Saya masih ting-ting
Dijamin masih ting-ting
Sama sekali belum berpengalaman ...
Hey!
Suara merdu Melody menggema hingga ke seluruh ruangan membuat para pengunjung yang sejak tadi sudah tidak sabar menunggu gilirannya, kini bersorak sorai sambil bertepuk tangan menyambut aksi gadis itu.
"Melody! Melody! Melody!"
Teriakan para pengunjung yang menyebutkan namanya secara bersama-sama membuat Melody semakin bersemangat menyanyi dan menari di atas panggung tersebut.
Dress pendek di atas lutut dengan berbagai hiasan payet dan bunga menjadi andalannya saat bernyanyi. Sepatu boot tinggi hampir menyentuh lutut, menjadi pelindung kakinya nan mulus saat melenggang di atas panggung.
"Lihatlah, Gala! Itu dia Melody. Gadis yang tadi aku ceritakan kepadamu. Bagaimana menurutmu, dia cantik 'kan?" ucap Aaron dengan sangat antusias kepada Galaxy.
Galaxy melihat ke arah Melody yang sedang melenggak-lenggok di atas panggung. Ekspresinya yang tadi tampak biasa-biasa saja, kini berubah menjadi semakin serius.
"Melody?!" pekik Galaxy pelan.
Ia tersenyum tipis setelah menyadari bahwa gadis yang bernama Melody tersebut adalah gadis yang selama ini selalu bersikap dingin jika bertemu dengannya. Gadis pertama dan satu-satunya yang tidak bersikap centil atau mencari perhatian saat bertemu dengannya.
Melody sempat mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, termasuk ke arah meja yang ditempati Aaron dan Galaxy. Namun, hanya sebentar. Setelah itu ia kembali fokus pada penampilannya. Ia bahkan tidak menyadari bahwa lelaki yang tengah duduk bersama Aaron adalah lelaki yang selalu membawa kesialan untuknya.
"Bagaimana, dia cantik 'kan?" tanya Aaron lagi sambil menepuk pundak Galaxy yang kini sedang menatap Melody tanpa berkedip sedikit pun.
"Ya, dia sangat cantik. Tidak salah jika kamu tergila-gila pada gadis itu," celetuk Galaxy.
Aaron tertawa pelan sambil meluncurkan tinjunya ke lengan Galaxy. "Haha, kamu tahu saja!"
Kini tatapan Aaron kembali tertuju pada Melody, begitu pula Galaxy. Ia begitu fokus menatap Melody yang tampak begitu cantik dengan tampilan panggungnya itu.
Ruangan itu berubah menjadi semakin ramai setelah kehadiran Melody. Apa lagi lelaki yang menempati meja yang letaknya di sebelah Galaxy. Lelaki itu terus saja berteriak, meneriakkan nama Melody dengan sangat antusias.
Sejak awal kehadiran Melody hingga sekarang, dia lah yang paling semangat dan paling antusias menyambutnya. Mengalahkan antusias penonton lainnya. Galaxy penasaran, ia menoleh ke arah lelaki itu.
Galaxy tahu bahwa lelaki itu bukanlah lelaki sembarangan. Terlihat dari pakaian yang ia kenakan saat itu. Bermerek dan pastinya tidak sembarang kalangan yang mampu membelinya.
Tepat di saat itu, lelaki tersebut bangkit dari kursinya kemudian melenggang ke arah panggung. Galaxy terus memperhatikan gerak-gerik lelaki itu dengan seksama. Sementara Aaron malah begitu fokus pada Melody yang masih melantunkan lagunya.
Lelaki itu menghampiri para penjaga yang berjaga di sekitar panggung. Ia menyerahkan sejumlah uang kepada salah satu penjaga keamanan kemudian mulai berbisik-bisik. Entah apa yang dibicarakan oleh orang itu, Galaxy pun tidak tahu.
Namun, ia punya feeling yang kuat bahwa lelaki itu memiliki niat lain terhadap Melody. Benar saja, sepersekian detik berikutnya, sang penjaga keamanan memperbolehkan lelaki itu naik ke atas panggung di mana Melody masih asik menari dan menyanyi.
Lelaki itu naik ke atas panggung kemudian menghampiri Melody. Ia mengibaskan-ngibaskan sejumlah uang ke atas kepala Melody sambil berseru.
"Teruslah menari, Melody! Teruslah menari!"
Melody mulai merasa tidak nyaman karena ini pertama kalinya ada seorang pengunjung berani naik hingga ke atas panggung dan menggodanya seperti itu. Sembari menyanyi, Melody melirik Om Hery yang berdiri di salah satu sudut panggung sambil memetik gitarnya.
Melody mempertanyakan soal lelaki itu kepada Om Harry dengan bahasa bibir. Om Hery menggeleng pelan. Ia pun tidak tahu bagaimana lelaki itu bisa naik ke atas panggung.
"Ya, sudahlah! Mungkin lelaki ini adalah salah satu tamu kehormatan Tuan Aaron,," gumam Melody dalam hati. Mencoba berpikiran positif sambil terus menyunggingkan senyuman manisnya kepada lelaki itu.
Ternyata bukan hanya Melody dan para pemusik yang tampak kaget, tetapi juga Aaron sang pemilik kafe tersebut.
"Loh! Siapa lelaki itu? Siapa yang sudah mengizinkannya naik ke sana!" pekik Aaron dengan wajah kesal.
"Aku pikir kalian memang memperbolehkan pria itu naik ke atas panggung," sahut Galaxy.
"Ya, untuk penyanyi yang lain, tetapi tidak berlaku untuk Melody!" tegas Aaron.
Galaxy menoleh ke arah panggung dan ternyata lelaki itu sudah mulai nakal. Ia mencoba meraba bokong padat milik Melody dan gadis itu terus menolaknya. Menyaksikan hal itu, emosi Galaxy pun memuncak. Ia berlari ke arah panggung tanpa mempedulikan Aaron atau siapa pun yang ada di kafe tersebut.
"Jangan lakukan itu, Tuan! Jauhkan tanganmu dariku!" bentak Melody dengan wajah kesal.
"Ayolah, Melody. Sekali saja, setelah itu kamu pasti ketagihan," ucap lelaki itu sambil mencoba meraba bokong Melody.
Namun, belum sempat tangan lelaki itu memegang dress Melody, tiba-tiba sebuah kepalan tinju mendarat di wajahnya.
Bugkhhh!
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
lovely
imej penyanyi dangdut itu memang kbnyakan terkenal murahan mau di pegang ini itu apalagi klo sawerannya mengiurjan blum goyangan yg terkenal erotis gue sendiri jijay liat penyanyi dangdut meski ga semua mau di pegang2 tapi imej nya dah jelekk blm goyangannya 🥵😜
2022-08-25
6
Itarohmawati Rohmawati
aku masih ting ting thoor ..anjayyy😅😅😅
2022-08-13
3
Nurak Manies
oh no🤭🤭🤣🤣🤣
2022-08-08
3