"Melody, kamu mendapat giliran yang ke-dua, ya! Setelah Maya," titah Om Heri kepada Melody.
"Ok, Om!"
Sementara Maya sudah mendapat giliran. Ia melambaikan tangannya kepada Melody kemudian menghilang dari pandangan gadis itu.
Musik dan lantunan nada pun mulai terdengar. Suara khas Maya yang serak-serak seksi itu menggema di seluruh ruangan. Goyangan serta keberanian gadis itu menjadi pusat perhatian para pengunjung. Terutama kaum Adam.
"E ... aaaa! E-e-e-e ... aaaa!" seru Maya sambil bergoyang heboh, seheboh musik yang mengalun di ruangan tersebut.
Di sebuah meja VIP, yang letaknya paling depan. Di mana Galaxy dan Aaron tengah duduk sambil menikmati lantunan musik serta berbagai camilan di atas meja mereka.
"Bagaimana menurutmu, Gala? Dangdut itu menyenangkan, bukan?" tanya Aaron sambil tersenyum kepada Galaxy yang sejak tadi hanya diam dengan mata tertuju ke arah panggung di mana Maya dan anggota musik lainnya sedang melakukan tugas mereka.
Gala tersenyum sambil mengangguk pelan. "Ya, menurutku cukup menghibur."
Sebenarnya Galaxy bukanlah lelaki yang menyukai acara-acara seperti sekarang ini. Ia lebih suka ketenangan. Namun, karena ini merupakan undangan dari sahabat lamanya itu, maka ia pun tidak mungkin untuk menolaknya.
"Hanya cukup, Gala? Ya, ampun! Aku pikir kamu akan berkata bahwa acara ini benar-benar menghibur atau sangat-sangat menghibur. Eh, taunya hanya cukup," celetuk Aaron sambil tertawa renyah.
Galaxy tersenyum kecut sambil menggaruk pelipisnya.
"Lalu bagaimana dengan artisnya? Cantik 'kan?" goda Aaron sambil mengedip-ngedipkan matanya kepada Galaxy.
Galaxy mengangguk pelan. "Ya ... cantik."
"Ini baru permulaan. Aku punya penyanyi andalan yang di mana penampilannya selalu dinanti-nantikan oleh pengunjung cowok di kafe ini. Tunggu sebentar lagi, setelah ini giliran gadis itu. Menurutku, dia gadis tercantik yang pernah aku temui. Hanya saja, dia terlalu sulit untuk ditaklukkan. Bahkan uang dan kekayaanku saja tidak sanggup meluluhkan hatinya," tutur Aaron.
"Wow! Benarkah? Ck ck ck." Galaxy menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Aku tidak menyangka bahwa cowok terkeren pada masanya ini, ternyata pernah ditolak juga!" lanjut Gala.
"Bukan ditolak, hanya belum berhasil saja!" sanggah Aaron yang kini kembali tertawa renyah bersama Galaxy.
"Oh ya, apa kamu tidak penasaran siapa nama gadis itu? Namanya seindah suaranya dan juga secantik orangnya," lanjut Aaron.
"Ehm, siapa?"
"Namanya Melody Indah. Pas banget, 'kan? Suaranya bagus, orangnya cantik pula! Ehm, sempurna pokoknya!" sahut Aaron.
Galaxy mengangguk. "Ya, nama yang bagus."
Maya yang masih asik menari dan menyanyi di atas panggung, terus menatap Galaxy tanpa berkedip sedikit pun. Ia begitu terpesona kepada lelaki itu. Namun, sayangnya Galaxy tidak terlalu tertarik. Ia malah tertarik pada pemusik yang asik memainkan berbagai alat musik dengan begitu harmonis.
Hingga di sesi terakhirnya, Galaxy masih tidak tertarik dengan penampilan Maya. Padahal gadis itu sudah melakukan berbagai cara agar Galaxy memberikan perhatian kepadanya. Hal itu membuat Maya sedikit kesal dan ia kembali ke balik panggung dengan wajah yang cemberut.
Melody memperhatikan Maya yang kini datang mendekat. "Kamu kenapa, Maya? Kok, wajahnya ditekuk begitu?" tanya Melody heran.
"Ternyata lelaki tampan itu sombong, Mel. Dia bahkan tidak mau melihat ke arahku," celetuk Maya sambil menjatuhkan dirinya ke atas sebuah kursi plastik di samping Melody.
Melody terkekeh pelan. "Wajarlah dia sombong. Dia 'kan tampan!"
Maya menegakkan tubuhnya yang tadi lunglai kemudian menatap Melody dengan tatapan serius. "Kamu sudah melihatnya? Bagaimana-bagaimana, menurutmu dia tampan 'kan?"
Melody menggelengkan kepalanya pelan. "Aku belum lihat dan aku sama sekali tidak tertarik."
Maya mencebikkan bibirnya kemudian kembali menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. "Kalau kamu tidak melihat lelaki itu, bagaimana kamu bisa menyimpulkan bahwa lelaki itu tampan?"
"Kan tadi kamu yang bilang begitu," sahut Melody.
Maya memutarkan bola matanya sambil memasang wajah malas. "Halah, kirain!"
"Melody, sekarang giliran kamu. Cepat!" titah Om Heri dari kejauhan.
"Ok, Om! Cuss," jawab Melody sembari bangkit dari kursinya kemudian melambaikan tangan kepada Maya.
"Sekarang udah giliranku, beri aku semangat, dong!"
"Semangat!" sahut Maya sambil tersenyum menatap Melody.
"Terima kasih!" Melody pun bergegas menyusul Om Heri dan siap melakukan tugasnya.
"Cepat! Cepat! Boss Aaron sudah tidak sabar menunggu giliranmu," ucap Om Heri sambil menuntun Melody menaiki panggung. L
"Jangan sampai mengecewakan, ya! Ingat, kariermu di sini dipertaruhkan," lanjut lelaki itu.
"Ok. Siap, Om!" jawab Melody dengan sangat percaya diri.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Nurak Manies
😁😁😅😅😅
2022-08-08
3
Sunarty Narty
waduh gmn nanti y
2022-08-05
3
@Ani Nur Meilan
Semoga Melody ngga kena sial saat ketemu Galaxy 🤣🤣🤣🤣
2022-08-04
2