Bab 14

Setelah beberapa saat kemudian.

"Ka-kalian jangan bangga dulu! Kalian tunggu saja pembalasan dariku," ucap Jordi dengan terbata-bata setelah melihat seluruh bodyguard-nya jatuh tersungkur di lantai ruangan itu dengan kondisi yang cukup memprihatinkan.

Galaxy tertawa sinis. "Masih ingin merengek kepada Ayahmu, Jordi Hermawan, putra tunggal dari tuan Amir Aziz Hermawan?"

"Jangan sebut nama Ayahku dengan mulut kotormu itu!" bentak Jordi dengan wajah memerah menatap Galaxy.

"Ok! Tapi ingat, setelah kamu pulang dari sini, katakan pada Ayahmu bahwa aku menunggunya besok pagi di ruanganku. Katakan Galaxy Putra Dirgantara ingin bicara empat mata dengannya," sahut Galaxy dengan wajah dinginnya.

"Ga-Galaxy Putra Dirgantara?!" pekik Jordi dengan keringat dingin yang kini mengucur dari kedua belah pelipisnya. Lelaki itu tampak panik setelah tahu dengan siapa ia berhadapan saat ini.

Galaxy tidak menggubris lelaki itu, ia merapikan jaket yang melekat di tubuhnya kemudian bersiap untuk pulang.

"Aaron, catat saja seluruh kerugianmu. Chat ke nomorku, nanti akan kutransfer uangnya," ucap Galaxy tanpa memperdulikan bagaimana reaksi Jordi serta para bodyguard-nya saat itu.

"Tidak usah dipikirkan, Galaxy. Oh ya, kamu ingin pulang sekarang?" tanya Aaron sembari menghampiri Galaxy.

"Ya. Ini sudah larut dan aku tidak ingin Mommy-ku cemas. Kamu tahu 'kan bagaimana Mommy," sambung Galaxy.

"Ok, baiklah. Tapi jangan jera, ya. Jika kamu datang lagi ke sini, aku jamin bahwa kejadian ini tidak akan terulang lagi," sahut Aaron.

Galaxy mengangguk pelan sambil tersenyum tipis dan bersiap pergi dari tempat itu. Namun, belum sempat Galaxy melangkahkan kaki, Jordy kembali menghampirinya dengan wajah memelas.

"Tuan Galaxy, maafkan saya. Saya tidak tahu bahwa ternyata Anda—" Belum habis Jordi berucap, Galaxy mengangkat tangannya ke hadapan wajah lelaki itu.

"Katakan saja pada Ayahmu bahwa besok aku ingin bicara dengannya," sela Galaxy dengan acuh tak acuh.

"Tapi, Tuan—"

Setelah mengucapkan hal itu, Galaxy pun segera keluar dari kafe tersebut dan menuju tempat parkir. Sementara Jordi dan teman-temannya segera diamankan oleh para penjaga keamanan.

"Hhh, tau rasa kamu! Makanya jangan sok!" ucap Aaron kepada Jordi yang sudah ketakutan setengah mati.

Keesokan harinya.

Di kontrakan Melody dan Maya.

Melody yang baru saja bangun dari tidurnya, segera menuju kamar mandi. Namun, belum sempat ia memasuki ruangan berukuran kecil tersebut, Maya sudah menghadangnya.

"Melody, sini deh! Ada yang ingin aku ceritakan kepadamu," ucap Maya dengan begitu antusias menghampiri Melody yang sudah berada di depan pintu kamar mandi.

"Aku mau mandi dulu. Nanti saja setelah aku selesai mandi," sahut Melody.

"Tidak! Pokoknya harus sekarang!" Maya yang kini sudah berdiri di hadapan Melody, segera meraih tangan gadis itu kemudian membawanya duduk di kursi makan.

"Aduh, Maya! Aku sudah gerah ini," protes Melody.

"Sebentar saja!" bujuk Maya lagi.

Setelah berhasil membujuk Melody untuk duduk di kursi tersebut, Maya pun segera menyusul dan duduk tepat berseberangan dengan gadis itu.

"Kamu tahu tidak?!" ucap Maya sambil tersenyum puas.

"Tidak."

"Oh, ayolah, Melody!" Maya terkekeh pelan. "Ini soal Tuan Galaxy, sahabat Tuan Aaron yang tampan itu," lanjutnya.

"Oh, lelaki pembawa sial itu. Memangnya kenapa dia?" tanya Melody heran.

"Ish! Pembawa sial lagi!" gerutu Maya. "Kamu tau enggak? Tepat setelah kamu pergi, lelaki mesum itu kembali lagi dengan membawa serta teman-temannya."

Melody membulatkan matanya. "Hah? Serius!" pekiknya.

"Serius lah! Masa aku bohong, sih!" jawab Maya.

"Terus-terus, gimana kelanjutannya?" tanya Melody yang semakin penasaran.

"Apa lagi? Ya, mereka berkelahi lagi, lah! Tuan Galaxy dikeroyok ramai-ramai sama teman lelaki mesum itu. Namun, sayangnya Tuan Galaxy jauh lebih unggul dari mereka. Mereka kalah telak sementara lelaki mesum itu ketakutan setengah mati!" jelas Maya dengan sangat antusias.

"Wuih, keren!" gumam Melody.

"Hanya begitu reaksimu, Mel?" pekik Maya dengan alia yang saling bertaut.

"Terus kamu mau aku bereaksi seperti apa? Jingkrak-jingkrak kesenangan sambil memberi yel-yel untuk lelaki itu?" Melody terkekeh pelan.

"Ya ampun, Mel! Tuan Galaxy melakukan itu karena membela kamu. Seharusnya kamu mengucap terima kasih kek, sama dia," lanjut Maya sambil menggelengkan kepalanya.

Melody terdiam sesaat sambil menatap sahabatnya itu dengan tatapan tajam. "Baiklah kalau begitu. Nanti aku akan berterima kasih kepadanya," sahut Melody kemudian.

"Kapan?" tanya Maya sekali lagi.

"Kalau aku bertemu dengannya, lah! Aku tidak mungkin mendatangi rumahnya, sementara aku tidak tahu di mana alamat rumah lelaki itu," lanjut Melody sambil menekuk wajahnya.

"Ah, ya, sudah. Terserah padamu lah," ucap Maya kemudian.

Melody bangkit dari posisinya kemudian melenggang menuju kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya. Sementara Maya masih terdiam di meja makan sambil memperhatikan Melody yang kini menghilang dari balik pintu kamar mandi.

...***...

Terpopuler

Comments

Atik Marwati

Atik Marwati

melody... tar kalo dah cinta dunia bagai milik berdua

2023-09-17

0

Leerienna

Leerienna

mati kutu si Jordy begitu siapa Galaxy

2022-08-11

3

Nurak Manies

Nurak Manies

💪💪💕💕💕💕💪💪

2022-08-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!