin dia masih ingin bersenang-senang dan menikmati masa lengangnya. Tapi, aku yakin Berlian bukan gadis pemalas yang suka ungkang-ungkang kaki dan menengadahkan tangan meminta uang kepada kita."

"Semoga saja."

Kini Daniel dan Dania sudah tiba di ruangan itu. Melihat kedatangan kedua orang tuanya, Gala pun segera menyapa mereka sambil tersenyum hangat.

"Selamat pagi, Mom, Dad."

"Pagi, Gala. Bagaimana pekerjaanmu?" Daniel duduk di kursinya dan di susul oleh Dania yang kini duduk tepat di samping suaminya itu.

"Baik, Dad. Semuanya berjalan lancar, sama seperti biasanya," jawab Gala seraya memasukkan beberapa menu sarapan paginya ke atas piring.

"Bagus lah kalau begitu. Daddy sangat bangga kepadamu."

"Selamat pagi Daddy! Selamat pagi, Mommy! Selamat pagi, Kak Gala! Selamat pagi semuanya!" terdengar suara cempreng itu dari kejauhan.

Sosok gadis cantik serupa Dania berlari memasuki ruangan itu dan duduk di kursi miliknya. Dania, Daniel dan Galaxy menatap heran ke arah Berlian yang terlihat aneh. Penampilannya tampak sangat berbeda dari biasanya, membuat mereka bertiga bertanya-tanya.

"Kamu mau kemana dengan pakaian seperti itu, Berlian?" tanya Dania dengan heran.

"Hari ini aku akan bekerja, Mom!" sahut Berlian dengan sangat antusias.

"Bekerja?!" pekik ketiganya yang kemudian saling lempar pandang.

...***...

Terpopuler

Comments

Itarohmawati Rohmawati

Itarohmawati Rohmawati

keluarga yng kocak

2022-08-13

4

Puja Kesuma

Puja Kesuma

wow...pasti ada udang di balik batu si berliana...kog tiba tiba mau kerja😁😁

2022-08-12

2

Sunarty Narty

Sunarty Narty

nah kn br di omongin g mirip Dania pekerja keras,lah giliran mau kerja kaget semua 🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭

2022-07-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!