"Ya, ampun! Tadi siapa? Aku tidak salah lihat, 'kan?" Akhirnya Melody tersadar dan kini ia mencoba bangkit sambil memijit kepalanya yang masih sakit.
"Eh, pelan-pelan, Mel! Nanti kamu jatuh lagi," ucap Maya sembari menahan tubuh Melody agar tidak terjatuh dari sofa tersebut.
"Kan, apa aku bilang. Saking gantengnya lelaki itu, kamu bahkan sampai jatuh pingsan dibuatnya," lanjut Maya.
"Hah?" Melody tersentak kaget dan menatap Maya dengan wajah serius.
"Aku pingsan bukan karena syok setelah melihat wajahnya yang ganteng itu, May. Tapi karena sesuatu yang lain! Aku jatuh pingsan setelah tahu siapa lelaki itu!" lanjutnya.
Maya tertawa pelan sembari menggoda Melody. "Ah, yang benar!"
"Ya ampun, May! Apa kamu tahu, lelaki itu adalah lelaki yang selama aku hindari. Dia adalah lelaki yang selalu membuat aku ketiban sial. Dan sekarang terbukti lagi 'kan? Aku tiba-tiba mendapatkan kesialan pasti karena dia juga berada di tempat ini!" jelas Melody dengan begitu antusias kepada Maya.
Maya terdiam sejenak dengan wajah aneh menatap Melody. Ya, Melody memang sering bercerita kepadanya soal laki-laki misterius, pembawa sial yang selalu membuat gadis itu ketiban sial. Namun, Maya sama sekali tidak pernah menyangka bahwa lelaki pembawa sial itu adalah Galaxy, sahabat big boss-nya itu.
"Mel, kamu masih waras, 'kan?" Maya meraba kening Melody sambil geleng-geleng kepala, heran.
Melody kesal. Ia menepis tangan Maya sambil menekuk wajahnya. "Apa kamu pikir aku sudah gila? Ya, iyalah. Aku masih waras!"
"Iya, deh. Maafkan aku," sahut Maya yang tidak ingin memperpanjang masalah kepada gadis itu.
"Sekarang, di mana lelaki itu?" Melody celingak-celinguk mencari keberadaan Galaxy yang membuat Maya tidak bisa menahan senyumnya.
"Dia sudah kembali ke depan. Apa kamu ingin menyusulnya?" tanya Maya.
"Ish! Amit-amit jabang bayi. Yang ada sialku semakin menjadi-jadi jika terus berada di sekitar lelaki itu. Ah, sebaiknya aku pulang saja!" Melody bangkit dari tempat duduknya kemudian melenggang keluar dari ruangan itu.
"Melody, tunggu!" Maya bergegas menyusul Melody kemudian mensejajarkan langkahnya bersama gadis itu.
"Kamu serius ingin pulang, Mel?" tanya Maya sambil menatap heran ke arah gadis itu.
"Ya. Sebaiknya aku pulang saja. Dari pada aku berada di sini bersama lelaki itu," jawab Melody mantap.
"Menurutku, sebaiknya kamu temui Tuan Aaron dan minta izin kepadanya," ucap Maya, memberi saran kepada Melody.
Melody memutarkan kedua bola matanya dengan malas. "Menemui tuan Aaron sama artinya menemui lelaki itu. Ah, tidak! Sebaiknya lupakan saja. Dari pada aku mendapatkan kesialan-kesialan lainnya," sahut Melody.
Maya hanya bisa menghela napas panjang mendengar jawaban dari gadis itu. "Aku sempat mengintip sebelum perkelahian antara tuan Galaxy dan lelaki mesum itu terjadi, Mel. Dan menurutku tuan Galaxy itu bak seorang pahlawan di sini. Dia menyelamatkanmu dari gangguan lelaki mesum itu."
Melody tertawa pelan. "Ya, dia yang menjadi biang keroknya, dia pula yang menjadi pahlawannya."
"Ish, Melody!" Maya berdecak sebal.
Kini Melody dan Maya tiba di tempat mereka sebelumnya. Ruang tunggu yang terletak di belakang panggung. Melody meraih tas serta barang-barang miliknya dan bersiap untuk pulang.
"Aku pulang duluan ya, May. Bilang sama boss Aaron kalo aku tidak enak badan dan butuh istirahat," ucap Melody sebelum melenggang pergi dari ruangan itu.
"Baiklah," jawab Maya yang tampak pasrah.
Sementara Melody pulang lewat pintu belakang, di depan tampak Jordi si pengacau kembali dengan mengajak serta teman-temannya.
Lelaki itu masih menyimpan rasa kesal yang amat sangat terhadap Galaxy yang sok-sokan menjadi pahlawan dan mempermalukan dirinya di hadapan orang banyak.
Jordi kembali masuk ke dalam kafe tersebut bersama para bodyguardnya. Ia mencari sosok Galaxy dan akhirnya ia menemukan lelaki itu duduk di meja depan bersama Aaron.
"Itu dia orangnya!" ucap Jordi sembari menunjuk ke arah Galaxy yang sedang asik menenggak minuman dinginnya.
Melihat kedatangan para lelaki itu, para pengunjung lainnya segera menghambur. Mereka tidak ingin terlibat dalam perkelahian itu. Sementara Aaron dan Galaxy bersiap menyambut kedatangan para lelaki sangar tersebut.
"Brengsek! Ternyata lelaki itu belum kapok juga!" kesal Aaron dengan wajah memerah.
"Sebaiknya kamu pergi saja, Aaron. Biar aku yang menghadapi mereka," ucap Galaxy sambil menatap serius ke arah para lelaki yang datang mendekat ke arahnya.
"Tidak. Tanganku juga gatal, Gala. Mereka memang harus dikasih pelajaran biar kapok!" sahut Aaron.
Kini para lelaki sangar itu audah berada satu meter di hadapan Galaxy dan Aaron. Tanpa aba-aba, mereka segera menyerang Galaxy dan Aaron dengan beringasnya.
Perkelahian sengit pun terjadi di ruangan itu. Para bodyguard yang di ajak oleh Jordi tersebut tampak beringas. Mereka bahkan sampai menggunakan kursi-kursi yang ada di ruangan itu untuk menyerang Galaxy dan Aaron.
Namun, tak sekali pun serangan mereka berhasil mendarat dan menyakiti tubuh Galaxy dan Aaron. Malah sebaliknya, beberapa di antara mereka malah terjerembap ke lantai akibat serangan kedua lelaki itu dan membuat nyali mereka mulai menciut.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Nurak Manies
💪💪💕💕💕💕
2022-08-10
2
Sunarty Narty
galaxy d lawan
2022-08-09
2
Susanti Wahyuningsih
lanjjuuttt thoorr,,,
🌹🌹🌹
2022-08-08
2